1

 

Cara tepat hadapi KDRT


Seorang sahabat tiba-tiba saja mengunggah sebuah postingan di Instagram pribadinya dengan wajah yang tampak lebam dengan bibir sobek.

Sontak aku terkejut dan langsung menanyakan apa yang terjadi melalui direct message (DM) Instagram.

Sungguh tak kusangka, karena untuk kedua kalinya ia mengalami tindak kekerasan dalam rumah tangga, yang kali ini dilakukan oleh saudara iparnya.

Mirisnya, sang suami yang awalnya menunjukkan dukungan membela, tidak terima atas perlakukan kakaknya pada sang istri, justru berbalik memojokkan hingga membuat fitnah.

Beruntung, sahabatku ini adalah sosok perempuan cedas, kuat, dan berani. Banyaknya pengalaman hidup telah menempanya menjadi seorang yang tidak bisa begitu saja diam melihat tindak kekerasan, terlebih hal ini dialaminya sendiri.

KDRT Itu Dialami Sahabatku

Terkait kisah sahabatku ini, aku sudah mendapat izin darinya untuk menceritakan kisah KDRT yang pernah dialaminya. Ia pun mengizinkanku menyebutkan namanya tanpa perlu disamarkan.

Ya, sahabatku yang bernama Yuni Sheila dengan akun Instagram @mrssheila8 ini telah mengalami ujian KDRT yang cukup berat bagiku pribadi. Namun, aku kagum padanya karena ia mampu menghadapinya dengan berani. Ia pun berhasil menang di pengadilan terkait kasus kekerasan yang sempat dialaminya.


Kisah KDRT
Kisah KDRT
Source: Instagram @mrssheila8


Yuni, begitu aku biasanya memanggilnya memang perempuan kuat dan hebat. Namun, ia tetap butuh bantuan hukum dan pendampingan atas kasus yang terbilang berat ini.

Alhamdulillah, aku tergabung di komunitas Puspa Lampung, di mana komunitas ini concern terhadap isu-isu KDRT dan perlindungan terhadap anak-anak.

Puspa Lampung berada di bawah naungan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Lampung telah banyak menangani kasus KDRT dan kekerasan pada anak-anak.

Saat kasus KDRT yang dialami Yuni, Puspa Lampung berkoordinasi dengan PPPA Tangsel untuk memberikan pendampingan, karena kebetulan saat itu Yuni ikut sang suami tinggal di Tangerang Selatan.

Berkat usaha dan perjuangan Yuni bersama Puspa Lampung, PPPA Tangsel, dan tim yang memberi pendampingan, akhirnya sahabatku ini bisa terlepas dari circle orang-orang toxic yang selama ini telah meracuni hidupnya.


Kisah KDRT
Kisah KDRT Yuni
Source: Instagram @mrssheila8


Ia pun kini mulai bangkit dari keterpurukan dan telah hidup bahagia bersama buah hatinya di Lampung. Ia juga tengah merintis kembali usaha kuliner berupa makanan khas Korea (Kimchi), Brownies, dan aneka cemilan enak lainnya. Buat teman-teman yang mau nyobain, bisa order melalui Instagram @the.dna_.

Sebagai informasi, akibat ujian hidup dari orang-orang toxic di sekitarnya, Yuni harus dirawat di rumah sakit bahkan ia beberapa kali harus konsultasi ke Psikiater karena kondisi psikis dan fisiknya yang benar-benar telah tersakiti.

Kita doakan semoga sahabatku ini terus hidup bahagia setelah apa yang dialaminya. Semoga di luar sana juga makin banyak yang sadar bahwa tindakan KDRT bukan hal yang remeh dan didiamkan. Kita, siapapun yang tahu, mendengar, melihat, terlebih yang mengalami, harus berani speak up, laporkan pada pihak berwajib.

Korban pun harus berani ambil tindakan tegas dan mencari bantuan dari sisi manapun agar terlepas dari situasi kekerasan, sebagaimana perjuangan serta tindakan yang dilakukan oleh Yuni.

Cara Tepat Hadapi KDRT

Ada sejumlah langkah yang bisa dilakukan jika kita menghadapi situasi Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Berikut ulasannya berdasarkan kejadian yang dialami Yuni dan juga saran dari PPPA:

1. Segera Lapor ke Polisi

Apabila mengalami KDRT, terutama dalam bentuk kekerasan fisik, korban harus segera melapor ke kepolisian. 

Nantinya pelapor akan diarahkan untuk melakukan visum et repertu, di mana hasil visum dapat dijadikan sebagai alat bukti surat untuk diajukan ke pengadilan.

Jika laporan dilakukan ke Polres setempat, korban akan dirujuk ke bagian unit Perempuan dan Anak untuk nantinya dimintai keterangannya sebagai saksi.

Apabila pihak polisi merasa sudah ada minimal dua alat bukti, maka pihak terlapor pun dapat ditingkatkan statusnya jadi tersangka.

2. Laporkan Melalui Layanan Online

Korban KDT juga bisa melakukan laporan secara online ke SAPA 129. Layanan ini digagas oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Teman-teman   bisa mengaksesnya melalui hotline 021-129 atau whatsapp 08111-129-129.

Di fasilitas ini ada sekitar enam jenis layanan, yakni pengaduan masyarakat, penjangkauan korban, pengelolaan terkait kasus, pelayanan akses penampungan sementara, mediasi, dan pendampingan untuk korban.

3. Beritahu Komnas Perempuan

Komnas Perempuan akan memberikan bantuan untuk memudahkan korban KDRT mendapatkan pertolongan, yakni dengan cara melaporkan ke alamat email pengaduan@komnasperempuan.go.id atau mengirimkan direct message ke Twitter, Facebook, atau Instagram dinas terkait.

Laporan tersebut akan diproses selama 1x24 jam. Nantinya laporan pengaduan itu akan dilanjutkan pada Forum Pengada Layanan sesuai dengan domisili korban KDRT untuk selanjutnya diberikan pendampingan.

Jangan lupa untuk menyiapkan bukti apapun terkait KDRT untuk melancarkan proses pelaporan ini.

4. Jangan Takut Bersuara

Korban KDRT hendaknya berani mengungkap tindak kekerasan dalam rumah tangga yang dialaminya.

Korban KDRT atau pun seseorang yang melihat peristiwa tersebut, hendaknya segera mengumpulkan serta mendokumentasikan bukti, baik berupa foto luka, tangkapan layar percakapan, atau apapun yang bisa menguatkan laporan.

Bagi masyarakat yang kebetulan melihat KDRT, harus segera bertindak dan tak hanya diam terhadap korban. Kita harus segera menolong korban sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.

Di antara tindakan yang bisa kita lakukan ketika menyaksikan situasi adalah dengan mencegah, memisahkan, memberikan perlindungan, misalkan dengan membukakan pintu saat ada tetangga kita yang minta tolong karena tengah mengalami KDRT.

Selain itu, kita juga bisa memberikan pertolongan darurat, misalnya mengantar ke rumah sakit jika ada luka, mengantar ke lembaga layanan terkait, atau menghubungkan dengan layanan korban agar bisa segera ditindak dan mendapatkan pengamanan.

Itulah sepenggal kisah mengenai KDRT yang kini kian marak terjadi di masyarakat, bahkan sempat dialami oleh sahabatku, beserta cara tepat menghadapi situasai Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

Posting Komentar

  1. Thank you uni. Semoga dengan membaca ini, banyaak pihak berani bersuara lawan kekerasan, penganiayaan, dan pelecehan. Apapun itu.

    BalasHapus

 
Top