4

Banggalah terhadap tanah tempatmu dilahirkan. Kemanapun kau pergi bawalah jati diri itu. Karena itulah identitas dan tempatmu berasal.


Minangkabau adalah salah satu suku bangsa di Indonesia yang menghuni pulau Sumatra, tepatnya Sumatra Barat. Orang menyebut penduduknya sebagai orang Padang atau Minangkabau. Saya dilahirkan di tanah Minang dari orang tua berdarah Minang asli. Namun, kebiasaan merantau (hijrah) suku Padang telah mengantarkan keluarga saya tinggal menetap di bagian Sumatra lainnya, yakni Lampung. 


Dari perjalanan yang keluarga saya alami, banyak filosofi yang suku saya percaya masih dijalankan selama ini, sampai sekarang. Buat saya, filosofi-filosofi ini yang membuat saya bangga sebagai orang Minang. 

Bagi orang Minang, jika ingin berhasil maka berhijrahlah (merantau). Tetapi, meskipun demikian, ikatan batin orang Padang dengan kampung halamannya amat kuat. Kebanyakan mereka masih terus memelihara rasa kecintaan dan jati diri sebagai seorang Minang. Jika musim liburan atau acara adat besar digelar di tanah Minang, kebanyakan mereka akan berbondong-bondong pulang kampung. Bahkan mereka mengumpulkan semua anak Minang di rantau untuk pulang bersama. 


Masyarakat Minangkabau terkenal akan keimanan dalam beragama, kemahiran dalam berdagang, kelezatan masakan, kualitas, dan perhatian akan pendidikan. Dari semua kelebihan itu, sudah pasti akan membuat anak Padang mana pun bangga dengan daerah asalnya. Karena itu jugalah saya pun bangga berasal dari Sumatra Barat. Namun, ada satu hal yang amat sangat membuat saya bangga sekaligus kagum pada tanah kelahiran saya ini, yaitu filosofi-filisofi adat Minang yang menjadi landasan hidup masyarakat. Dan orang Minangkabau sangat menjunjung tinggi filosofi-filosofi tersebut. Salah satu filisofi itu adalah berkenaan dengan tata hukum yang mengatur seluruh aspek kehidupan masyarakat, yaitu, adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Filisofi ini menegaskan bahwa masyarakat Minang adalah mayoritas muslim. 


Masyarakat Minang sangat memegang teguh ajaran agamanya. Segala segi kehidupan haruslah berpedoman pada apa yang di syariatkan dalam kitab suci Al-Qur'an. Di Padang, seseorang yang ke luar dari agamanya (murtad), harus menerima konsekuensi terusir dari tanah Minang dan tidak diakui sebagai orang Minang lagi. Seseorang yang tidak bisa membaca Al-Qur'an adalah hal yang memalukan. Jadi, tak heran jika masjid-masjid adalah tempat yang tak pernah sepi dari kegiatan membaca dan mempelajari Al-Qur'an. 


Masyarakat Minangkabau memang terkenal akan kereligiusannya. Dan karena berpegang teguh pada kitabullah inilah, kebanyakan orang Minang takut untuk berbuat hal-hal yang tidak sesuai dengan syariat agama. Lihatlah sikap gubernur Padang yang terkenal dengan kejujuran, amanah, dan cara memimpin yang baik itu. Semua karena ia hidup berpegang teguh pada kitabullah. Segala hal yang kita jalani akan berjalan baik dan berkah, jika yang menjadi pedoman adalah ajaran agama. Karena apa yang telah ditetapkan di dalamnya bersumber langsung dari sang maha benar, Allah SWT




#Minangkabau
#HijaberWriter
(@RikaAltair)

Posting Komentar

  1. huaaa... udah tempatnya adem, hijau banyak pohon2 ditambah agamis pula... tentram damai sejahtera uni :)

    BalasHapus
  2. Iya mbak Cili. Aku selalu rindu ingin pulang ke kampung halaman

    BalasHapus

 
Top