Pantai
adalah salah satu tempat favoritku untuk melepas penat dan me-recharge diri, sekaligus
mentadaburi alam agar tak lupa bersyukur atas segala nikmat dan keindahan yang
telah Allah hadirkan. Itulah mengapa aku sangat senang ketika sahabatku Irsanti
(Santi) mengajakku untuk menghabiskan liburan ke Krui, Pesisir Barat Lampung.
Santi
adalah sahabatku yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Setelah lulus
kuliah, ia kembali ke kampung halamannya. Meskipun kini kami tinggal beda
provinsi, namun komunikasi kami tetap intens dan kerap pergi traveling bersama
saat musim liburan tiba. Biasanya kami lebih sering pergi jalan-jalan ke
daerah-daerah di Pulau Jawa. Tetapi liburan ini kami memutuskan untuk
mengeksplor wilayah Pesisir Barat.
Bukan
tanpa alasan, kami memilih Pesisir Barat Lampung karena memang sudah lama ingin
menyaksikan dan merasakan sendiri pesona alamnya yang sudah terkenal hingga ke
mancanegara ini.
Perjalanan
Menuju Pesisir Barat, Lelah, Menantang, tapi Berharga
Perjalanan
untuk ke Pesisir Barat butuh waktu sekitar 6-8 jam dari kota Bandar Lampung. Untuk
liburan kali ini, aku berangkat bersama teman semasa SMA dulu, Intan ke
Palembang dengan naik kereta pagi untuk menemui Santi. Setelah silahturahmi di
Palembang dan menginap semalam di salah satu rumah temannya Santi, barulah kami
menuju Pesisir Barat.
Aku
tidak begitu paham rute dari Palembang ke Pesisir Barat, karena kami
menggunakan kendaraan pribadi yang dikemudikan Santi. Perjalanan ini cukup
menantang dan kadang membuatku sedikit cemas. Jadi benar-banar harus siap
mental dan fisik. Jangan lupa banyak berdoa agar perjalanan dijaga Allah. Nah, Jalan
aspal yang kami lalui memang tidak ada yang rusak. Benar-benar mulus. Tetapi
sepanjang jalan yang kami lewati kebanyakan dikelilingi hutan dan jurang. Tidak
banyak kendaraan yang lewat jalur ini dan lebih sering hanya mobil kami saja
yang melintas. Alhamdulillah Allah lancarkan dan jaga kami selama di
perjalanan.
Di
tengah rasa agak sedikit cemas, namun pemandangan alam yang asri dan hijau
sepanjang perjalanan dai Palembang ke Pesisir Barat membuat hati terasa adem
dan happy. Udaranya sangat sejuk dan terasa begitu segar saat dihirup. Mungkin karena
wilayah ini tidak ramai dilalui kendaraan, sehingga udaranya belum tercemar.
Terpukau
dengan Keindahan Pantai Labuhan Jukung
Kabupaten
Pesisir Barat Lampung sudah dikenal banyak wisatawan sebagai destinasi wisata
yang menawarkan keindahan alam luar biasa. Wilayah ini dikelilingi deretan
pantai-pantai yang menakjubkan, bahkan suasananya ada yang seperti di luar
negeri. Pantai-pantai di Pesisir Barat rata-rata memiliki hamparan pasir putih
dan air laut yang jernih.
Selain
itu, tebing-tebing curam yang menjulang tinggi, pegunungan, hingga
laguna-laguna tenang di Pesisir Barat adalah pemandangan bawah laut yang mempesona.
Dengan keindahan alam inilah yang membuat Pesisir Barat menjadi salah satu
destinasi wisata unggulan di Indonesia. Dan aku pribadi merasa sangat bersyukur
karena Allah memberiku kesempatan untuk menjelajahi alam Pesisir Barat.
Setibanya
di Pantai Labuhan Jukung, pasir putih,
air laut yang biru dan berombak besar, deretan pohon kelapa di pinggiran pantai,
serta angin samudra Hindia yang seolah tak pernah berhenti berhembus menyambut
kedatangan kami.
Labuhan
Jukung merupakan laut lepas yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia. Sehingga
membuatnya memiliki pemandangan sunset indah dan menakjubkan. Aku paling suka
menikmati langit jingga di sore hari tersebut saat berada di sini. Rasanya tak
ingin malam segera datang, karena pesona sunsetnya memang seindah itu untuk
dinikmati lama.
Pantai
ini tidak hanya dikunjungi wisatawan lokal, tetapi juga wisatawan asing dari
berbagai negara. Kebanyakan turis asing terpesona dengan keindahan alam di sini,
terutama ombak lautan lepas yang besar yang sangat baik untuk hobi berselancar mereka.
Mungkin alasan ini juga yang membuat Labuhan Jukung kerap disebut sebagai Mini
Kuta.
Menariknya,
Pantai Labuhan Jukung ini buka setiap hari tanpa adanya batasan waktu dan tidak
perlu membayar tiket masuk. Jadi saat kami ke sini, kami hanya diminta uang
parkir kendaraan sebesar Rp20.000.
Pantai
ini juga sudah difasilitasi dengan kamar bilas atau toilet, musala, serta warung makan pinggir pantai. Tentunya
ini akan lebih memudahkan aktifitas kalian untuk berlibur ke sini.
Bagi
yang ingin melakukan surfing atau berselancar di Pantai Labuhan Jukung tapi tidak
punya papan seluncur, bisa menyewa di toko penyewaan alat surfing yang ada di
sekitar pantai. Selain itu, bagi yang belum mahi atau ingin belajar surfing,
ada paket belajar surfing dengan instruktur profesional di sini.
Kami
tidak mencoba surfing karena takut melihat ombaknya yang cukup deras. Jadi, sambil
menyeruput air kelapa muda murni, kami hanya menikmati melihat wisatawan
lainnya yang cukup punya nyali menantang ombak.
Apa
lagi yang menarik dilakukan di Labuhan Jukung?
Nah,
suasana pantai di sini sangat cocok dimanfaatkan untuk kegiatan outbond dan
berkemah. InsyaAllah aman dan nyaman.
Tips
Liburan ke Pantai Labuhan Jukung
Berdasarkan
pengalaman liburan ke Labuhan Jukung dan sekitarnya, menurutku Waktu terbaik berlibur
ke Pantai Labuhan Jukung adalah saat musim kemarau, karena akan lebih maksimal
menikmati keindahan alam pantai dan sekitarnya. Nah, wilayah pantai biasanya
cuacanya panas, jadi jangan lupa gunakan sun screen agar kulit terlindungi dari
sengatan mentari yang kadang terasa perih. Bisa juga ditambah pakai topi agar
lebih terlindungi.
Perhatikan
juga pakaian yang akan dipakai. Hindari warna hitam, karena warna tersebut
mudah menyeap panas, yang akan membuat kita kepanasan dan tentunya tidak nyaman
jalan-jalannya.
Supaya
tidak mudah lapar dan lebih hemat, bawa makanan ringan dan minuman sendiri yang
cukup.
Terakhir
dan yang tak kalah penting diperhatikan, wajib menjaga kebersihan lingkungan dan
mematuhi aturan yang telah ditetapkan pihak pengelola.
Well,
Lampung dengan deretan pantainya yang indah memang tak pernah gagal memanjakan
mata. Semoga keindahan alam ini terus terjaga dan lestari, agar dapat juga
dinikmati hingga anak cucu.
Happy
Traveling!
Posting Komentar