13



Judul               : The Subtle Art Of Not Giving A Fuck
Penulis             : Mark Manson
Penerbit           : Harper One
Edisi                : Pertama 2016
Tebal               : 240
Harga              : Rp256.000
Edisi Bahasa Inggris

Pernahkah Anda merasa sangat sedih hingga pikiran Anda terkuras hanya untuk memikirkan hal itu? Atau Anda merasa hidup Anda tidak bahagia seperti hidup orang lain? Dalam kondisi seperti ini, sebagian orang biasanya akan berusaha menutupi, menghindar, dan menyangkalnya agar orang lain tidak dapat menangkap apa yang sedang dirasakannya. Namun tak jarang pula justru ada yang terjebak dalam masalahnya, hingga energinya terkuras untuk selalu memikirkan hal itu.

Baiklah, pertanyaannya sekarang adalah, apakah dengan penyangkalan, larut dalam kesedihan dan terus resah dengan masalah yang Anda hadapi, akan mengubah hidup Anda lebih baik? Yang terjadi justru hidup Anda akan semakin tidak menyenangkan. Dan tentunya Anda tidak dapat menikmati hidup yang hanya sebentar di bumi ini. Nah, fenomena seperti inilah yang ditangkap oleh Mark Manson, seorang penulis asal Amerika yang juga aktif di dunia blogging. Mark menuangkan idenya dalam sebuah buku pengembangan diri berjudul “The Subtle Art Of Not Giving A Fuck”.

Buku ini berisi tentang bagaimana seharusnya kita menyikapi kehidupan, bagaimana bangkit dari kegagalan, bagaimana melihat sebuah kelemahan, bagaimana cara mendapatkan hidup yang lebih bahagia, dan bagiamana berkata tidak terhadap hal yang tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Semua itu diulas secara blak-blakan oleh Mark di dalam karyanya ini.

Menurut Mark Manson, sejatinya kehidupan itu juga diwarnai serangkaian masalah yang takkan pernah ada habisnya. Dan bagi mereka yang merasa bahwa masalah yang datang adalah sebuah gangguan, maka hidup mereka akan mulai tidak menyenangkan. Hidup jadi terasa menyebalkan bagi orang-orang yang cenderung menghindari masalah. Untuk itulah penawar yang tepat adalah dengan bersikap masa bodo terhadap setiap masalah itu. Namun Mark menyatakan bahwa bersikap masa bodo itu bukan berarti menjadi seorang yang apatis atau acuh tak acuh. Tetapi menanamkan pemikiran bijak terhadap segala hal yang terjadi. Di sinilah seninya. Berikut salah satu nasihat Mark dalam bukunya.

“if you’re stuck on a problem, don’t sit there and think about it: just start working on it. Eeven if you don’t know what you’re doing, the simple act ofworking on it will eventually cause the right ideas to show up in your head”

Jika selama ini kita dijejali pikiran bahwa bersikap positif merupakan kunci dari kesuksesan dan kebahagiaan, tetapi menurut Mark pikiran seperti itu hanya akan membuat kita tidak mampu memberdayakan diri lebih baik. Yang Mark maksud di sini adalah bahwa mulailah untuk belajar menerima setiap kenyataan dan keadaan diri apa adanya. Tdak perlu menguras energi atau memaksa diri menjadi apa yang orang lain inginkan.

Source: panmacmillan.com.au

Mark melihat banyak orang terlalu mempermasalahkan hal-hal sepele yang sebenarnya tidak penting untuk dipikirkan. Misalnya ketakutan tidak dianggap cantik atau terlihat jelek di depan umum. Dan Mark pun menjawabnya dalam buku ini, bahwa hidup Anda mungkin menyedihkan, sulit, dan tidak sesuai harapan. Tetapi tidak perlu berkecil hati karenanya. Pastikan bahwa kesulitan itu adalah bagian dari perjuangan Anda untuk mewujudkan apa yang Anda mau. Yang harus dilakukan, tak lain adalah dengan bersikap bodo amat terhadap kesulitan itu. Begitu kita merangkul rasa takut, menerima keterbatasan, berhenti berlari dari masalah dan mulai menghadapinya dengan tegar, meski harus merasakan sakit sekalipun.tetapi justu hal itu akan membantu kita menemukan keberanian, kejujuran, ketekunan, dan tanggung jawab yang selama ini diinginkan.

“You can’t be an important and life changing presence for some people without also being a joke and an embarrassment to others”

Kelebihan Buku

Buku "The Subtle Art Of Not Giving A Fuck" ini unik dan berbeda dari buku pengembangan diri lainnya. Judul yang ditampilkan sangat menarik rasa penasaran pembaca untuk mengetahui isinya. Terlebih dibalut cover buku berwarna orange yang cukup mencolok. Bahasa yang disampaikan Mark manson dalam buku ini pun sangat mudah dicerna. Dia mengungkapkan semuanya dengan blak-blakan. Namun hal ini justru yang membuat pembaca terus menikmati setiap tulisannya. Dengan kata lain, buku ini telah menjadi tamparan segar bagi siapapun yang membacanya dalam menyikapi kehidupan. Mark telah berhasil menarik pembaca untuk mulai bersikap cuek terhadap hal yang tidak penting untuk meraih kepuasan dan kebahagiaan hidup. dan mengajak pembaca keluar dari khayalan dan penolakan.

Tebal halaman buku yang berjumlah 240 halaman sudah sangat efektif untuk jenis buku pengembangan diri. Dan tiap bab selalu diawali dengan cerita seorang tokoh, yang masih berkaitan dengan isi bab tersebut. Cerita ini dinarasikan sangat apik oleh penulis. Sehingga membuat pembaca mampu menghayatinya. Dan aku pun mampu dibuatnya menertawai diri sendiri saat membacanya. Tak hanya itu,  aku mulai sesekali merenungi ilustrasi dan pernyataan-pernyataan yang ditulis Mark dalam buku ini. ternyata apa yang dia katakana ada benarnya. Terlebih Mark juga selalu melengkapi setiap bab dengan kalimat bijak bercetak tebal di bagian tengah, yang mengajak pembaca berpikir lebih dalam tentang maknanya.

Kekurangan Buku

Di balik keunggulannya, buku ini menurutku memiliki kekurangan dari segi diksi yang digunakan. Bahasanya cenderung agak kasar. Seperti penggunaan kata “fuck” yang cukup mendominasi isinya. Jadi buku ini sebaiknya dibaca oleh mereka yang telah cukup dewasa agar mampu menafsirkan dengan baik maksud diksi yang digunakan Mark.

Rekomendasi

Buku "The Subtle Art Of Not Giving A Fuck" ini sangat cocok sekali sebagai buku bacaan bagi yang suka buku-buku pengembangan diri atau motivasi. Karena isinya disajikan dengan renyah dan mudah dipahami. Terutama bagi yang sedang merasa terpuruk, sedih, kecewa, bermasalah, gagal, dan hal lainnya yang membuat hidup jadi tidak menyenangkan. Karena di sini penulis tidak menyajikan kalimat buaian atau kata-kata manis penghibur diri. Tetapi Mark menyuguhkannya sesuai kenyataan yang mencerahkan pikiran pembaca. Yuk, yang ingin membacanya bisa mendapatkan bukunya di toko buku terdekat. Saat ini sudah ada versi Indonesianya juga, lho.


Posting Komentar

  1. Wah jadi penasaran dengan buku ini. Diakui atau tidak memang hidup manusia selalu tak lepas dari yang namanya masalah. Tinggal bagaimana kita mensikapinya. Tak perlu menguras energi untuk memikirkan hal kecil. Trims bocoran isi bukunya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak buku ini berhasil mengubah mindset kita. Bahwa masalah dan kekurangan bukan hal yang harus menghambat kemajuan kita.

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Versi terjemah sudah ada mas. Judulnya "Seni bersikap bodo amat"

      Online shop sudah banyak juga kalau nggak mau riweuh ke book store

      Hapus
  3. Keren euy bacaannya Mbk Rika, ini salah satu motiasi ya buat kita makin lebih baik lagi. Kalau aku punya masalah pastilah ada ya, tinggal bagaimana kita memandang masalah itu ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak. Yang penting jangan terjebak terus dalam masalah.

      Hapus
  4. Wahh jadi tertarik nih baca bukunya setidak referensi baru untuk memotivasi diri agar tetap tegas dalam segala keadaan di hidup ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bang buku ini bagus buat motivasi. Banyak poin yang akan mengubah pola pikir kita.

      Hapus
  5. sepertinya buku ini menarik untuk dibaca ya. terus terang dalam menghadapi masalah saya sudah sampai tahap masa bodo. tetapi tetap menjadi diri sendiri ya. dan juga iklas.
    hidup itu sudah masalah. belum lagi masalah yang lain. oh ya seru kayaknya buku ini. tapi memang ya harus orang dewasa yang membacanya karena istilah blak blakan itu yang kadang ga ngenakin mata.

    BalasHapus
  6. Buku favoritku tahun 2018. Buku yang memberi sudut pandang baru untuk melihat suatu masalah. Bukan menekankan mencari solusi ya Mbak, tapi lebih pada menerima dan berlapang dada.

    Kereeen. Resensinya keren. Aku jadi pengen baca ulang ��

    BalasHapus
  7. bersikap bodo amat, kadang emang perlu di zaman now. ehee, soalnya kadang terlalu perhatian ke orang lain juga bisa jadi gak menyenangkan bagi orang lain tersebut.
    Resensinya bagus, karena buku ini muatan nya sangat berat menurutku

    BalasHapus
  8. belum baca buku ini, karena emang kurang suka bacaaan yang berat, tapi resensinya keren loh, mbak.. jadi tahu memandang permasalahan dari berbagai sudut pandang

    BalasHapus

 
Top