0

 

cara efektif menghindari FOPO agar kesehatan mental terjag


Apakah kamu termasuk orang yang kerap merasa cemas terhadap pendapat orang lain? Jika demikian, artinya kamu sedang mengalami yang namanya FOPO (Fear of Other People’s Opinions).

FOPO atau Fear of Other People’s Opinions, yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia artinya adalah ketakutan terhadap opini orang lain, merupakan sebuah fenomena yang kini banyak menjangkiti seseorang, baik anak-anak hingga orang dewasa.

Melansir laman Harvard Business Review, psikolog Michael Gervais, PhD, mengatakan bahwa alasan seseorang merasa takut, rendah diri, hingga cemas bisa dikarenakan oleh kekhawatiran tentang ketidaksetujuan sosial terhadap diri seseorang.

Dengan adanya ketakutan dan kecemasan tersebut, maka akan mengganggu kehidupan dan tentu saja berpotensi membahayakan potensi yang dimiliki seseorang.

Mengapa bisa demikian?

Karena seseorang terlalu memikirkan akan pendapat orang lain, mereka takut dengan ucapan-ucapan atau pun kritik yang akan dilontarkan. Alhasil, potensi diri pun sulit berkembang bahkan potensi itu bisa mati karenanya.

Apa Sih yang Bisa Jadi Pemicu FOPO?

Mengutip laman resmi ugm.ac.id, Psikolog UGM, T. Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D., memberikan keterangan ada banyak hal yang bisa menjadi pemicu FOPO.

Di antara banyaknya pemicu, kondisi FOPO banyak dipengaruhi oleh media sosial (medsos).


media sosial bisa picu terjadinya FOPO


“Ditambah dengan penggunaan medsos menjadi salah satu pemicu orang-orang mengalami FOPO. Melalui media sosial ini opini orang semakin terbuka, imagenya terbuka, meskipun tetap ada beberapa orang yang memang selalu cemas dengan pendapat orang sejak dulu,” katanya.

Selain itu, di Indonesia FOPO juga bisa timbul karena masalah yang terkait budaya dan pendidikan. Pasalnya, budaya feodalisme dan konfromitas masih sangat melekat di masyarakat, sehingga punya andil cukup kuat akan terbentuknya situasi tersebut.

“Budaya feodal, misalnya senior mengatur persepsi publik ini. Lalu, soal konfromitas, dari kecil anak-anak sudah diajari punya pemikiran selalu sama, jika berbeda meski hanya sedikit saja, maka akan disebut aneh,” lanjutnya.

Dampak FOPO yang Kerap Terjadi

FOPO bisa memberi dampak negatif bagi kehidupan seseorang. Kehadiran media sosial yang kini menjadi tempat interaksi populer, telah membuat banyak orang menghabiskan waktu berselancar di dunia maya.

Ada banyak hal yang bebas dibahas di media sosial secara terbuka dan biasanya pendapat kebanyakan pengguna medsos ini seragam tentang suatu hal.

Hal inilah yang pada akhirnya memunculkan sebuah image atau perspektif berdasarkan opini kebanyakan orang. Misalnya parameter terkait kesuksesan anak muda.

Di medsos banyak dibahas, bahwa anak muda yang sukses adalah mereka yang pada usia 20-an sudah punya penghasilan sendiri, sudah punya materi yang banyak diimpikan orang, atau punya usaha.

Apa dampaknya?

Wacana di media sosial tersebut bisa membuat seseorang mulai membanding-bandingkan dirinya, hingga merasa insecure terhadap kehidupan yang dijalaninya.




FOPO membuat seseorang jadi tidak percaya diri dengan kemampuan, potensi, dan value dirinya. Pada akhirnya seseorang yang terserang FOPO ini akan mengalami yang namanya krisis identitas. Secara tidak sadar, mereka pun telah membunuh karakternya sendiri.

Ketakutan akan penolakan dan opini yang dibangun orang lain tentangnya, jika berlangsung terus-menerus, maka akan berdampak serius pada kesehatan mentalnya.

Orang-orang dengan kondisi FOPO mulai tidak bisa memahami diri dan potensinya. Mereka akan cenderung melakukan hal-hal semata-mata hanya untuk memenuhi harapan publik.

Itulah mengapa sangat penting bagi kita untuk membangun kepercayaan diri atas kemampuan yang kita miliki.

Cara Efektif Terhindar dari FOPO

1. Bangun Pemikiran Kuat

Katakan pada diri bahwa kita hebat dan layak mendapatkan yang terbaik. Ciptakan pesan-pesan positif bagi diri agar kita bisa lebih fokus pada potensi daripada pendapat orang lain.

Apabila kebetulan kita melakukan kesalahan, maka artinya kita punya kesempatan belajar untuk jadi lebih baik lagi. Tanamkan pada diri bahwa sebuah kesalahan atau pun kegagalan adalah batu loncatan untuk menjadikan kita lebih baik.

2. Tutup Handphonemu

Apabila ada orang yang mengungkapkan pendapat buruk tentang kita, tidak usah langsung memberikan respons.

Tetaplah bersikap tenang dan jangan mudah terpancing apapun ungkapan yang dilontarkan. Ingat, yang memahami diri kita adalah kita sendiri.

Satu hal yang perlu dilakukan adalah jangan membuka handphone, karena hal ini justru akan membuat kita terpancing untuk bereaksi pada hal-hal yang dibicarakan orang-orang.

Lebih baik, rileks dan coba pelan-pelan katakan pada diri bahwa kamu akan baik-baik saja dengan komentar tentang dirimu. Kita harus jaga kewarasan dengan meyakinkan diri bahwa ungkapan apapun yang tengah dibangun orang-orang, adalah hanya sebuah kritik agar kitab isa jadi lebih baik. Semangat!!!

3. Refleksi Diri

Lakukan refleksi diri dan temukan dalam diri bahwa kita punya potensi yang bisa membanggakan. Semakin kita tahu dan mampu mengenali potensi diri, maka hal itu akan membuat kita jauh lebih percaya diri.

Ingat, tidak sama dengan orang lain bukan berarti kita tidak hebat. Justru dengan berbedalah yang akan membuat kita tampak lebih istimewa.

4. Self-Compassion

Self-compassion (mengasihi diri sendiri), yakni dengan memberikan celah pada diri sendiri untuk bisa menerima hal buruk yang ada pada diri kita.

Jika memang ada keburukan atau ketidaksamaan pada diri kita, yang membuat kita berbeda dengan masyarakat umum, tetap tenang dan terima diri dengan segala kekurangannya.

Dengan begitu, kita pun tidak akan mudah tersulut atas setiap kritik. Tetapi akan lebih welcome dalam menerima setiap kritik dan mengevalusinya agar setiap yang kurang bisa diperbaiki.

5. Kenali Value di dalam Dirimu

Mengenali value (nilai) yang ada pada diri akan membuat kita menjadi sosok pribadi yang lebih bijaksana dalam menyikapi segala hal.

Ingat, kita hidup bukan untuk memenuhi opini dan keinginan orang lain. Maka dari itu, penting untuk memahami nilai diri.

Dari pada larut dan menghanbiskan waktu memikirkan kritik netizen yang tanpa henti, lebih baik kenali diri dan tentukan kehidupan apa yang ingin diwujudkan.

Demikian cara efektif menghindari FOPO agar kita mampu menjaga kesehatan mental dan mewujudkan kehidupan sebagaimana yang kita inginkan.

Posting Komentar

 
Top