Hari itu, sekelompok mahasiswa dari berbagai daerah turun ke jalan melakukan aksi demonstrasi. Mereka menuntut kebijakan baru pemerintah yang dinilai tidak adil bagi rakyat.
Aksi ini bermula dari viralnya cuitan di salah satu media sosial, yang tagarnya jadi trending. Nino, salah satu mahasiswa asal daerah di Sumatra yang aktif di media sosial jadi tergerak untuk ikut aksi yang digaungkan.
Tanpa pikir panjang, ia pun berangkat ke Ibukota dengan mengajak beberapa temannya. Sayang, situasi mulai tidak terkendali hingga aparat terpaksa mengambil tindakan tegas.
Malang bagi Nino, ia terjatuh dan terinjak-injak masa aksi, hingga akhirnya tak sadarkan diri. Hanya beberapa jam di rumah sakit, Nino pun menghembuskan napas terakhir.
Kejadian ini memang hanya sebuah cerita fiktif. Namun, kejadian-kejadian ini telah sering terjadi hingga tingkat global.
Pada 2011 aktivis Mesir menggunakan Twitter untuk memulai aksi menentang pemerintahan Hosni Mubarak. Di 2014 kelompok pemuda Hongkong mengorganisir aksi melalui media sosial untuk memprotes pemerintah pusat China di Beijing atas penghapusan pemilihan langsung kepala pemerintahan Hongkong.
Sementara di Indonesia, unggahan potongan video Buni Yani di Facebook telah menggerakkan masa dalam aksi 212.
Ya, inilah fakta bahwa media sosial punya kekuatan luar biasa, mulai dari penggiringan opini, provokasi, hingga penggerakkan massa besar-besaran.
Cerita di atas tentu tidak akan pernah berakhir sedih, jika masing-masing kita mampu bersikap bijak dalam menggunakan media sosial.
Karena bagaimana pun, media sosial punya sisi positif dan negatif. Manfaatnya hanya akan didapat jika pengguna media sosial memanfaatkannya dengan baik.
Dampak Positif Media Sosial
Jika dilihat dari sisi positif, tentu kita semua sepakat bahwa media sosial makin memudahkan untuk kita melakukan berbagai aktivitas berbasis digital.
Namun, manfaat baik dari media sosial bukan hanya sekadar itu, ada beberapa hal positif yang bisa kita dapatkan dengan adanya media sosial, di antaranya:
Memudahkan Komunikasi
Saat ini kita makin dimudahkan untuk terhubung dengan siapapun, bahkan meski terpisah jarak ribuan kilometer sekalipun. Media sosial mampu menjangkaunya dengan mudah, murah, dan cepat.
Di antara media sosial yang paling populer digunakan dalam komunikasi adalah Whatsapp, di mana kita dapat berinteraksi melalui kirim pesan, telepon, hingga video call.
Hal ini pun sangat membantu di masa pandemi Covid-19. Meskipun aktivitas sosialisasi dibatasi dan kita pun terpaksa harus jauh dari keluarga, saudara, rekan kerja, dan teman-teman, namun melalui media sosial, kita bisa tetap membangun hubungan sosial tanpa terbatas ruang, jarak,dan waktu.
Akses Informasi yang Lebih Mudah
Dengan adanya media sosial, kita pun sangat terbantu untuk mencari informasi apapun dengan lebih mudah dan cepat.
Salah satunya yang baru-baru ini kulakukan ketika ingin mencari informasi tentang perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia melalui laman Indozone.
Namun rasa dahaga akan informasi membuatku menjelajahi Indozone ke rubrik berita lainnya, hingga aku pun tertarik untuk membuka kategori informasi tentang Health (kesehatan).
Dari artikel berjudul “Ternyata WFH Bisa Buat Kamu Sakit Loh, Apalagi Jika di Depan Laptop Terus Menerus” kudapatkan informasi dan fakta bahwa seharian di rumah dan menghabiskan waktu cukup lama di depan laptop bisa berakibat buruk bagi kesehatan mata.
Ya, sejak pandemi aku bekerja seharian di depan laptop di rumah. Tak hanya itu, terkadang di saat free time, aku manjakan diri dengan menonton film di laptop hingga larut malam.
Awalnya aku berpikir mataku yang suka memerah dan kepala pusing hanya karena faktor kurang tidur. Ternyata hal ini juga bisa diakibatkan oleh lamanya duduk dan menatap layar laptop, yang mengakibatkan kita terkena Computer Vision Syndrome.
Dari artikel itu, aku pun jadi paham dan kini tahu apa yang harus dilakukan agar terhindar dari Computer Vision Syndrom.
Media Hiburan
Sejak Pandemi COVID-19 melanda, banyak aktivitas terpusat di rumah. Hal ini kadang mengundang rasa bosan. Untungnya ada media sosial yang bisa dijadikan alternatif membunuh rasa bosan.
Aku pribadi banyak menggunakan media sosial untuk menjalin komunikasi, mencari informasi, membuat konten positif, hiburan, hingga menghasilkan income dengan mengoptimasi media sosial yang kumiliki.
Media belajar
Saat ini banyak situs yang menawarkan pembelajaran online dengan metode yang lebih menarik. Hal ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan dan memperkaya ilmu, terutama di masa pandemi Covid-19.
Sebagaimana yang diketahui, selama masa pandemi kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online. Nah, dengan adanya media sosial, maka akan makin memudahkan kita menjalani proses pembelajaran.
Tidak melulu dari platform edukasi, tetapi media belajar ini bisa juga didapatkan dari YouTube, Whatsapp, Facebook, Twitter, Instagram, dan lainnya.
Dari akun Instagram Indozone @indozone.id aku banyak mendapat informasi sekaligus pembelajaran melalui unggahan-unggahan berlabel tagar Kamu Harus Tahu.
Di antaranya bolehkah mandi setelah vaksin, penyebab pendarahan otak, tentang batuan di Arab Saudi bernama Al naslaa, dan lainnya.
Sarana Berbisnis
Ternyata media sosial memang punya banyak keunggulan. Selain sebagai media komunikasi, belajar, hiburan, dan informasi, media sosial juga bisa dimanfaatkan sebagai peluang bisnis.
Dengan basis penggunanya yang banyak, sangat memungkinkan kita untuk bisa membangun bisnis dan mendapat penghasilan dari media sosial.
Melalui media sosial, kita dapat menganalisis pasar, konsumen, hingga kebutuhan produksi. Sehingga potensi bisnis pun akan makin menjanjikan. Apalagi dimanfaatkan di masa pandemi ini.
Cara bijak memanfaatkan media sosial di masa pandemi
Sudah tidak bisa disangkal lagi bahwa media sosial punya kekuatan melebihi super hero. Mengapa? Karena ia tidak hanya memberikan segudang manfaat, tetapi di satu sisi juga bisa sangat merugikan, hingga merugikan satu Indonesia dan dunia.
Di masa pandemi Covid-19, penggunaan media sosial meningkat tajam. Masyarakat pun makin mudah mendapat segala informasi yang diinginkan. Sayangnya, tidak semua informasi terjamin akan kebenarannya.
Contohnya informasi terkait vaksin yang sampai saat ini masih banyak beredar di broadcast Whatsapp. Jika yang menelan mentah-mentah informasi yang dibagikan, maka akan mudah percaya hingga menyebarkannya ke publik.
Berita bohong (hoaks) saat ini memang sudah sangat masif hingga sulit membedakan mana yang benar dan mana yang bohong.
Jika kita kurang bijak dan tidak kritis,maka bukan tidak mungkin berita hoaks itu akan meracuni banyak orang nantinya. Tak heran kini ada istilah “jarimu harimaumu” karena begitu mudahnya pengguna media sosial membagikan sebuah berita tanpa cek dan ricek akan kebenarannya.
Untuk terhindar dari provokasi informasi yang beredar di media sosial, hendaknya kita bisa bersikap kritis dan bijak. Berikut hal yang bisa dilakukan:
Jangan asal share informasi yang belum jelas kebenarannya
Jangan malas mengecek informasi ke sumber yang valid
Jangan mudah terpancing dengan judul yang mengandung unsur provokatif
Jika berupa foto dan video,cari tahu dulu keaslian dan sumbernya
Jangan asal berkomentar pada informasi yang dibagikan
Cari informasi yang relevan sebagai pembanding
Presiden Jokowi pernah berkata, “Negara bisa dikendalikan media, tapi tidak bisa media sosial. Media mainstream bisa dikendalikan, tapi media sosial tidak bisa.
Karena itu, bijaklah bermedia sosial.
Peran Influencer dalam perkembangan media sosial
Influencer adalah mereka yang dianggap punya pengaruh dalam mempromosikan dan menginformasikan berbagai hal di media sosial.
Biasanya para influencer ini punya jumlah pengikut yang banyak. Di sinilah influencer punya peranan penting dalam keterbukaan informasi, terutama di tengah masa pandemi ini.
Meskipun secara umum influencer adalah orang-orang yang dapat mengasilkan pundi-pundi dari konten yang dibuat, namun seorang influencer hendaknya juga bisa menggunakan pengaruhnya untuk kepentingan orang banyak.
Lantas, apa yang bisa dilakukan seorang influencer agar bisa berdampak positif bagi orang banyak?
Ciptakan konten bukan hanya sekadar untuk mendulang keuntungan pribadi. Buatlah konten yang bisa memberi pengaruh besar bagi kehidupan orang lain. Misalnya konten edukasi terkait pencegahan Covid-19.
Dengan konten yang dibuat, dan kemampuan persuasi Influencer, maka akan mudah untuk mengedukasi orang lain, terutama pengikutnya.
Selain itu, keterlibatan influencer langsung dalam berbagai aksi positif serta memberi contoh langsung akan meningkatkan kepercayaan para pengikutnya. Dari sinilah kita sebagai influencer akan mendapat keuntungan lebih.
Bukan hanya makin mem-brading diri dan memudahkan mendapat banyak penawaran kerja sama, tetapi juga mempertahankan pengikut yang setia.
Karena tidak bisa dipungkiri, pengikut di media sosial itu sangat mudah berpaling. Apalagi jika mereka merasa isi konten yang kita buat hanyalah etalase, mempromosikan produk pihak tertentu.
Untuk itu, jangan hanya mementingkan segi komersil atau viral. Tapi manfaat bagi orang lain, khususnya para pengikut media sosial kita.
Satu hal yang tak kalah penting, meski influencer punya pengaruh kuat, namun tetap harus menghasilkan informasi yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan.
Salah satu caranya dengan berpatokan pada sumber-sumber kredibel dan valid, seperti Indozone yang memang hanya menyajikan infomasi akurat dan terpercaya bagi masyarakat, agar tidak hilang arah dan bingung dengan segudang informasi yang saat ini mengalir deras.
Media sosial memang hanya sebuah wadah berinteraksi, hiburan, dan mencari informasi. Tetapi jika kita tidak bisa bijak menggunakannya, maka bukan tidak mungkin akan merugikan diri dan orang banyak. Karena kekuatan media sosial itu melebihi yang dimiliki super hero mana pun.
Bijak penggunaan akan berdampak pada kesehatan mental dan badan. Inilah yang menjadi pendorong kita mencari tahu kebenaran setiap berita
BalasHapusBener banget mbak. Karena dampak berita bohong itu nggak main-main
HapusJarimu harimau perlu kita perhatikan nih sebelum share atau ngetik agar tidak membawa bencana
BalasHapusYups, jangan sampai merugikan orang lain. Kudu bener2 menerapkan critical thinking
HapusBener banget, media sosial sangat berpengaruh sekali terhadap suatu berita. Kadang saya geram ketika melihat seseorang share berita dan lalu percaya hanya dengan judulnya saja, tanpa membaca berita lengkapnya. Karena seringkali media menulis judul sebagai klik bait. Namun kita sebagai blogger dan influencer harus menyebarkan berita yang akurat dan bisa dipertanggungjawabkan, jangan mudah termakan Hoax.
BalasHapusSetuju mbak Wiwid. Kita blogger bisa dibilang garda terdepan buat menangjal isu hoax. Jadi harus terus semangat mengupdate dan menyebarkan konten positif.
HapusSetuju, mbak. Bijak bermedia sosial emang kudu digalakkan. Apalagi, makin banyak konten yang lebih banyak mudorotnya tersebar di jagat maya. So, semangat buat influencer untuk terus menebarkan konten positif agar makin banyak kebaikan yang diketahui...
BalasHapusIya mbak, semoga dengan kita membuat konten positif bisa menjadi sumber kebaikan dan manfaat bagi yang baca
HapusSetuju bgt sih ini.. saring sblm sharing ya.
BalasHapusIya kak, jangan asal tekan tombol share
Hapus