7
Jujur saja, ketertarikan saya untuk mengetahui ataupun mengikuti perkembangan di dunia politik negeri ini sudah lama saya kubur. Semangat yang dulu pernah berkobar jika membahas hal-hal yang terkait dengan ranah politik di negeri Indonesia tercinta ini telah terpadamkan seiring berakhirnya pesta demokrasi rakyat pada tahun 2014 silam. Berita apapun yang berhubungan dengan dunia politik sudah pasti akan saya skip atau langsung masuk ke kotak delete saat ada broadcast atau share artikel dari beberapa teman di akun sosial saya. Paling saya hanya sekedar membaca headlinenya saja. Namun, beberapa hari ini saya terusik dengan beberapa berita dan artikel yang menyuguhkan isu mengenai surat Al-Maidah ayat 51.

Pernyataan yang mengandung SARA yang di lontarkan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Thahaja Purnama pada saat melakukan blusukan di kepulauan 1000 pada tanggal 27 september 2016 sangat mengoyak perasaan saya sebagai umat muslim. Siapa dia sampai-sampai dengan sikap arogansinya berani menghina dan melecehkan firman Allah? Pastinya bukan hanya saya yang marah dan tersakiti dengan ucapannya itu. Kami semua umat muslim yang cinta Allah dan Rasulnya serta mencintai Alquran sangat marah dengan ucapan Gubernur DKI Jakarta yang menyatakan "Dibohongi pake surat Al-Maidah 51.

Seharusnya Gubernur DKI Jakarta tidak perlu membawa-bawa ayat suci Alquran jika hanya ingin menaikan kembali elektabilitasnya menjelang pilkada ini. Tak seharusnya melemparkan pernyataan seperti itu untuk mempengaruhi rakyat dalam pemilihan nanti. Wajar saja jika elektabilitasnya menurun karena menurut saya Gubernur DKI itu bahasanya kasar, tidak toleransi dab arogan.

Dengan cara dan pernyataan Gubernur DKI yang telah menghina keyakinan umat islam seperti itu telah sangat memperjelas akan kebenciannya pada kami umat muslim. Padahal kami tidak pernah sedikitpun mengusik ataupun mengganggu keyakinan bapak Gubernur. Karena walaupun kami dilarang memilih pemimpin non muslim, tapi Allah dan Rasul kami mengajarkan kami untuk menghormati perbedaan dan bersikap toleransi terhadap sesama baik dengan muslim ataupun non muslim.

Asal diketahui saja, kami memang di larang memilih pemimpin non muslim sebagaimana yang Allah nyatakan dalam surat Al-Maidah ayat 51 itu. Tapi kami tetap menghormati kaum non muslim.

Arti surat Al-Maidah ayat 51: hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Nasrani dan Yahudi menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

Dari arti surat Al-Maidah ayat 51 diatas menurut saya sudah sangat jelas. Tanpa membaca tafsirpun seseorang bisa dengan langsung memahami makna surat tersebut. Jadi sebagai hamba yang taat dan beriman serta mencintai Allah dan Rasulnya dengan sepenuh hatinya, yang menjadikan Alquran dan Sunnah sebagai pedoman hidupnya akan sangat marah saat bapak mengatakan surat Al-Maidah ayat 51 adalah sebuah kebohongan.

Tapi bagaimanapun kami juga bersyukur karena setidaknya dengan adanya pernyataan dari bapak yamg menyinggung tentang surat Al-Maidah ayat 51 ini telah membuat banyak kaum muslim jadi tahu dengan surat ini. Karena sebagian orang hanya tahu perintah larangan itu tapi tidak tahu dimana perintah itu di nyatakan. Mereka tidak tahu kalau itu Surat Al-Maidah ayat 51. Sekarang kami jadi paham mengenai surat Al-Maidah ayat 51. Hikmah Allah pada kami memang tidak terkira.

Pilihan kami berdasarkan pada keyakinan iman kami dan itu hak kami. Undang-undang di negara ini pun melindunginya. Haram bagi kami memih pemimpin non muslim dan seharusnya bapak Gubernur mampu bersikap toleransi karena ini menyangkut keyakinan kami. Bukan malah melecehkan dengan berusaha mematahkan makna yang terkandung dalam kitab suci kami. Dan yang lebih menyakiti kami juga adalah saat pembela bapak mengatakan bapak tidak menistakan agama. Fokus bapak dalam pernyataan itu adalah kepada orang-orang yang menjadikan Al-Maidah ayat 51 untuk berbohong. Al-Maidah ayat 51 itu bukan alat yang bisa di jadikan sesuatu untuk berbohong. Itu adalah firman Allah yang tercantum dalam kitab suci kami. Jadi sekali lagi sangat wajar jika kami marah karena bapak Gubernur telah menghina kami secara terang-terangan.

Semoga kami umat muslim selalu dalam lindungan Allah dari orang-orang zalim seperti bapak Gubernur. Dan semoga umat ini selalu di beri kemudahan dan bisa tetap berdiri di depan untuk terus membela agama yang mulia ini.

#OneDayOnePost
#Batch3
#Tantanganmingguke2


Posting Komentar

  1. Trending topic soal Ahok dan QS. Al Maidah ayat 51 juga membuka hati umat muslim untuk terus berjuang menegakkan syariat Islam.

    Tulisan mbak keren. Bahasa jurnalis.

    Salam :)

    BalasHapus
  2. Makasih mb novalina sdh menymptkan mampir di blog saya. Salam ukhuwah fillah

    BalasHapus
  3. Bener banget....sharusny ahok jngan mnyinggung ranah apa yg di anut orang islam...kita juga gx akan mngganggu pmahaman agama mreka, apalagi mrendahkan khormatan mreka...
    Nice post mbak....heheee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mas Rohmat. Smoga umat ini tdk terdoktrin dg phm2 yg tdk sesuai Firman Allah dan sunah Rasul

      Hapus
  4. Bener banget....sharusny ahok jngan mnyinggung ranah apa yg di anut orang islam...kita juga gx akan mngganggu pmahaman agama mreka, apalagi mrendahkan khormatan mreka...
    Nice post mbak....heheee

    BalasHapus

 
Top