3

 



Kusta adalah salah satu jenis penyakit yang hingga saat ini masih menjadi tantangan terbesar bagi pemerintah Indonesia.

Diketahui, kasus terbaru terkait kusta ini mengalami stagnasi selama 10 tahun terakhir dengan jumlah mencapai 18.000 kasus.

Hal inilah yang selanjutnya menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kasus kusta tetinggi di dunia setelah India dan Bazil.

Pada 2017, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia yang disebabkan oleh penyakit kusta adalah sebanyak 6,6 orang per 1 juta penduduk. Padahal, pemerintah telah menargetkan jumlah penderita disabilitas kuang dari 1 orang per 1 juta penduduk.

Dengan fakta ini, menunjukkan bahwa masih ada masalah terkait penanganan kusta di Indonesia, terutama soal sosialisasi ap aitu kusta dan dampaknya jika tidak ditangani.

Pada 2021 tercatat ada peningkatan global lebih dari 140.000 pasien kusta. Ini menunjukkan bahwa kegiatan pengendalian telah dilanjutkan setelah wabah Covid-19.

Jumlah itu jmemang lebih rendah jika dibandingkan tahun sebelumnya. Sayangnya, lambannya penemuan terhadap kasus baru telah menyebabkan banyak penderita kusta mengalami keterlambatan dalam pengobatannya.

Talkshow Bertajuk Sasakawa Health Foundation dan Kusta di Indonesia

Dalam rangka mewujudkan Indonesia Bebas Kusta serta membangun kesadaran kolektif tekait penyakit yang masih jadi momok bagi Indonesia ini, Ruang Dengar Publik Radio KBR kembali mengadakan talkshow yang kali ini mengusung tema Sasakawa Health Foundation dan Kusta di Indonesia.

Talkshow tentang kusta diselenggrakan oleh KBR
dok. KBR


Talkshow yang digelar pada Selasa, 25 Juli 2023 lalu ini menghadirkan tiga narasumber, yakni perwakilan dari Sasakawa Health yang menjabat sebagai Chief Officer Hansen’s Disease Program Ms Aya Tobiki, Direktur Eksekutif NLR Indonesia Asken Sinaga, OYPMK yang menjabat sebagai  Ketua Permata Bukukumba Ardi Yansyah.

Apa Itu Kusta?

Kusta masuk dalam kategori penyakit yang cukup berbahaya karena dampaknya yang tidak main-main jika penanganannya terrlambat dilakukan.

Penyakit kusta adalah jenis penyakit yang menyerang kulit, sistem saraf perifer, selaput lendir di saluran pernapasan atas, dan mata, di mana yang menjadi pemicunya adalah bakteri Mycobacterium leprae.

Penyakit ini termasuk jenis yang menular, yakni lewat pernapasan dan udara. Kendati demikian, tidak semudah itu seseorang bisa tertular kusta.

Apabila penderita kusta ditangani dengan cepat dan telah mendapat dosis obat pertama, maka penularan penyakit ini pun langsung terhenti di penderita. Sehingga, tidak perlu takut tinggal bersama penderita atau bahkan sampai mengisolasi pasien kusta, karena penularannya telah dicegah.

Sebagai informasi, kusta bisa menyebabkan luka pada kulit, kerusakan saraf, melemahnya otot, dan mati rasa, hingga hal paling teburuk adalah menyebabkan kecacatan (disabilitas). Hal ini dapat terjadi jika penanganan terhadap pasien kusta terlambat dilakukan.

Adanya keterlambatan penanganan ini bukan tanpa sebab. Perlu diketahui, stigma tentang kusta di masyarakat adalah salah satu kendala pasien kusta enggan berobat.

Sebagaimana yang dipahami masyarakat, kusta adalah jenis penyakit menular berbahaya hingga dianggap sebagai penyakit kutukan. Alhasil, penderita pun merasa malu hingga berujung enggan mendatangi puskesmas untuk berobat.

Di masyarakat, terutama yang belum mendapatkan edukasi yang tepat tentang kusta, banyak yang mengucilkan penderita. Bahkan, anggota keluarga pasien pun juga mengucilkan mereka.

Dukungan Sasakawa Health Foundation bagi Penderita Kusta di Indonesia

Sasakawa Health Foundation adalah sebuah yayasan nirlaba yang concern dengan masalah kesehatan di dunia, dengan fokus pada penyakit kusta. Yayasan yang berkantor pusat di Tokyo, Jepang ini telah berdiri sejak tahun 1974.

Adapun bentuk dukungan yang diberikan Sasakawa Health Foundation bagi para penderita kusta dikenal dengan nama penyakit Hansen.

Melalui perwakilannya, Ms Aya Tobiki yang hadir dalam Talkshow bersama NLR Indonesia beberapa waktu lalu, Sasakawa Health Foundation disebutkan bahwa ada 3 pilar utama yang jadi fokus organisasi ini.

Ms. Aya Tobiki, perwakilan Sasakawa Helath Foundation
dok. KBR


Pertama, mencegah penyebaran penyakit kusta. Kedua, menghilangkan diskriminasi bagi penderita kusta. Ketiga, menyampaikan sejarah penanganan penyakit kusta.

Selama di Indonesia, Ms. Aya Tobiki mengunjungi tiga tempat berbeda dalam kaitannya tehadap penanganan penyakit kusta, yakni Pasuruan, Indramayu, dan Cirebon.

Saat ke Pasuruan, tepatnya di Puskesmas Nguling, Ms. Aya Tobiki melihat adanya kerja sama yang sangat erat dari berbagai pihak dalam upaya pencegahan penyakit kusta. Salah satunya adalah melalui kegiatan senam bersama dengan tema kusta yang dilakukan oleh tim PKK.

Di Indramayu terdapat peer conselor, yakni sahabat sebaya untuk memotivasi para penderita kusta agar mentalnya lebih terjaga. Kehadiran peer conselor ini cukup berperan penting, karena dapat menjadi salah satu ujung tombak dalam penangangan kusta.

Kemudian di Cirebon ada kreasi kerajinan tangan yang berasal dari para penderita kusta.

Kehadiran Sasakawa Health Foundatiion telah mengembalikan rasa percaya diri OYPMK (Orang Yang Pernah Menderita Kusta), yang selama ini selalu dikucilkan masyarakat dan mendapat diskriminasi bahkan dari anggota keluarsga mereka sendiri.

Sasakawa Health Foundation berusaha terus hadir sedekat mungkin dengan pasien kusta, memberikan motivasi kepada pasien agar bisa sembuh dengan terapi yang dijalankan. Sementara, bagi pasien yang terkena kusta, maka akan dibantu rujukan yang lebih cepat dan penangan yang tepat.

NLR Indonesia untuk Penderita Kusta

Di Indonesia, dukungan terhadap pasien kusta dan OYPMK dilakukan oleh NLR Indonesia, yang mempunyak induk organisasi berkantor di Belanda. Selama ini organisasi ini pun sudah banyak berperan dalam mengedukasi masyarakat tentang penyakit kusta dan dampaknya.

Melalui perwakilannya saat Talkshow yang digelar KBR, Asken Sinaga (executive director NLR Indonesia) menyampaikan bahwa NLR Indonesia mempunyai fokus agar penanganan kusta di Indonesia bisa lebih cepat, efisien dan efektif.


Bapak Asken Sinaga dari NLR Indonesia
dok. KBR


Bapak Ansen juga menyampaikan bahwa NLR Indonesia melakukan inovasi program berupa peer conselor project, yaitu bentuk dukungan dan advokasi untuk OYPMK serta membangun partnership, karena masalah kusta ini tidak bisa ditangani sendiri.

Selain itu, NLR Indonesia juga memberikan dukungan teknis pada pemerintah, OYPMK dan LSM, yang berfokus di bidang kusta.

Adapun bentuk inovasi peer conseling project yang dilakukan oleh NLR Indonesia adalah melakukan training terhadap OYPMK. Nantinya, para OYPMK ini akan menjadi konselor bagi penderita kusta lainnya.

Tak hanya itu, NLR Indonesia juga telah sangat berperan dalam membantu meningkatkan awareness tentang kusta ke masyarakat. Salah satunya adalah melalui sosialisasi di medsos dan juga secara konvensional.

NLR Indonesia juga melakukan advokasi dan jejaring dengan pihak lain, yakni NGO yang berfokus pada penyandang disabilitas, lembaga riset, dan kelompok pemuda. Harapannya, eleminasi terhadap penyakit kusta bisa lebih maksimal.

Stop Diskriminasi Terhadap Penderita Kusta

Salah satu OYPMK, Ardi Yansyah, yang turut hadir dalam talkshow bersama Sasakawa Health Foundation dan NL Indonesia, mengatakan bahwa penderita kusta seolah mendapat sebuah mimpi sangat buruk saat ia menderita kusta.


Ardi Yansyah, salah satu OYPMK
dok.KBR


Berdasakan pengalamannya saat menderita kusta, banyak orang yang menjauhinya terutama orang sekitar. Perubahan sikap oang-orang itu ia rasakan ketika satu demi satu dari mereka mulai menjauh. Hal inilah yang membuatnya merasa terpuruk hingga depresi.

Untungnya pada 2018 Mas Ardi bermitra dengan NLR Indonesia. Kemitraan ini dijalankan bersama oganisasi Permata Bulukumba yang diikutinya.

Berkat kemitraan ini, ia pun mendapat banyak pemahaman medis dan nonmedis tentang penyakit kusta.

Berkat hal ini juga Mas Ardi kerap menjadi narasumber terkait sosialisasi dan pencegahan penyakit kusta, terutama untuk di daerahnya.

Hal ini pun pada akhirnya bedampak pada penangann kusta yang lebih baik. Salah satunya adalah penyusunan peraturan desa (Perdes) mengenai pencegahan disabilitas akibat kusta.

Hadirnya Sasakawa Health Foundation dan NLR Indonesia telah memberikan arti sangat  penting bagi para penderita kusta dan OYPMK, karena kini paa pasien maupun yang telah sembuh dari kusta bisa hidup lebih baik dan tidak lagi mendapat diskriminasi dai masyarakat di lingkungannya.

Semoga program seperti ini terus berkelanjutan, hingga pada akhirnya Indonesia bisa benar-benar bebas kusta.


Posting Komentar

  1. Penyakit kusta kini sudah ada organisasinya ya, semoga makin banyak orang tercerahkan dan bisa hidup berdampingan dengan masyarakat dan hidup layak mendapatkan pekerjaan yang layak juga.

    BalasHapus
  2. Luar biasa ya ada orang baik yang membantu para penderita penyakit kusta dan terus mengedukasi masyarakat

    BalasHapus
  3. Yang sehat saja masih selalu insecure apalagi mereka yang menderita kusta. Ditambah respon orang lain seperti mengucilkan jelas itu membuat tidak nyaman. Semoga mereka mendapat rasa nyaman dengan adanya dukungan dari banyak pihak.

    BalasHapus

 
Top