0


Komunikasi merupakan bagian yang penting dalam kehidupan. Melalui sebuah komunikasi kita dapat memahami  banyak hal yang berhubungan dengan kehidupan. Karena komunikasi itu bukan hanya sebuah media untuk membangun sebuah interaksi. Tetapi komunikasi adalah sebuah jembatan untuk lebih mengenal dunia dan karakter orang-orang.  Namun di satu sisi, tak jarang sebuah komunikasi menimbulkan kesalah pahaman antar pihak yang terlibat dalam komunikasi itu sendiri. Hal inilah yang terkadang membuat sebuah hubungan menjadi tidak harmonis. Untuk itu perlunya mempelajari dan mengaplikasikan seni berkomunikasi yang baik, agar tercipta hubungan yang selaras dan harmonis.

Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang produktif. Dengan kata lain, komunikasi yang dibangun  memfokuskan pada hal-hal positif, yang memerhatikan penggunaan kata yang dipakai, bahasa tubuh, serta setting tempat dan waktu. Terutama saat kita berkomunikasi dengan anak-anak. Karena mereka adalah jiwa rentan yang mudah terpapar pengaruh dan kebiasaan di sekitarnya. Jka kita sebagai orang dewasa kerap berkata kasar, tentunya anak-anak akan belajar cara bebicara yang kasar pula. Dan hal ini sangat tidak baik bagi perkembangan karakternya kelak.

Sebelumnya aku mengaplikasikan seni komunikasi produktif dengan adikku. Namun saat ini adikku sedang hijrah ke ibu kota meraih mimpinya. Jadi  untuk komunikasi produktif hari ini, aku mencoba menerapkannya pada keponakanku, Sheena Atthaya Ilmi, yang berumur 4 tahun. Sheena ini anaknya cukup aktif, cerdas, dan menyenangkan. Untuk membangun kedekatan dengannya juga termasuk hal yang mudah, karena Sheena merupakan seorang  yang supel untuk anak seusianya.

Hari ini Bundanya Sheena sedikit kesal karena si kecil bersikukuh mogok makan. Alasannya karena Sheena tidak suka makanan yang disuguhkan Bundanya. Padahal beberapa hari yang lalu ia tidak menolak melahapnya. Tapi entah mengapa hari ini Sheena menolak.  Rasa penasaran pun menggerakkan kakiku untuk mendekatinya. Saat itu Sheena sedang main di teras depan dengan mainannya.

Aunty: Sheena sudah makan?
Sheena: (Menggeleng dengan bibir manyun)
Aunty: Kok belum makan? Bukannya Bunda sudah siapkan makanan tadi?
Sheena: Nggak suka
Aunty: (Mengambil posisi berjongkok) Bukannya Sheena suka makan sup tahu? (Membangun eye contact saat berbicara dengannya)
Sheena: Maunya makan sama bola telur (maksudnya telur puyuh). Tapi kata Bunda nggak ada.

Setelah ditelusuri, ternyata Sheena ingin menu yang lain. Aku berusaha memberikan pengertian padanya dengan bahasa yang tentunya bisa dipahaminya. Bahwa dia harus menghargai setiap perbuatan orang lain untuknya. Dan terutama mensyukuri setiap nikmat yang Allah berikan. Apapun yang ada hari itu, adalah bentuk rezeki Allah kepada hamba-hamba yang di sayang-Nya. Alhamdulillah setelah berkomunikasi dari hati ke hati ini, Sheena mau makan dan ceria lagi.

Komunikasi hari ini dengannya memberikan pelajaran bahwa dengan mensejajarkan diri terhadap lawan bicara, akan lebih mudah memasukkan penekanan dan inti dari komunikasi kita padanya. Posisi sejajar akan mempertemukan dua bola mata dengan lawan bicara. Hal ini sangat bermanfaat dalam berkomunikasi terhadap anak. Karena kontak mata akan memberikan kesan kepercayaan, kehangatan, dan rasa nyaman padanya. Meskipun hal ini dianggap sepele, tetapi dampaknya sangat baik bagi perkembangan dan caranya berkomunikasi kelak. Terutama juga untuk lebih membangun nuansa harmonis dan nyaman dalam sebuah keluarga.

#Hari8
#GameLevel1
#Tantangan10H
#KomunikasiProduktif
#KuliahBundaSayang
#InstitutIbuProfesional




Posting Komentar

 
Top