2
Foto: pictagram.org


Barangsiapa yang tidak menyayangi manusia, niscaya Allah tidak akan menyayanginya. (HR. Muslim)


Hadits di atas memberikan pemahaman akan pentingnya memelihara, dan menumbuhkan rasa kasih sayang sesama manusia. Namun, pada kenyataannya, ada beberapa peristiwa yang menunjukkan hilangnya kecintaan pada diri manusia. Padahal manusia itu diberkahi oleh Allah SWT dengan fitrah "cinta" dalam dirinya.

Zaman memang telah mengalami banyak perubahan. Dan hal ini diiringi pula dengan perubahan sikap serta tingkah laku manusia. Pada masa ini, kita sering dikejutkan dengan berita-berita heboh yang menghennyakkan. Kejadian-kejadian di luar nalar seolah menjadi bagian dari kehidupan. Coba perhatikan, berapa banyak terdengar kabar tindak kejahatan sadis, diskriminasi, dan ketidak pedulian terhadap sesama. 

Perasaan kecewa, sedih, marah, dan kadang mengutuk, kerap mengerubungi saat menyaksikan prilaku manusia yang di luar nalar dan tidak berprikemanusiaan. Apa sudah begini parahnya dunia, sehingga banyak orang terlihat baik-baik saja saat melakukan hal tidak beradab. Salah satu contohnya adalah apa yang dialami oleh seorang janda berumur tujuh puluh tahun bernama Nursiah. 

Nenek Nursiah tinggal di Desa Waru, Parung, Bogor. Saat ini ia sedang berjuang melawan kanker kulit yang menggerogoti bagian wajahnya. Luka di pangkal hidung yang awalnya kecil, kini telah menjalar ke bagian mata. Nenek yang tinggal seorang diri harus berjuang sendiri karena keluarganya (anak-anaknya), tidak peduli lagi dengannya. Padahal mereka tinggal berdekatan. 

Hati anak-anaknya seperti sudah mati. Mereka sama sekali tidak iba melihat keadaan nenek Nursiah. Rasa simpati justru berdatangan dari orang-orang di sekitar lingkungannya, dan mereka di luar sana yang mengetahui keadaan sang Nenek. 

Bagaimana bisa anak menyia-nyiakan orang tua? Tidakkah ingat bagaimana perjuangan orang tua? Nyawa pun ia pertaruhkan demi anak-anaknya. Kasih sayang orang tua itu tulus tanpa pamrih. Namun kenapa mereka sering terabaikan?

Allah SWT berfirman, "Dan kami perintahkan kepada manusia (agar berbaik-baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku kembalimu." (Q.S Luqman: 14)

Allah akan sangat murka terhadap anak-anak yang memperlakukan kedua orang tuanya dengan tidak baik. Terutama terhadap sang Ibu, seorang wanita mulia penuh kasih sayang, yang surga ada di bawah telapak kakinya. Berbakti kepada keduanya adalah salah satu kunci mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat.

Alhamdulillah, Allah ta'ala memberikan pertolongan untuk nenek Nursiah melalui tangan-tangan mereka yang sangat peduli sesama. Komunitas kemuslimahan yang kuikuti juga mamfasilitasi kami untuk membantu Nenek. Dan melalui Lembaga Amil Zakat (LAZ) Jakarta, kini Nenek bisa mendapatkan pengobatan layak di rumah sakit secara intensif. Para donatur juga membantu tidak hanya berupa materi, tetapi juga hal-hal lainnya yang dibutuhkan selama proses pengobatan. Subhanallah. Semoga Allah membalas kebaikan mereka. 

Nenek Nursiah memang sudah mendapatkan penanganan Dokter. Namun, kendalanya kini adalah siapa yang akan menjaga dan menemaninya selama di rumah sakit? Sang anak yang diminta kesediaannya mengurus Nenek selama di rumah sakit, malah minta dibayar layaknya orang bekerja. Naudzubillah. 

Seorang Ibu, apapun beban kehidupan yang harus dipikulnya, dengan segenap jiwa dan kemampuannya, tak akan pernah menolak untuk mengurus anak-anaknya, dengan cinta kasih dan tak berharap imbalan apapun. Sebaliknya, anak-anak (misalnya lima orang atau le bih), belum tentu mampu mengurus hanya seorang Ibu. 

Tak heran jika panti jompo masih berpenghuni. Karena para anak merasa keberatan atau tak sanggup mengurus orang tuanya. Bagi yang tidak punya dana mengirim orang tuanya ke panti jompo, maka orang tua akan hidup terlantar sendirian hingga ajal menjemput. 

Kita memang bukan manusia sempurna. Tapi bukan berarti ketidaksempurnaan itu menjadikan kita bersikap apatis, terlebih pada orang tua. Ingatlah nasihat berharga Rosulullah SAW, "Orang tua adalah pintu surga yang paling tinggi, Sekiranya engkau mau. Sia-siakanlah pintu itu atau jagalah." (HR. At-Tirmidzi)


#KelasFiksiMateri10
#KelasFiksiODOP
#HijaberWriter




Posting Komentar

  1. Ya Alloh, semoga saya dan kita dijauhkan dari menjadi anak anak yang tidak berbakti sama orang tua.

    Namun, di satu sisi jadi berintropeksi, bagaimana saya mendidik anak? Karena juga kelak kita yang menuainya.

    Wallohua'lam

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin ya rabb

      suka sedih kalau ada orang tua yang ga dipedulikan anaknya. semoga kita tidak termasuk anak yang menyia-nyiakan Ayah dan Ibu.

      Hapus

 
Top