0

 

Sampai saat ini Indonesia masih dihadapkan dengan masalah gizi ganda. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya laporan mengenai angka gangguan pertumbuhan pada anak akibat mengalami kurang gizi (stunting) atau pun kelebihan gizi (obesitas) di beberapa wilayah tanah air.


masalah-gizi-sebabkan-stunting-dan-obesitas

Terkait hal ini, tentunya diperlukan berbagai upaya dalam mencegah terjadinya stunting dan obesitas, terutama di kalangan generasi muda yang menjadi harapan dalam pembangunan bangsa ke depannya.


Upaya pencegahan masalah stunting dan obesitas ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau lembaga terkait. Namun, harus ada upaya kita bersama dalam menurunkan angka masalah gizi ganda. 


Komitmen dan kolaborasi sangat dibutuhkan dalam penyelesaian masalah kurang gizi dan kelebihan gizi sebagai investasi jangka panjang untuk membangun generasi cerdas, berprestasi, dan sehat.


Kolaborasi Asyik Cegah Risiko Obesitas

Hari Gizi Nasional ke-62 tahun 2022 mengangkat tema “Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas". 


masalah-gizi-sebabkan-stunting-dan-obesitas

Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional (HGN) ke-62 ini, Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengadakan webinar secara daring dengan tema “Kolaborasi Asyik Cegah Risiko Obesitas”. 


Webinar yang diadakan pada 17 Februari 2022 ini menggandeng berbagai lembaga dan pihak terkait, untuk turut serta mendukung dan melakukan aksi pencegahan dalam upaya menurunkan angka risiko obesitas dan stunting.


Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Umumnya stunting ini banyak disebabkan oleh asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak. 


Di saat anak mengalami stunting, maka akan terjadi gagal tumbuh seperti ukuran tubuh yang pendek dan gangguan pada kinerja intelektualnya. Untuk risiko jangka panjang, stunting dapat mengakibatkan gangguan metabolik yang bisa meningkatkan risiko obesitas, stroke, diabetes, dan jantung.


Masalah stunting dan obesitas memang bukan hal yang sepele. Karenanya, perlu untuk memahaminya dengan baik sejak dini, terutama bagi para remaja. Sebab, remaja kelak akan menjadi orangtua (ibu) yang punya andil utama dalam perkembangan dan kesehatan anak-anaknya.


Peran Remaja dalam Pencegahan Stunting dan Risiko Obesitas

Webinar Kemenkes pada 17 Februari 2022 tentang stunting dan obesitas ini dihadiri beberapa narasumber, yaitu Melinda Mastan, S.Gz, Grand Official Tanoto Foundation., Eriana Asri, MPH (Nutricion International), menyampaikan tentang "Kursus Gizi Remaja Dan Anemia",  Ni Putu Desy Aryantini tentang "Peran Industri Dalam Mendukung Gaya Hidup Sehat", dan Nazhif Gifari, S. GZ, M. Si dari Universitas Esa Unggul  tentang "Gaya hidup sehat, mencegah dampak panjang stunting".


masalah-gizi-sebabkan-stunting-dan-obesitas

Materi pertama disampaikan oleh Melinda Mastan, S.Gz yang mengupas tentang peran remaja dalam pencegahan stunting.  


Mengapa usia remaja menjadi perhatian khusus? Karena periode remaja merupakan periode pembentukan perilaku atau kebiasaan dalam mendukung status gizi dan kesehatan sesama. Remaja bisa menjadi kekuatan untuk perubahan yang lebih baik dimasa mendatang. Sebab remaja punya peran krusial sebagai agent of change.


Remaja kelak akan menjadi orangtua, di mana peran ini butuh banyak persiapan matang, mulai dari persiapan fisik, mental, finansial, kesehatan, hingga intelektual. 


Jika pada usia remaja sudah mengalami stunting, artinya dari masa periode emasnya sudah bermasalah gizinya. Oleh karena itu, usia remaja harus dibekali edukasi yang cukup agar tidak terjerumus. 

Nah, Tanoto Foundation ini hadir untuk menyediakan wadah dan mengapresiasi para remaja, dengan mengajak mereka untuk ikut berkontribusi dalam pencegahan obesitas dan stunting. 


masalah-gizi-sebabkan-stunting-dan-obesitas

Melinda mengatakan, Tanoto Foundation telah mengadakan berbagai kegiatan dalam upaya edukasi ini, agar para remaja bisa turut berperan dalam mengkampanyekan isu kesehatan dan menginspirasi yang lainnya. Di antara kegiatan yang dilakukan adalah writing competition, penerbitan buku, video contest, dan masih banyak lagi. 


Tanoto Foundation berupaya untuk terus melakukan aksi nyata dalam upaya menurunkan hingga mencegah terjadinya stunting dan obesitas sejak dini. Salah satunya dengan merangkul kalangan muda Indonesia untuk turut serta dalam penanganan obesitas dan stunting.


Sebagai informasi, data Riskesdas 2018 mencatat bahwa jumlah status gizi remaja di Indonesia menunjukkan 25,7% (usia 13-15 tahun) dan 26,9% (usia 16-18 tahun)  mengalami stunting. 


Adapun  remaja yang mengalami obesitas adalah sebanyak 4,8% (usia 13-15 tahun) dan 4% (usia 16-18 tahun). 


Berikut hal yang bisa dilakukan remaja dalam upaya pencegahan stunting:


- Menerapkan pola dan gaya hidup bersih dan sehat

- Memenuhi asupan gizi sesuai kebutuhan tubuh

- Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri.

- Rajin melakukan aktivitas fisik, misalnya olahraga ringan secara rutin

- Hindari pernikahan dini karena kondisi fisik dan mental yang belum siap

- Bekali diri dengan ilmu yang cukup

- Turut berkontribusi dalam mengkampanyekan isu stunting.


Kursus Gizi bagi Remaja dalam Upaya Mengatasi Anemia, Stunting, dan Obesitas

Pada sesi kedua, Eriana Asri, MPH (Nutrition International) menyampaikan tentang program gizi remaja Nutrition International, yang dilakukan di Asia, termasuk Indonesia. 


Eriana Kartika Sari, MPH mengungkapkan bahwa 1 dari 4 remaja putri (usia 15-49 tahun tidak hamil) mengalami anemia. Terkait hal ini, Nutrition International memberikan kursus gizi remaja dan anemia secara cuma-cuma alias gratis.  


masalah-gizi-sebabkan-stunting-dan-obesitas

Kursus ini bisa diikuti oleh semua kalangan. Untuk mengikutnya, bisa langsung mengakses laman resmi di alamat https://giziremaja.learning.nutritionintl.org.


masalah-gizi-sebabkan-stunting-dan-obesitas

Dalam kursus ini ada 15 modul yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: 


1. Modul 1-5 mencakup gizi remaja, situasi global dan dampak anemia pada wanita dan remaja putri. Dalam modul ini dibahas juga tentang penyebab dan akibat anemia, peran zat besi dalam tubuh dan intervensi yang ada untuk memperbaiki gizi remaja.

2. Modul 6-10 mencakup pedoman dan panduan global, kehamilan remaja, kemitraan dan program. Di modul ini juga diberikan gambaran umum tentang program gizi remaja, Nutrition International, dan berbagi pelajaran yang didapat melalui kerjasama.

3. Modul 11-15 mencakup hubungan antara gizi dan pendidikan, sistem kesehatan remaja, dan pemantauan serta penilaian program gizi remaja. Pada bagian ini dibahas juga tentang kesenjangan data dan kebutuhan penelitian, serta cara melibatkan remaja.


Gaya Hidup Sehat untuk Mencegah Dampak Panjang Stunting

Narasumber berikutnya adalah Nazhif Giffari, S.Gz,M.Si yang membahas soal gaya hidup sehat untuk mencegah dampak panjang stunting. 


Gaya hidup sehat bisa dilakukan dengan menerapkan asupan makanan dengan gizi seimbang dan sesuai kebutuhan tubuh. Misalnya dengan membatasi konsumsi garam, gula, dan lemak. Kemudian banyak konsumsi makanan yang sehat seperti sayuran, buah-buahan, dan air putih.


menu-pilihan-gaya-hidup-sehat

Tips Nutrisi dan Gaya Hidup Sehat:

- Konsumsi beraneka makanan

- Perhatikan porsi makan

- Konsumsi sayur dan buah

- Batasi gula, garam, dan lemak (makanan dan minuman kekinian)

- Minum minimal 8 gelas

- Stretching dan olahraga minimal 3 kali seminggu

- Tidur yang cukup


Peran Industri Dalam Mendukung Gaya Hidup Sehat

Narasumber terakhir adalah Ni Putu Desy Ariantini, PhD dari PT Yakult Indonesia Persada. Dalam kesempatan ini ia mengajak semua orang untuk lebih aware dan membiasakan diri menerapkan gaya hidup bersih dan sehat. 


Dalam upaya mendukung kesehatan masyarakat sekaligus mendukung program pemerintah dalam mensosialisakan perilaku hidup sehat, PT Yakult juga kerap mengadakan seminar kesehatan dilingkungan karyawannya agar mereka lebih sadar akan pentingnya kesehatan dan menjaga pola hidup yang bersih dan sehat.

Selain itu, PT Yakult yang dikenal sebagai produsen minuman prebiotik ini juga turut berpartisipasi daam mempromosikan kesehatan, di antaranya dengan mengadakan seminar kesehatan untuk pelanggan, PHBS untuk anak SD, SMP, SMA dan warga, serta kampanye hidup sehat melalui media sosialnya. 


peran-yakult-dalam-mendukung-gaya-hidup-sehat

Kesimpulannya, untuk mencegah stunting dan obesitas sejak dini, dibutuhkan upaya serius dari semua pihak agar generasi Indonesia tumbuh sehat, cerdas, dan berprestasi. 


Dalam hal ini, remaja punya peranan penting dalam mencegah masalah gizi ganda, yang bisa dimulai dari diri sendiri dengan cara menerapkan pola hidup sehat, dan berkali diri dengan ilmu yang cukup, agar mampu berperan dalam mengedukasi masyarakat, serta jadi bekal kelak ketika telah siap menjadi agent of change dan orangtua.


Sehat selalu generasi Indonesia. Kita pasti bisa!

 

Posting Komentar

 
Top