0

 

Desa Pariangan Sumatera Barat di Lereng Gunung Marapi


Aku sangat bangga terlahir sebagai anak Minangkabau, meski kini aku tinggal dan menetap di Lampung. Ternyata kampung halamanku di Sumatera Barat memiliki sebuah desa yang pada 2012 lalu dinobatkan oleh media internasional Budget Travel sebagai salah satu desa terindah di dunia dalam artikel berjudul World’s 16 Most Picturesque Villages.

Dalam artikel pariwisata tersebut Desa Pariangan disandingkan dengan desa-desa ikonik lainnya di dunia, seperti Shirakawa-go di Jepang, Eze di Prancis, dan Niagara-on-the-Lake di Kanada.

Pengakuan internasional bagi Desa Pariangan ini bukan tanpa alasan. Desa Pariangan di Sumatera Barat, yang tepatnya belokasi di Kabupaten Tanah Datar ini dikenal sebagai desa tertua dalam sejarah Minangkabau. Desa ini memiliki pemandangan alami dengan lanskap sawah berundak, rumah gadang berarsitektur tradisional, serta tradisi adat yang masih dilestarikan masyarakatnya hingga kini.

Keaslian budaya dan keindahan alam yang luar biasa inilah yang menjadi daya tarik utama, sehingga mendapat perhatian dunia dan masuk dalam salah satu desa terindah di dunia.

Keindahan Desa Pariangan yang Tak Lekang oleh Waktu

Berlokasi di kaki Gunung Marapi yang berdiri megah, Desa Pariangan seolah menjadi lukisan hidup yang memadukan keindahan alam pedesaan yang hijau dengan kekayaan budaya Minangkabau. Keindahan alamnya yang hijau, asri, dan udara yang segar tampak tak lekang oleh waktu meskipun kini masyarakat hidup di tengah arus modernisasi.

Desa yang dikenal sebagai Nagari Tuo Pariangan (desa tertua) di Sumatera Barat ini tidak hanya menawarkan pemandangan alam hijau yang menyejukkan mata, tetapi juga sarat akan nilai-nilai adat yang masih dijaga dan dijunjung tinggi oleh warganya.

Dengan jejeran rapih rumah gadang yang khas dan hamparan hijau sawah berundak mengikuti kontur lereng Gunung Marapi di sepanjang jalan, membuat Desa Wisata Pariangan menjadi destinasi liburan menarik bagi yang ingin merasakan kehidupan desa yang alami dan berakar pada tradisi.

Bagiku pribdai, Desa Wisata Pariangan ini bukan hanya sekadar tempat wisata yang wajib dikunjungi, melainkan ruang di alam terbuka yang memfasilitasi kita  untuk lebih mudah memahami, bahwa keindahan sejati terkadang kerap hadir dalam kesederhanaan yang dijaga kuat dengan sepenuh hati.

Sebagai informasi, masyarakat Pariangan memiliki pepatah adat yang diwariskan turun-temurun, dan menjadi bagian dari identitas yang tak tergantikan.

Dalam tambo Minangkabau, disebutkan: “Dari mano datang titiak palito, dari telong nan batali. Dari mano asal nenek moyang kito, dari puncak Gunuang Marapi.”

Dari kutipan pepatah tersebut, menggambarkan keyakinan kuat masyarakat bahwa Pariangan adalah desa atau tempat awal mula peradaban mereka.

Lantas, apa saja daya tarik wisata di Desa Pariangan, hingga ia mendapat perhatian internasional?

Di Desa Pariangan yang masih asri dan indah, kita bisa menikmati berbagai pemandangan yang memanjakan mata dan mengenal sejarah budaya masyarakat Minangkabau.

Rumah Gadang Tradisional

Di desa ini kita dapat melihat jejeran rumah gadang khas Minangkabau yang dibangun mengikuti kontur lereng gunung. Meski tampak padat, namun penataan rumah-rumah ini telihat sangat rapi dengan tetap mempertahankan keaslian arsitektur tradisional.

Menariknya, sebagian besar dari rumah di desa ini dibangun tanpa menggunakan paku, masyarakat menerapkan teknik sambungan kayu tradisional untuk membuat bangunan rumah bisa berdiri kokoh.

Bagi wisatawan, adanya  bangunan rumah khas Minangkabau ini memberikan daya tarik tersendiri, karena di era modern ini bisa melihat sesuatu yang masih mempertahankan nilai-nilai tradisional adalah sesuatu yang langka.

Sawah Satampang Baniah

Selain jejeran rumah gadang yang tertata rapih, di sini kita juga bisa memanjakan mata dengan menikmati pemandangan alami berupa hamparan sawah berundak di lereng gunung.

Sawah hijau yang tertata rapih ini juga menjadi daya tarik utama para wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Pariangan. Kita dapat berjalan santai menyusuri  pematang sawah sambil menikmati sejuknya sapaan angin pegunungan di sini.

Pemandangan alam yang indah ini tidak hanya menyegarkan, tetapi juga sangat cocok untuk fotografi lanskap atau memuaskan diri dengan berfoto di berbagai spot indah di Desa Pariangan.

Masjid Ishlah Pariangan

Masjid Ishlah adalah masjid tua yang menjadi ikon spiritual masyarakat Pariangan. Sumber informasi yang kubaca di situs pemerintah kota setempat menyebutkan bahwa masjid legendaris ini dibangun pada abad ke-19.

Hal unik yang kutemukan di sini dan belum pernah kutemukan di tempat lainnya adalah adanya pancuran air panas alami yang berasal dari Gunung Marapi di aea masjid. Selain itu, suasana di sekitar masjid ini pun sangat damai dan cocok untuk wisata religi atau sekadar mencari ketenangan batin.

Kuburan Panjang Datuak Tantejo Gurhano

Kuburan panjang Datuak Tatenjo Gurhano adalah sebuah situs budaya yang dipercaya sebagai makam seorang tokoh penting dalam sejarah Minangkabau. Panjang makan ini mencapai belasan meter.

Jalur Perbukitan dan Trekking Ringan

Di sini kita juga dapat melakukan trekking ringan di jalur perbukitan yang ada di sekitar desa, salah satunya termasuk jalur menuju ke Danau Singkarak. Dalam kegiatan trekking ini, pemandangan lembah, sawah hijau, dan hutan tropis akan menemani kita di sepanjang perjalanan.

Aktivitas Wisata yang Bisa Dilakukan di Desa Wisata Pariangan

Bagi wisatawan yang berkunjung, Pariangan bukan sekadar tempat menikmati pemandangan, tetapi juga tempat untuk merasakan kehidupan masyarakat yang sederhana dan penuh nilai budaya.

Nah, di sini kita juga dapat melakukan beragam aktivitas wisata menarik, mulai dari berjalan kaki menyusuri pematang sawah hingga mengenal tradisi lokal yang masih dijalankan hingga kini.

Heritage Walk: Menyusuri desa Pariangan sambil mengenal sejarah, arsitektur, dan budaya lokal

Live-in Experience: Menginap sejenak di rumah warga dan ikut dalam aktivitas harian masyarakat agar dapat mengenal lebih dekat kehidupan alam pedesaan di sini

Rice Field Walk: Jalan santai menyusuri pematang sawah sambil menikmati udara segar dan alam yang serba hijau.

Wisata Kuliner: Mencicipi makanan lezat khas Minang yang diolah langsung dari dapur warga.

Fotografi Alam dan Budaya: Mengabadikan setiap sudut Desa Pariangan, karena di sini sangat banyak spot menarik untuk foto, dari bangunan rumah gadang hingga lanskap sawah.

Fasilitas Wisata di  Desa Pariangan

Desa Pariangan sudah dilengkapi dengan fasilitas dasar untuk wisatawan:

Homestay milik warga

Warung makan lokal

Area parkir

Toilet umum

Pusat informasi wisata

Kios cendera mata dan kerajinan tangan

Lokasi dan Akses Menuju Desa Pariangan

Desa Pariangan berada di Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar. Lokasinya sekitar:

15 km dari Batusangkar

35 km dari Bukittinggi

95 km dari Kota Padang

90 menit dari Bandara Internasional Minangkabau

Akses menuju desa ini cukup mudah, bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Sepanjang perjalanan, kita akan disuguhi pemandangan sawah berundak, rumah gadang, dan bukit-bukit hijau yang menyejukkan mata.

Tips Berkunjung ke Desa Pariangan

1.     Datang pagi atau sore hari untuk menikmati cahaya terbaik dan udara sejuk

2.     Gunakan alas kaki yang nyaman untuk berjalan di area berbukit dan sawah

3.     Hormati adat dan budaya lokal, terutama saat berinteraksi dengan warga

4.     Bawa kamera atau ponsel dengan baterai penuh karena banyak spot foto menarik

5.     Jika ingin pengalaman lebih mendalam, coba program live-in atau tur budaya

Kesimpulan

Desa Pariangan bukan hanya cantik secara visual, tapi juga kaya akan nilai sejarah dan budaya. Di sini, kamu tidak hanya berwisata, tapi juga belajar, merasakan, dan terhubung dengan akar tradisi Minangkabau. Jika kamu ingin liburan yang tenang, bermakna, dan jauh dari keramaian kota, Pariangan adalah tempat yang layak untuk dijelajahi.

Karena kadang, keindahan terbaik bukan yang paling ramai, tapi yang paling tulus menyambutmu.

Next
This is the most recent post.
Previous
Posting Lama

Posting Komentar

 
Top