0


Kerugian biasanya selalu diidentikkan dengan kehilangan sesuatu yang pernah menjadi milik kita. Misalnya kehilangan pekerjaan, kehilangan materi, kehilangan seseorang, atau bisa juga mengalami ketidakberuntungan dalam bisnis. Semua ini tentu membuat kita sangat sedih. Lantas bagaimana saat kita kehilangan kesempatan ibadah? Misalnya kehilangan waktu di sepertiga malam.

Tidak bisa dipungkiri, bahwa kehilangan dalam perkara duniawi sering membuat kita larut dalam sedih. Tak jarang ada yang berduka cita hingga terjebak dalam depresi. Padahal apapun yang ada di dunia ini sejatinya hanyalah titipan dan bukan hal yang kekal. Sebaliknya, sikap kita justru berbeda saat kehilangan kesempatan terbaik untuk beribadah. Padahal kita paham bahwa ibadah yang kita lakukan kelak dapat menjadi harta paling berharga bagi kehidupan di akhirat.

Bagi mereka yang beriman, kehilangan dalam perkara duniawi adalah bukan apa-apa. Hal ini tidak sebanding saat mereka kehilangan waktu untuk bermunjat pada Rabb-nya. Di saat mereka kehilangan kesempatan beribadah, itu adalah saat paling menyedihkan. Terlebih di waktu-waktu terbaik yang telah dianjurkan untuk beribadah, seperti di waktu malam setelah bangun dari tidur, atau yang dikenal dengan istilah ibadah sholat tahajjud.

Shalat malam (qiyamul lail) adalah termasuk ibadah sunnah yang dianjurkan. Bahkan Allah menyebut mereka yang mengerjakannya sebagai ciri-ciri orang yang bertaqwa.  Sayangnya, meski ibadah ini bisa dilakukan siapapun, nyatanya tidak semua orang bisa dengan mudah mengerjakannya. Karena ibadah malam ini termasuk amalan yang berat. Lantas apa sajakah kerugian seorang Muslim jika dia menginggalkan, atau terlewat mengerjakan shalat malam?

Pertama, Tidak Mendapatkan Gelar Orang yang Bertakwa

Orang yang bertaqwa adalah mereka yang dengan ikhlas mau mejalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Mereka tidak pernah merasa terbebani di saat harus mengorbankan kesenangan diri demi Allah ta’ala yang sangat dicintai. Amalan apapun yang mereka lakukan, semata-mata hanya untuk mengharap ridho dan rahmat-Nya

Allah tabaaroka wata’ala berfirman dalam kitan suci Al-Qur’an:

‘Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air,” (QS: Adz Dzariyaat: 15)

“Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar.” (QS: Adz Dzariyaat: 17-18)

Kedua, Kehilangan Waktu Mustajab Untuk Berdoa

Ada banyak waktu terbaik yang disarankan pada kita untuk banyak-banyak memanjatkan doa kepada Allah. Karena di waktu-waktu itu diyakini sebagai waktu mustajabnya doa. Salah satu waktu yang paling baik untuk berdoa itu adalah waktu di sepertiga malam. Apapun hajat kita, insya Allah akan dikabulkan-Nya di waktu yang tepat.



Hal ini juga sebagaimana yang telah Allah anugerahkan kepada Nabi Zakariyya ‘alaihisallam, yang tercatat dalam kitab suci Al-Qur’an berikut:

“Kemudian para malaikat memanggilnya, ketika dia berdiri melaksanakan sholat di mihrab, “Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, panutan, berkemampuan menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi diantara orang-orang sholeh.” (QS: Ali ‘Imran: 39)

Ketiga,  Kehilangan Kesempatan Menghapus Dosa

Setiap manusia pasti tidak akan pernah luput dari jerat dosa dan terjebak dalam khilaf. Karena itu juga merupakan bagian dari sifat manusia. Namun setiap manusia punya kesempatan untuk menghapus dosa-dosanya. Telebih Allah adalah Sang Maha Pengampun. Salah satu cara menghapus dosa adalah dengan banyak melakukan kebaikan. Karena kebaikan itu akan menutup keburukan. Misalnya dengan rutin sholat malam.

“hendaklah kalian melaksanakan sholat malam karena sholat malam itu merupakan kebiasaan orang-orang sholih sebelum kalian, ibadah yang mendekatkan diri kepada Tuhan kalian, serta penutup kesalahan dan penghapus dosa.” (HR. At-Tirmidzi, Al-Hakim, Baihaqi)

Keempat, Kehilangan Kesempatan Mendapat Tempat Terpuji

Allah telah menjanjikan bahwa mereka yang beriman dan melaksanakan sholat tahajjud, maka akan diganjar dengan diangkat derajatnya ke tempat yang terpuji. Hal ini sebagaimana yang telah Allah firmankan,”Dan pada sebahagian malam hari lakukanlah sholat tahajjud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji. (QS: Al Isra’: 79)

Kelima, Kehilangan Kesempatan Mendapat Perhatian Allah

Allah hadir di waktu malam, dimana banyak mata telah terlelap dalam tidur. Di saat itu Allah akan memberikan perhatian kepada siapa saja yang dilihat-Nya bangun malam dan bermunajat kepada-Nya. 

Dalam kitab suci Al-Qur’an Allah berfirman: Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sholat), dan (melihat) perubahan gerakan badanmu di antara orang-orang yang sujud. (QS: Asy Syu’araa’: 218-219)

Sholat sunnah di waktu malam memang memiliki banyak keutamaan. Karenanya tak heran jika mereka yang kehilangan waktu terbaik untuk beribadah pada Allah ini akan merasa sangat bersedih.

Seorang ulama salaf, ‘Atha Al-Khurasani berkata,”Sesungguhnya orang yang bangun malam menunaikan sholat tahajjud, akan mendapat kegembiraan di dalam hatinya lantaran dapat menunaikannya. Sedangkan saat matanya mengantuk hingga tertidur dan tak bisa menunaikan tahajjud, maka ketika bangun subuh ia merasa sedih, merasa patah hati (merasa takut), seakan-akan ia telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga baginya.” (Al-Mawarzi, Mukhtashar Qiyamul Lail: 54)

Nah, bagaimana? Setelah mengetahui betapa sangat meruginya kita saat kehilangan waktu di sepertiga malam ini, apakah kita masih rela menyia-nyiakannya? Yuk mulai istiqomah shalat malam walau hanya 2 rakaat. Ya Allah, bantulah kami dan jadikanlah kami orang-orang yang mudah melaksanakan qiyamul lail. Aamiin yaa mujiib.

 

  

Posting Komentar

 
Top