8
Tepat setahun yang lalu, bulan oktober 2015, telah terjadi kasus pengabaian hak hidup di lingkungan kosan saya. Sungguh sangat memprihatinkan. Inikah tanda akhir zaman? Dimana makhluk yang menjabat status sebagai manusia telah kehilangan rasa kepedulianya tethadap sesama makhluk ciptaan Tuhan? Sungguh malu rasanya kalau manusia berbangga diri menyatakan makhluk paling sempurna. Come on....it's not true anymore. Karena ada beberapa oknum manusia yang telah menodai arti kesempurnaan jabatan manusia itu sendiri. Pagi itu di bulan oktober yang masih berselimut kabut karena cuaca yang masih enggan menghangatkan bumi, setelah saya menunaikan kewajiban ibadah subuh, tiba-tiba saja saya teringat akan jemuran yang belum saya akan sejak kemarin. Saat tiba di belakang kosan tempat dimana biasanya kami memanjakan pakaian bercengkrama menikmati samg surya, saya di kagetkan oleh suara teriakan yang menurut saya itu permintaan tolong. Saya coba konsentrasi untuk menangkap asal suara dan ternyata itu suara dari dalam sumur yang ada di situ. Saya pun segera melihat ke dalam. Astaghfirullah....seekor kucing ada di bawah sana. Tampak panik, ketakutan dan terus bermeong-meong dengan histerisnya saat melihat penampakan saya. Saat itu sayapun cukup panik. Bahkan ada buliran airmata yang tak sengaja tumpah di pipi menyaksikan samg kucing yang ketakutan. Ya si kucing sedang diambang mautnya. Saya berusaha menolong dengan berbagai cara namun semua sia-sia. Merasa tak mampu melakukanya sendiri, sayapun memanggil para tetangga untuk membantu. Tapi mereka tak peduli. Ya Allah....ini masalah nyawa ko bisa manusia-manusia ini begitu abai? Karena melihat sikap tetangga yang telah hilang rasa prikehewananya itu, sayapun menyusuri lingkungan tempat tinggal untuk meminjam tangga agar saya bisa masuk ke dalam sumur untuk menyelamatkan kucing kuning yang malang itu. Sebelum pergi saya katakan pada kucing agar bersabar dan doakan saya dapat tangganya. Ia tampak begitu lelah dan pasrah namun tetap bermeong ketakutan. Segera saya berlari. Akhirnya setelah menyusuri beberapa rumah, saya pun mendapatkan tangga itu. Agak takut saat masuk ke sumur. Tapi saat itu saya yakin Allah akan lindungi saya. Toh ini misi penyelamatan. Tak henti-hentinya saya lantunkan doa agar kami bisa sama-sama keluar dengan selamat. Akhirnya dengan susah payah saya berhasil menyelamatkan si kucing. Saat sampai di atas si kucing tampak seperti hewan yang linglung. Mungkin karena ia madih ketakutan. Badanya sangat gemetaran. Saya sangat kecewa dengan sikap mereka yang telah kehilangan hati baiknya. Padahal kita kan seharusnya saling menyayangi dan menolong sesama makhluk Allah termasuk hewan. Apalagi itu masalah nyawa .

Posting Komentar

  1. Ceritanya menarik, teruslah memberikan pesan moral ya unii

    BalasHapus
  2. Semoga amal baiknya pada misi penyelamatan itu dibalas dengan pahala yang berlipat...


    Terimakasih atas nasihatnya ya mbak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Allahumma aamiin. Terimakasih bang.dan terimakasih jg sdh mampir ke saya. Sng bgt di mampirin bang syaiha.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  3. Ini cerita yang menarik. Inspiratif, mbak.

    BalasHapus

 
Top