2


"Cukup...cukuupp. Tolong hentikan. Aku tak sanggup lagi dan benar-benar mengutuki kalian. Biadab!" Ia kini mulai berteriak lantang penuh kebencian, meneriaki dan menyumpahi mereka sang perenggut jiwa-jiwa hidup, yang selama ini senantiasa menyambut mentari bersamanya. 

Ia sadar betul pekikannya kini sia-sia. Karena semua sudah terlambat. Namun apalah dayanya? Ia memang hanya bisa diam membisu, seolah menikmati para sahabatnya meregang nyawa. Semua keindahan hidup seakan sirna seketika dari pandangannya. Dirinya pun luluh lantak menerima serangan kebengisan makhluk keji yang haus jiwa tak berdosa. 

"Ya Allah, sunyi dan mengerikan sekali penampakanku kini. Aku sendirian. Di mana mereka yang biasa tersenyum sumringah di sudut kota? Di mana mereka yang berbagi cinta denganku di sini? Ah...aku tak berhak bertanya. Toh saat mereka ketakutan dan mencari tempat aman, aku tak mampu menyediakannya. Aku tak berdaya. Semuanya telah menjadi jasad menyedihkan akibat tangan-tangan keji yang begitu mudahnya menodongkan senjata dan merenggut kehidupan di kota ini." Ratapannya semakin membuat pilu.

Hari itu, dengan tubuh yang sudah koyak ia hanya bisa tetap terdiam. Namun, kondisinya melukiskan jelas akan penderitaan yang telah terukir di sana. Hanya bisa menjadi saksi bisu perampasan hak hidup manusia tak berdosa. Dalam keheningan mungkin saja ia sedang meratapi peristiwa tak berprikemanusiaan yang kerap disaksikannya. Mungkin pula kesunyiannya merupakan ungkapan bela sungkawa terdalam untuk mereka yang gugur. 

"Aku telah hancur, dan ini semua karena perbuatan orang-orang yang tak punya cinta kasih di hatinya. Jika memang kalian punya cinta, pastilah masih akan ada kehidupan di sini. Siapapun kalian, di manapun kalian, aku dan seluruh tanah di muka bumi ini tak akan pernah sudi menerima jasad kalian, para penghancur kehidupan." Dan akhirnya ia pun turut mati bersama kehidupan yang telah terkubur di sana. 


#TantanganKelasFiksi1
#HijaberWriter@RikaAltair


Posting Komentar

  1. Merinding baca tulisan ini.
    Super keren, mbk Rika.

    Satu tulisan untuk menjawab dua challenge kah ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Cak Heru.
      Dibilang keren sama cak Heru yang tulisannnya super keren :)

      Ini buat satu challenge yang dari foto itu cak.

      Hapus

 
Top