0

 

Sudah tahu apa itu kusta? Jujur, awalnya aku pun nggak begitu paham tentang kusta ini. Dalam pemahamanku, kusta hanyalah sejenis penyakit kulit mengerikan yang bisa menular dengan mudah.


cegah-disabilitas-karena-kusta

Hal ini karena banyaknya stigma di masyarakat yang mengatakan bahwa kusta atau istilah lainnya lepra adalah penyakit kulit yang menular, bahkan banyak yang menganggapnya sebagai penyakit kutukan.


Terkadang, seseorang yang mengalami kusta ini tidak sadar jika tanda atau bercak di bagian tubuh tertentu adalah kusta. Sebab, jika diperhatikan, penyakit kusta ini hampir mirip dengan panu.


Kendati demikian, bercak putih pada kusta ini lama-kelamaan bisa menjadi baal. Inilah yang membedakannya dari panu.


Gejala Penyakit Kusta

Penyakit kusta disebabkan oleh Mycobacterium Leprae. Bagian tubuh yang mengalami sakit adalah kulit, jaringan saraf perifer, mata, dan selaput bagian dalam hidung. Dalam kondisi parah, penderita bisa mengalami disabilitas atau cacat pada bagian tubuh yang sakit tersebut. 


Untuk itulah, sangat penting melakukan deteksi awal kusta agar tidak atau untuk menghindari terjadinya disabilitas. 


Deteksi awal kusta dapat diketahui melalui gejala-gejala yang ada di kulit, yaitu adanya bercak putih/kemerahan pada kulit seperti panu atau kurap. Bercak tersebut tidak ada rasa dan tidak gatal. 


Dalam catatan medis, ternyata banyak pasien yang terlambat berobat, karena kurang paham dengan gejala yang ditimbulkan oleh kusta.


cegah-disabilitas-akibat-kusta
Picture taken from  pixabay

Hal ini tentu tidak terlepas dari kurangnya edukasi serta masih kuatnya stigma yang beredar di masyarakat terkait kusta. Alhasil, banyak pasien yang menderita kusta terlambat ditangani. Padahal, jika pasien atau penderita paham akan gelaja awal yang dialami, tentu  kasus terjadinya disabilitas dapat dicegah.


Apabila penderita tidak mendapatkan penanganan tepat, maka kusta dapat bertahan bertahun-tahun bahkan seumur hidup. Jadi, sangat penting untuk menjalani pengobatan yang tepat, intensif hingga tuntas.


Yuk Cegah Disabilitas Karena Kusta!

Sebagai informasi, penyakit kusta sampai saat ini masih menjadi salah satu penyebab disabilitas yang cukup tinggi di Indonesia. Sebab, masih banyak masyarakat yang belum paham apa itu kusta dan bagaimana cara mengenalinya.


Selain itu, adanya stigma dalam masyarakat yang menyakini bahwa kusta adalah salah satu penyakit menular hingga kutukan, membuat penderita malu dan enggan untuk berobat.


Perlu dipahami, kusta yang muncul di bagian tubuh memerlukan waktu yang cukup lama untuk penyembuhannya. Penderita pun harus mengkonsumsi obat secara intensif dan tidak boleh ada jeda sehari pun, atau risikonya mengulang tahap pengobatan dari awal dan ini akan memakan waktu penyembuhan yang jauh lebih lama lagi.


Nah, agar kita semua bisa lebih paham mengenai apa itu kusta, gejalanya, hingga cara pencegahan pasien penderita kusta dari potensi disabiltas, aku mau membagikan informasi yang benar terkait kusta ini, yang baru kudapatkan saat mengikuti talkshow Kantor Berita Radio (KBR) di kanal YouTube-nya pada Senin, 20 Desember 2021, dengan tema “Yuk, Cegah Disabilitas Karena Kusta!” 


cegah-disabilitas-akibat-kusta

Dalam talkshow ini hadir sebagai pembicaranya adalah Dr.dr. Sri Linuwih Susetyo, SpKK(K), Ketua Kelompok Study Morbus Hansen (Kusta) Indonesia PERDOSKI dan Dulamin, Ketua Kelompok Perawatan Diri (PKD) Astanajapura, Cirebon, yang juga merupakan salah satu penderita yang sembuh setelah melakukan perawatan diri  selama satu tahun.


Mengapa Orang dengan Kusta Bisa Mengalami Disabilitas? 

Dr.dr. Sri Linuwih Susetyo, SpKK(K) menjelaskan bahwa kusta itu identik dengan kecacatan atau disabilitas. Hal ini karena sebagian besar pasien kusta mengalaminya akibat terlambatnya pengobatan.


cegah-disabilitas-akibat-kusta
Dr.dr. Sri Linuwih Susetyo, SpKK(K)

Disabilitas pada kusta disebabkan kuman pada kusta yang telah menyerang saraf. Hal ini pulalah yang menyebabkan timbulnya mati rasa hingga kulit mengalami kekeringan.


Adanya mati rasa itulah yang membuat sebagian besar penderita kusta tidak menyadari gejala dan peyakit kusta yang sedang dideritanya. Sehingga penderita cenderung membiarkannya saja.


Penyakit kusta yang dibiarkan ini memang berpotensi disabiltas, karena adanya faktor utama dari kuman yang menyerang bagian saraf penderita. Namun bukan berarti semua penderita kusta akan mengalami kecacatan atau disabilitas.


Selain itu, adanya anggapan negatif di tengah masyarakat juga bisa jadi salah satu pemicu penderita menjadi makin parah, karena malu dan enggan berobat, sehingga tidak tertangani dengan baik. Akibat paling fatal adalah terjadinya disabilitas atau cacat baik sementara maupun permanen.


Disabilitas Akibat Kusta

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kuman penyebab kusta mampu merusak bagian saraf, mulai dari kulit, hingga mata, dan bagian lain. gejala awal yang muncul jika saraf ini telah terkena kuman kusta adalah terjadinya baal atau mati rasa.

 

Jika penderita telah mengalami luka dan tidak dapat merasakannya, maka hal ini bisa berakibat fatal, karena terlambat melakukan pengobatan yang tepat.


Dokter Sri Linuwih mengatakan, jika bagian yang terserang kusta adalah siku, mata, atau hidung, maka dapat menyebabkan cacat yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Penderitanya dapat mengalami kelumpuhan karena adanya gangguan pada saraf motoriknya. 


Pada penderita kusta yang tidak segera diobati atau mendapat penanganan medis yang tepat, maka kuman kusta dapat menyerang bagian otot dan tulang.


Kondisi disabilitas yang kemungkinan besar bisa dialami oleh penderita kusta adalah pada bagian tangan, kaki, kulit, dan mata. Namun, pasien kusta tetap harus tetap berpikir positif. Karena tidak semua gejala yang timbul dapat menyebabkan cacat. Dengan diagnosa sejak dini dan pengobatan yang tepat, maka bisa mengurangi risiko kecacatan bagian anggota tubuh tadi.


Cara Pencegahan Penyakit Kusta

Cara yang paling tepat untuk mencegah kusta adalah dengan melakukan pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, edukasi dan monitoring terkait penyebaran kusta juga harus terus dilakukan. Hal ini bisa dilakukan siapapun yang peduli dan paham mengenai kusta, baik tik medis, pemerintah, hingga masyarakat umum.


Menurut dr Sri Linuwih, kemoprofilaksis adalah pemberian obat dalam rangka mencegah terjadinya penyebaran kusta. 


Pencegahan sejak dini sangat perlu dilakukan karena orang sehat dapat dengan mudah tertular dan ikut menderita kusta dari penderita yang belum tertangani. Kendati demikian, dr Sri Linuwih juga mengatakan bahwa sebenarnya daya tular kuman penyebab kusta cukup rendah. Terlebih terhadap orang dengan kekebalan tubuh atau imunitas yang baik. 


Pengobatan Kusta

Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit yang membutuhkan waktu penyembuhan cukup lama. Namun, ia berpotensi sembuh jika dilakukan pengobatan yang intensif dan tepat.


Kusta dapat disembuhkan dengan terapi sejumlah obat selama 6-12 bulan untuk kusta kering dan 12-18 bulan untuk kusta basah. Terapi ini tidak boleh putus,ya teman-teman. 


Dokter  Sri Linuwih  mengatakan, pasien kusta dapat berobat secara gratis dengan mengunjungi fasilitas kesehatan seperti Puskesmas. Obat tersebut disediakan dalam satu paket sehingga memudahkan penderita untuk meminumnya.


Selain itu, kusta juga dapat sembuh dengan perawatan mandiri asal konsisten melakukannya. Hal ini dibuktikan dengan pengalaman pasien kusta, Dulamin yang hadir berbagai pengalamannya di talkshow KBR yang kuikuti.  


cegah-disabilitas-karena-kusta
Dulamin, ketua dan anggota Kelompok Pengobatan Diri (KPD) , yang sembuh dari kusta

Dulamin adalah salah seorang warga di Kecamatan Astanajapura, Cirebon yang dapat sembuh total. Ia merupakan ketua dan anggota dari Komunitas yang bernama “Kelompok Pengobatan Diri” atau KPD, yang beranggotakan 20 orang yang pernah menderita kusta dan saat ini sudah dinyatakan sembuh.


Menurut Dulamin, saling kontrol dan mendukung antar sesama penderita akan memberi kekuatan serta semangat untuk segera sembuh. Dalam komunitas ini bahkan para  anggota saling menanyakan apakah sudah membersihkan diri dengan benar secara rutin. 


Dulamin juga mengatakan bahwa edukasi dan pengetahuan tentang kusta, baik penyebab, pencegahan dan cara penyembuhan sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Pengetahuan tersebut dapat menjadi bekal agar tidak terjadi penyebaran penyakit dan bisa melakukan pengobatan secara mandiri hingga bisa sembuh total dari kusta. 



Posting Komentar

 
Top