2
Ilustrasi Smart City Hartarto Lojaya

Saat ini semakin banyak orang di berbagai belahan dunia yang mengkampanyekan aksi “zero waste”, yaitu menciptakan hidup nol sampah. 
Mengapa? Karena produksi sampah yang jumlahnya sangat banyak itu bisa mengancam keseimbangan lingkungan dan hidup manusia.
Sayangnya masih banyak dari kita yang abai dengan hal ini.
Tidak usah jauh-jauh, di sekitar tempat tinggal saya, di kota Bandarlampung, masih banyak masyarakat yang kerap buang sampah sembarangan. 
Nah beberapa hari yang lalu saya sempat menonton film berjudul “Racing to Zero”, yang menceritakan tentang bagaimana suatu kota bersahabat dengan sampah. 
Film ini kembali me-refresh ingatan saya tentang konsep Smart City gagasan seorang pengusaha yang pernah menjabat sebagai anggota DPRD Lampung, Hartarto Lojaya, di tahun 2016 silam. Jika konsep menarik itu diterapkan, pasti Bandarlampung bisa jadi kota layak huni.” Pikirku saat itu.
Konsep Smart City (kota cerdas) saat ini pun tengah marak digalakkan berbagai negara, termasuk Indonesia.
Beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makasar adalah contoh kota yang telah menerapkan konsep Smart City.
Kota berbasis Smart City akan semakin memudahkan aktivitas dan kesejahteraan masyarakat tentunya.
Karena berbagai tantangan dan permasalahan suatu kota dapat lebih mudah ditangani, seperti hal yang berkaitan dengan layanan publik, tata kelola kota, sistem transportasi yang terintegrasi, dan lainnya. 
Terlebih kota Bandarlampung punya segudang potensi menjanjikan untuk mampu menjadi kota modern, yang sejajar dengan kota-kota besar lainnya, seperti Jakarta misalnya.
Untuk itu sangat tepat sekali jika kota ini bisa segera mengaplikasikan konsep yang dikemukakan oleh Hartarto Lojaya tersebut. 
Gagasan itu menurutku sangat kredibel untuk masa depan Bandarlampung.
Apalagi kita hidup di era serba teknologi, yang hampir seluruh aktivitas masyarakat banyak memanfaatkan perangkat teknologi.
Jika kita tidak mampu memanfaatkannya dengan baik, maka Bandarlampung akan jauh tertinggal nantinya. 
Rasa penasaran pun menggerakkan saya untuk kembali mencari informasi mengenai konsep yang digagas beliau.
Melalui berbagai referensi yang saya dapatkan di internet, dapat disimpulkan bahwa konsep Smart City yang digaungkan Hartarto Lojaya ini sangat berkaitan erat dengan dunia digitalisasi. 

Lantas Seperti Apa Konsep Smart City hartarto Lojaya?



Saat ini berbagai transaksi di masyarakat telah banyak yang menggunakan e-money. Berbagai aktivitas pun banyak diakukan dengan memanfaatkan aplikasi berbasis digital serta terkoneksi internet. 
Sistem drainase, informasi terkait peta bencana, hingga masalah lampu penerangan bisa tersistem dan lebih efektif. 
Ilustrasi Smart City Hartarto Lojaya

Tak hanya itu dengan mengintegrasikan kemajuan teknologi dan informasi, dapat menciptakan tata kelola kota serta pemerintahan yang baik, meningkatkan kualitas SDM, kehidupan ekonomi, hingga kepedulian terhadap lingkungan. 
Hal inilah yang terkonsep dalam rancangan Smart City Bandar Lampung yang digagas Hartarto Lojaya. 

Elemen Penting Dari Smart City Hartarto Lojaya



Konsep kota cerdas yang digaungkan Hartarto Lojaya ini memiliki setidaknya 7 elemen penting, untuk mewujudkan sebuah kota menjadi modern dan layak huni. Berikut hasil yang saya dapatkan.

Smart Governance (Pemerintah Cerdas)



Smart governance merupakan salah satu indikator penting dalam mewujudkan kota cerdas.
Apalah gunanya seabrek fasilitas yang dimiliki suatu kota, jika tidak memiliki seorang pemimpin cerdas.
Intinya, apapun alat maupun teknologinya, semua hanya akan sia-sia jika tidak didukung dengan Bupati atau Walikota yang cerdas.
Begitupun dengan Bandarlampung, yang punya banyak potensi untuk menjadi kota maju dan modern.
Impian menjadikan kota ini maju tidak akan mudah terwujud, jika ditangani oleh pemerintah daerah yang tidak kompeten.  
Untuk itu diperlukan sosok pemerintah yang mampu menciptakan ide kreatif dan cerdas. 
Nah menurut Hartarto Lojaya elemen ini adalah prioritas pertama dalam mewujudkan konsep Smart City.
Pemilihan pejabat birokrasi akan lebih efektif. Karena konsep Smart City pastinya akan menggunakan pemilihan yang berbasis elektronik.
Dengan ini maka harapan untuk mendapatkan pemimpin yang baik serta bersih sangat mungkin.
Karena konsep ini setidaknya mampu menekan peluang KKN, yang sampai saat ini praktiknya kian marak, baik dari pemilihan lurah hingga pejabat dinas lainnya.
Berbagai persoalan seperti ketimpangan ekonomi, kesemrawutan kota, kesenjangan sosial, masyarakat bandel, kriminalitas, hingga tingginya pengangguran, adalah dampak dari buruknya pemimpin. 
Praktik ini dikenal dengan istilah lelang jabatan, dimana pemilihan dilakukan secara transparan. Dan siapapun yang berminat akan melalui serangkaian fit and proper test
Dari situ akan dipilih mereka yang memang punya kualitas dan kompetensi terbaik di bidangnya
Jadi tidak ada lagi yang namanya unsur jabatan atas dasar kekerabatan ataupun money politic.
Lelang jabatan ini akan menciptakan sebuah persaingan sehat. 
Selain itu dengan sistem teknologi informasi saat ini, bisa digunakan masyarakat bersama ombudsman untuk mengawasi dan mengevaluasi hasil dan kinerja para pekerja birokrasi. 
Nantinya para PNS dengan nilai terbaik berdasarkan sistem penilaian berbasis IT akan mendapatkan reward, dan sebaliknya bagi yang mendapatkan nilai buruk akan diberikan sanksi yang sesuai. 

Smart People (Masyarakat Cerdas)



Potensi dan kemajuan sebuah kota akan berkembang maksimal, jika didukung oleh kualitas pendidikan dan kesehatan yang baik bagi masyarakat. 
Saat ini Bandarlampung memang telah memfasilitasi warganya dengan pendidikan dasar dan kesehatan gratis. 
Sayangnya dalam praktiknya, pelayanan dan fasilitas yang diberikan cenderung memprihatinkan. 
Saya pribadi kerap mendengar berita tentang keluhan pasien BPJS kelas menengah ke bawah, yang diperlakukan tidak ramah oleh petugas kesehatan.
Bahkan sampai ada yang tidak dipedulikan dan ditelantarkan. Ini semua hanya karena mereka pasien BPJS atau gratis. Miris, bukan?
Untuk itu sangat diperlukan sebuah kebijakan yang tidak hanya fokus pada kebijakan itu, tetapi juga pada pelaksanaan serta pelayanannya untuk masyarakat. 
Jangan lagi ada ucapan, “namanya juga gratis” dalam konotasi negatif. 
Selain itu, pemerintah juga harus memberikan kenyamanan bagi para pelaksana kebijakan. 
Misalnya dengan memberikan insentif kepada tenaga kesehatan atas prestasinya. Dan sangat perlu juga untuk meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana yang baik. 
Di bidang pendidikan, terutama pendidikan gratis, hendaknya tidak hanya fokus pada anak didik. 
Tapi hendaknya juga pada hal lainnya yang terkait, misalnya pada ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, untuk menunjang proses belajar mengajar yang efektif. 
Saya sangat sedih dan prihatin dengan kondisi sekolah yang tidak layak, banyak bangunan sekolah bocor, bahkan masih ada sekolah sangat minim fasilitas di kota Bandarlampung. 
Tidak hanya itu, pemerintah juga harus memberikan perhatian intens pada guru. 
Saya kerap melihat guru yang mengajar hanya sebagai penggugur kewajiban. Bahkan cenderung ada yang tidak peduli dengan kemajuan muridnya.
Untuk itu sangat perlu untuk meningkatkan kualitas serta kesejahteraan guru. Misalnya dengan memberikan beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang S2/S3. 
At least, bisa juga dengan memberikan guru reward atas prestasinya mengajar. 
Dengan begitu, cita-cita mulia mencerdaskan kehidupan bangsa ini akan terwujud dengan sangat baik.
Karena pendidik berkualitas akan menghasilkan peserta didik yang berkualitas juga. 

Smart Economy (Ekonomi Cerdas)



Potensi luar biasa yang dimiliki Bandarlampung adalah sebuah keuntungan. Terlebih letak geografis Lampung yang menjadi pintu gerbang menuju Pulau Sumatra.
Hal ini membuka peluang besar bagi Lampung untuk mengembangkan sektor perdagangan, ekonomi kreatif, dan pariwisatanya. 
Jika potensi ini bisa dikelola dengan optimal, maka kehidupan masyarakat akan sangat sejahtera. 
Untuk itu diperlukan adanya kerjasama yang baik antara pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat.
Di sini tugas pemerintah adalah sebagai penyedia fasilitas umum, seperti merevitalisasi kondisi pasar tradisional. 
Sehingga masyarakat dapat memaksimalkan penjualan berbagai kebutuhan, misalnya sayuran, ikan, buah, sandang dan pangan. 
Selanjutnya pemerintah bisa membantu mempromosikan pasar itu. Dan yang terpenting memudahkan para investor yang ingin menanamkan modalnya. 
Sektor bahari yang cukup potensial juga bisa dikembangkan dengan penataan yang lebih baik, misalnya dengan menyediakan pasar khusus ikan yang nyaman dan bersih. 
Pasar bersih tentunya daya tarik tersendiri bagi pembeli. Dan ini tentunya dapat meningkatkan taraf hidup para nelaysn juga. 
Para nelayan dibekali dengan alat navigasi canggih, serta dilakukan pembinaan bagaimana cara agar hasil tangkapan mereka bertambah. 
Lampung juga terkenal dengan potensi alamnya yang indah. Dikelilingi deretan pantai memukau merupakan keunggulan yang bisa dimaksimalkan untuk memajukan serta mensejahterakan masyarakat. 
Kawasan tepi pantai bisa dikembangakan sekreatif mungkin untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan daerah. 
Konsep wisata tepi pantai ini nantinya akan membantu pemerintah dalam hal pengentasan kemiskinan dan penekanan angka pengangguran. 
Ekonomi kreatif akan tumbuh dengan baik dan terbukanya banyak lapangan kerja. 
Industri rumahan maupun pedagang kecil yang dibantu oleh Bank Pasar bisa membantu para ibu-ibu untuk lebih berdaya. 
Misalnya dengan memproduksi oleh-oleh berupa makanan dan souvenir khas Lampung, yang bisa dijajakan kepada para pelancong. 
Kebayang betapa nyamannya tinggal di kota ini jika konsep Smart City ini bisa direalisasikan. 

Smart Living (Kehidupan Cerdas)



Sebuah kota cerdas bukan hanya tentang banyaknya gedung-gedung mewah dengan menjamurnya berbagai fasilitas canggih bagi masyarakatnya.
Tetapi kota yang cerdas adalah kota yang nyaman ditinggali. 
Bandarlampung akan menjadi kota layak huni jika semua elemen di atas dapat terpenuhi dengan baik.
Rasa toleransi dijunjung tinggi, tidak ada lagi kasus krimnalitas hanya karena masalah ekonomi, tidak ada lagi anak putus sekolah hanya karena orangtua tidak punya pekerjaan, dan terciptanya rasa aman bagi masyarakat.
Kehidupan yang cerdas akan menciptakan kehidupan yang nyaman. Bahkan kota ini bisa dijadikan pilihan kita kelak untuk menghabiskan masa tua. 

Smart Mobility (Mobilitas Cerdas)



Kota cerdas tentunya harus didukung dengan akses layanan moda transportasi yang nyaman, serta infrastruktur jalan yang memadai. 
Sehingga masyarakat pun lebih nyaman dalam bepergian. 
Saya pribadi sangat takut untuk naik angkutan umum di Bandarlampung. Karena masih banyak supir angkot yang suka ugal-ugalan di jalanan. 
Terlebih supir angkot suka menyetel musik yang super keras. Selain itu aksi kejahatan juga kerap terjadi di angkutan umum ini.  
Dengan adanya konsep Smart City, pemerintah bisa melakukan pembinaan dan pelatihan untuk para supir, agar mengemudi dengan baik dan memprioritaskan kenyamanan penumpangnya.
Dan hendaknya juga ada jalan khusus bagi masyarakat yang ingin berjalan kaki atau bersepeda. 
Terutama juga untuk mereka para penyandang diasabilitas. Selain baik untuk kesehatan, dua alternatif ini juga bisa mengurangi polusi udara. 
Pastinya kita semua bisa bahagia, bila setiap pagi bisa menikmati keindahan kota dengan tanpa polusi. 
Smart City tidak akan lengkap tanpa adanya layanan pengaduan masyarakat yang responsif 24 jam.
Untuk itu pemerintah juga harus membentuk Bandarlampung Centre yang buka 24 jam setiap harinya. 

Smart Environment (Lingkungan Cerdas)



Hartarto Lojaya juga mengatakan bahwa kota Bandarlampung hendaknya menyediakan suasana lingkungan nyaman serta aman untuk masyarakatnya. 
Salah satunya dengan ketersediaan taman kota, yang dilengkapi taman bermain anak serta fasilitas olahraga yang memadai bagi masyarakat Lampung. 
Taman kota ini juga harus mengedepankan tata pengelolaan sampah yang baik. 
Jika begini pastinya taman kota tidak hanya menjadi tempat bermain anak, tapi juga bisa menjadi tempat para anak muda atau pun orang dewasa yang ingin bersantai, sambil menikmati indahnya kota Bandarlampung. 
Kehadiran taman kota ini akan menjadi penyeimbang seiring maraknya pembangunan ruko maupun pusat-pusat perbelanjaan besar di Bandarlampung, yang bagi saya pribadi hanya membuat kota ini tampak sesak. 
Selain itu nantinya akan ada juga program Bedah Kampung untuk mendukung penambahan area kawasan hijau, serta berbagai fasilitas kebersihan di tiap kelurahan. 
Tak hanya itu nantinya juga akan ada perbaikan sistem aliran sungai di lokasi-lokasi penduduk yang sangat padat. 
Dari pembahasan tentang Smart City Bandar Lampung yang digagas Hartarto Lojaya di atas, saya semakin yakin bahwa dengan mengaplikasikan konsep Smart City, kota Bandarlampung yang sangat kita cintai ini kelak mampu menjadi salah satu kota terdepan.


Posting Komentar

  1. Tak sabar untuk melihat kota Bandar Lampung tercinta ini mengaplikasikan konsep smart city 😇

    BalasHapus
  2. Potensi bandar lampung memang memadai. Oleh karena itu harus dikembangkan sebaik mungkin. Saya sepakat dengan konsep Smart City ini, semoga bisa diwujudkan.

    BalasHapus

 
Top