0

 

“Percakapan di internet itu pasti bener. Karena kan yang bikin internet itu orang pinter, mana mungkin salah.” 

Bagi yang pernah menyaksikan film dokumenter karya anak bangsa berjudul “Tilik” pasti sangat familiar dengan dialog ini. Ya, ini adalah salah satu percakapan bu Tejo saat sibuk membicarakan masalah orang lain dengan ibu-ibu lainnya.


cerdas-literasi-digital-tangkal-hoax

Lantas, benarkah yang dikatakan bu Tejo, bahwa semua informasi yang berasal dari internet selalu dapat dipercaya kebenarannya? 

Internet memang tempat banyak orang di zaman modern ini mencari berbagai informasi, mulai masalah hidup, kesehatan, pekerjaan, sekolah, hingga jodoh pun bisa didapatkan melalui teknologi digital ini. 

Wah...keren ya Internet ini. Tak salah jika bu Tejo yakin 1000 persen dengan informasi yang disajikan.

Kendati demikian, justru internet menjadi tempat yang paling mudah dalam menyebarkan beragam berita bohong atau hoax. 

Alhasil, tak jarang yang akhirnya banyak terjebak saat menerima sebuah pesan. Lebih parahnya, hal ini berpotensi memicu perpecahan, kebencian, hingga penggiringan opini yang bisa berakibat bubarnya persatuan dan kesatuan bangsa, yang sudah dengan susah payah diperjuangkan para pejuang tanah air dulu.

Tak usah jauh-jauh, dari yang diucapkan bu Tejo di atas, jika kita tidak pandai menyaring informasi, maka akibatnya kita akan mudah tergiring pada hal-hal yang belum tentu kebenarannya. Nah, hal inilah yang sampai saat ini masih sering terjadi di tengah masyarakat. 

Lihatlah betapa banyak bertebaran berita-berita hoax. Betapa sering kita pun mendapatkan pesan broadcast via Whatsapp dari sumber yang belum jelas. Bahkan tanpa disadari, mungkin kita pun telah menjadi bagian penyebar pesan yang belum terjamin kebenarannya. 


cerdas-literasi-digital-tangkal-hoax

Kemajuan teknologi digital memang telah sangat memudahkan orang dalam mengakses informasi. Bahkan saking banjirnya informasi tersebut, kita pun dibuat sulit membedakan mana yang benar dan mana yang berita bohong belaka. 

Apalagi masih banyak yang tidak bijak dalam memanfaatkan teknologi informasi. Oleh karena itu kita harus sangat hati-hati dan waspada terhadap setiap informasi yang masuk di layar smartphone. 

Disinilah terlihat betapa pentingnya literasi digital yang baik. Sehingga apapun infomasi yang datang, kita bisa memilih dan memilahnya terlebih dahulu. Tidak langsung main forward di Whatsapp, retweet di Twitter, atau share di Facebook. 

Terkait pentingnya literasi digital, JaWAra Internet Sehat Lampung baru saja mengadakan Workshop Literasi Digital dengan tema ‘Hoax Busting dan Literacy Privacy melalui Blog’ yang bekerja sama dengan Kominfo, Whatsapp, dan ITBA-DCC.

 

cerdas-literasi-digital-tangkal-hoax

Acara ini menghadirkan beberapa narasumber keren di bidangnya yang menyampaikan materi bergizi bagi peserta yang hadir. 

Tema yang sangat menarik ini memang sayang sekali dilewatkan. Tak heran jika dihadang hujan lebat yang mengguyur kota Bandarlampung dan sekitarnya, peserta tetap antusias datang demi mendapatkan ilmu penuh daging tersebut.

Terlebih di flyer acara yang disebar terpampang narasumber kece seperti Kak Aliy Hafiz yang merupakan Ketua Relawan TIK Bandarlampung, Dosen Bisnis Digital, Instruktur TIK, dan tim JaWAra Internet Sehat.

Ditambah ada Mbak Naqiyyah Syam, founder Tapis Blogger yang sudah sangat banyak pengalaman di dunia blogging dan literasi digital. Tentunya sangat disayangkan kan jika ilmu mereka tidak diserap. 

Apa Sih Literasi Digital Itu?

Selama ini masih banyak yang beranggapan bahwa kata literasi bermakna kemampuan membaca atau mengeja saja. Padahal literasi itu juga berhubungan dengan kemampuan kita dalam menganalisa informasi, memprosesnya dalam pikiran, serta memahami isi dari informasi yang diterima.


cerdas-literasi-digital-tangkal-hoax

Lantas apa makna literasi digital? Menurut Wikipedia, literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan dalam menggunakan media digital, peralatan komunikasi, atau pun jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi serta memanfaatkannya dengan sehat, cerdas, tepat, cermat, bijak, dan patuh terhadap hukum dalam rangka membina interaksi dan komunikasi di dalam kehidupan sehari-hari.

Manfaat Literasi Digital 

Saat ini kita hidup di tengah pesatnya kemajuan teknologi di berbagai bidang, termasuk dunia digital informasi. Hal ini tentunya membuat kita harus mampu beradaptasi dengan menguasai teknologi digital. Karena jika kita tidak mampu menggunakan perangkat teknologi dengan baik, maka kita akan menemukan banyak kesulitan. 

Dengan kata lain, teknologi secanggih apapun, jika tidak diimbangi dengan kemampuan dan kecerdasan dalam menggunakannya, maka hanya akan sia-sia. Bahkan bisa berakibat buruk pada peradaban manusia itu sendiri. 

Contohnya, punya smartphone paling canggih dengan harga fantastis, tapi tidak bisa maksimal memanfaatkan dan menggunakannya, maka hal itu akan jadi sesuatu yang mubazir. 

Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Mbak Naqiyyah Syam dalam workshop ini.

 

cerdas-literasi-digital-tangkal-hoax
Mbak Naqiyyah Syam narasumber kedua Workshop Literasi Digital
Source: Tapis Blogger

Mbak Naqi kerap menyemangati dan mengigatkan agar kita senantiasa membuat konten-konten positif dan mengedukasi. Selain bermanfaat bagi banyak orang, tentunya segala kebaikan akan mendatangkan rezeki. salah satunya dapat penghasilan dari blog. 

Jadi ayo semangat menyebar informasi dan pesan postif di blog kita.

Namun dengan literasi digital yang baik, kita akan lebih mudah mendapatkan informasi tanpa harus repot cari-cari buku; kita bisa belajar lebih cepat. 

Karena banyak tersedia media belajar yang dapat diakses dengan mudah; memperoleh informasi secara gratis dan lebih murah. Karena hanya mengandalkan kuota dan jaringan stabil; dan memudahkan berkomunikasi melalui aplikasi, misalnya skype.

Selain itu, dengan kemampuan literasi digital, kita pun lebih mudah mengetahui ciri-ciri situs dan konten palsu. Karena kita telah mampu memilah antara informasi yang sesuai fakta atau sekadar setingan (bohong). Secara tidak langsung kita telah mampu menerapakan

Pentingnya Kemampuan Literasi Digital

Dengan semakin berkembangnya akses informasi serta peralatan digital, maka masyarakat saat ini sangat wajib untuk menguasai literasi digital. Karena jika kita tidak punya kemampuan di dunia digital, maka akan berakibat negatif bagi kehidupan kita. Apalagi saat ini kita hidup di tengah masyarakat yang persaingannya cukup berat. 

Selain itu, dengan keterampilan literasi digital yang baik, kita tidak akan mudah menjadi korban pembodohan, penipuan, hingga tidak kejahatan lainnya. Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa saat ini kejahatan melalui media digital sudah sangat memprihatinkan. Disinilah terlihat betapa penguasaan literasi digital itu sangat mendesak. 

Baru-baru ini banyak terjadi pembajakan akun whatsapp. Beberapa kontak whatsapp disalahgunakan oleh oknum tidak bertanggungjawab, yang membuat kerugian pihak-pihak tertentu. Lalu apa hubungannya pembajakan tersebut dengan literasi digital? 

Dengan kecakapan literasi digital yang baik, maka kita akan lebih paham tentang bagaimana menjaga privasi dalam kegiatan dunia online. 

Kita akan lebih cerdas dalam menampilkan informasi pribadi di jagat dunia maya, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. Karena oknum cyber crime bisa dengan mudah mengambil data pribadi kita untuk menjalankan misi mereka. 


cerdas-literasi-digital-tangkal-hoax
Aliy Hafiz, JaWAra Internet Sehat Lampung
Source: Tapis Blogger

Hal ini juga sebagaimana yang telah diingatkan oleh Kak Aliy Hafiz agar tidak sembaragan mengunggah informasi pribadi di dunia digital, seperti nomor telepon, buku rekening, NIK KTP, alamat lengkap, dan lainnya yang berpotensi mengancam data-data kita mudah dibobol oknum jahat untuk dimanfaatkan dalam berbagai tindak kejahatan dunia maya.

Yuk, Kenalan dengan JaWAra Internet Sehat

JaWAra Internet Sehat adalah program untuk mendorong anak muda dari berbagai daerah di Indonesia, untuk dapat berperan serta dalam program Indonesia makin cakap digital.

Program ini didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Relawan TIK Indonesia, Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD), Siberkreasi, Pemerintah Daerah dan komunitas lokal.

Program JaWAra Internet Sehat melibatkan sejumlah anak muda Indonesia yang berasal dari seluruh Provinsi dan 48 Kabupaten/Kota yang memiliki semangat dan kapabilitas dalam literasi digital, untuk menginisiasi dan melaksanakan edukasi literasi digital di daerahnya masing-masing.

Indonesia Darurat Literasi Digital

Kita semua tentu menyadari bahwa tingkat minat baca masyarakat Indonesia di mata dunia sangat rendah. 

Hal ini pun telah dinyatakan UNESCO bahwa Indonesia berada di peringkat kedua terbawah dalam urusan literasi. Data dari UNESCO menyebutkan aktivitas gemar membaca kita sangat menyedihkan, yaitu hanya 0,001%. Artinya hanya ada satu orang yang gemar membaca dari jumlah 1000 orang. 

Di satu sisi, data dari Wearesocial (2017) menyatakan bahwa rata-rata masyarakat Indonesia mampu menatap layar gadget kurang lebih selama 9 jam per harinya. Tak heran jika kita pun berada di posisi kelima dunia dalam hal kecerewetan di media sosial. Juara ya Indonesia. Keren.

Sayangnya kebanyakan netizen belum menerapkan sikap kritis dalam bermedia sosial. Masih banyak yang tingkat literasi digitalnya rendah. 

Bayangkan, minat baca rendah, ilmu sedikit, buku hanya jadi hiasan lemari, malas mencari tahu, tidak kritis menanggapi serbuan informasi, tetapi paling betah menatap layar ponsel dan sangat bawel di media sosial. 

Jadi tidak usah bingung mengapa masyarakat Indonesia kerap menjadi target empuk terkait berita provokasi, fitnah, hoaks, dan ujaran kebencian. Karena respon otak dalam menyaring dan mengkritisi distribusi informasi kalah cepat dengan kecepatan jari menekan tombol berbagi.

Melihat kenyataan ini, kampanye tentang literasi digital memang harus terus disuarakan. Masing-masing dari kita punya peranan penting agar Indonesia mampu merangkak naik untuk urusan melek literasi digital. Karena jika terus dibiarkan dan kita pun abai, maka kita semua tidak akan sanggup membedakan informasi yang beredar. 

Tips agar Tidak Terjebak dengan Berita Hoax

Hati-hati dengan judul provokatif

Berita hoax seringkali menggunakan judul provokatif, yang tak lain tujuannya untuk menggiring opini pembaca sesuai keinginan sang pembuat hoaks.


cerdas-literasi-digital-tangkal-hoax
Dok. Pribadi

Cermati alamat situs

Cermatilah alamat URL situsnya. Berita dari situs media yang sudah terverifikasi Dewan Pers akan lebih mudah diminta pertanggungjawabannya.

Selain itu, bisa juga dengan mengeceknya melalui situs who.is, yang dapat membantu kita memeriksa kepemilikan situs web. Situs berita yang resmi pasti memiliki kepemilikan yang jelas dan tentu saja memiliki susunan redaksi yang jelas pada laman about us dalam situs mereka.

Periksa fakta

Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumbernya. Cocokkan dengan keberimbangan sumber berita lainnya. Jika hanya ada satu sumber yang mengulas, maka sebagai pembaca kita tidak akan bisa mendapatkan gambaran yang utuh.

Cermati isi tulisan apakah berdasarkan fakta atau hanya opini penulis semata.

Cek keaslian foto

Selain konten berupa teks, foto dan video juga bisa dimanipulasi demi kepentingan tertentu yang bisa saja merugikan. Bisa saja pembuat berita bohong akan mengedit foto untuk memprovokasi pembaca.

Untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.

Gabung grup diskusi anti-hoax

Di Facebook terdapat sejumlah fanpage dan grup diskusi anti-hoax, misalnya Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, dan Fanpage Indonesian Hoaxes.

Di grup-grup diskusi ini, warganet bisa ikut bertanya apakah suatu informasi merupakan hoax atau bukan, sekaligus melihat klarifikasi yang sudah diberikan oleh orang lain. 

Jadilah pembaca kritis 

Untuk mencegah diri sendiri menjadi penyebar hoaks, hilangkanlah kebiasaan membagikan konten tanpa membaca isinya secara menyeluruh. Jangan langsung membagikan pesan dengan hanya membaca judulnya saja. Karena belum tentu isinya sama.

Semoga kita makin cakap digital dan pemahaman literasi digital kita makin baik, sehingga tidak mudah terjebak dalam jebakan hoax.

Referensi:

Kominfo.go.id

jawara.internetsehat.id




Posting Komentar

 
Top