2


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan segala nikmat dan rahmatNya pada hamba-hambaNya yang beriman dan bertaqwa. Tulisan kali ini bercerita tentang seorang yang sangat saya kagumi. Yang saya bangga akannya. Dan yang saya sangat sayangi. Dia adalah nenek saya, Siti Ramlah. Tahun ini usia nenek memasuki angka seratus. Barokallah fii umrik ya nek. MasyaAllah diusia ini nenek masih terlihat sehat dan bugar. Terimakasih ya Allah. 

Nenek adalah seorang yang sangat baik, perhatian, selalu ceria dan sholeha. Wajahnya selalu memancarkan senyum dan kehangatan. Nenek sangat berbeda dengan wanita berusia lanjut lainnya. Nenek tidak terlihat seperti wanita yang sudah udzur. Dimana kebanyakan wanita seusia nenek sudah lemah, perlu bantuan jika melakukan sesuatu dan pikun. Tapi tidak untuk nenek. Nenek masih energic, mandiri, kuat, dan daya ingatnya...masyaAllah. Kami semua sangat kagum dengan kondisi nenek dan juga bersyukur karenanya. Nenek tidak suka merepotkan orang lain selama ia masih bisa melakukannya sendiri. Ia pasti akan berkata, "indak usah. Bia awak ajo. Awak lai bisa" (ga usah. Biar saya saja. Saya bisa kok). 

Kehadiran nenek di rumah kami sejak empat tahun ini telah banyak memberi warna dan kebahagiaan. Saya jamin setiap orang yang dekat dan kenal nenek akan sayang dan senang berada di dekatnya. Karena nenek itu ibarat seseorang yang menebarkan kehangatan dan kebahagiaan. I am so proud of you, grandma. 

Sebelumnya nenek tinggal di Padang. Kami sering membujuknya untuk tinggal bersama tapi nenek selalu menolak dengan alasan ga mau merepotkan dan berat meninggalkan tanah minang. 

Selama di Padang nenek rutin mengirim surat jika ada orang rantau yang pulang. Dan biasanya ia juga menitipkan uang serta makanan khas Padang untuk kami. Surat-surat nenek selalu berisi doa dan nasihat-nasihat berharga. Kadang disertai pantun. Ya, nenek memang sangat suka berpantun. Beberapa nasihat beliau yang selalu menjadi motivasi dan penyemangat saya adalah: tagaan batang nan tarandam, satitik dilauikan, sakapa dibukikkan, taati orangtua agar hidup selalu berkah dan dahulukan kewajiban terhadap Allah agar semua lebih mudah. 

Berdarah minang 100% tetap membuat saya sedikit kesulitan menafsirkan pantun atau pepatah dari nenek. Karena sejak kecil saya tinggal di perantauan. Alhasil, mamalah yang menjelaskan maksud kata-kata nenek.  

"Tagaan batang nan tarandam". Di sini nenek ingin menyampaikan bahwa ia ingin saya bisa menjadi orang yang membanggakan. Sukses dan berprestasi. "Satitik dilauikkan, sakapa dibukikkan". Pepatah ini mengandung arti bahwa segala sesuatu yang dilakukan terus menerus, akan menghasilkan sesuatu yang besar nantinya. Nenek ingin saya tidak berputus asa dalam setiap usaha yang saya lakukan. Alhamdulillah Allah telah menganugerahkan seorang nenek yang penyayang, baik, bijak, perhatian dan sholeha pada kami. Alhamdulillah nasihat-nasihat membangun dari nenek telah banyak berakibat baik dalam hidup saya. Jazaakillah khaiiron katsiron nek. We love you so much. 

Walaupun nenek sudah tua, namun tulisan tangannya sangat rapi dan mudah dibaca. Tetapi kebanyakan masih menggunakan ejaan lama. It's amazing I think. Karena hal itu tidak mudah bagi orang seusia nenek untuk bisa menulis dengan baik dan benar. 

Bagi kami umur seratus tahun nenek ini adalah umur yang berkah. Mengapa? Karena umur berkah itu bukanlah umur yang panjang. Tetapi umur yang selalu diisi dengan ketaatan dan kesibukan beribadah pada Allah. Ditambah nenek juga tetap sehat dan bugar. Sampai saat ini nenek tetap taat menjalankan kewajibannya sebagai hamba Allah. Walau sakit sekalipun, dan tentunya juga ada keringanan untuk orang seusianya, namun nenek tidak pernah mau memanfaatkan keringanan itu. Ia tetap menjalankan baik yang wajib maupun yang sunnah. Puasa ramadhanya selalu full satu bulan penuh. Bahkan ia tak pernah melewatkan sholat tahajjud. Dan nenek selalu on time melaksanakan waktu sholatnya. 

Kami sungguh merasa tertampar melihat keteguhan dan ketaatan nenek. Diusianya yang sudah sangat lanjut itu, beliau tetap semangat menjalankan perintah Allah. Kami yang masih muda justru sering bermalas-malasan. Kalau sudah masuk waktu sholat, semua harus segera sholat. Tidak ada alasan. Beliau memang selalu concern dengan hal ibadah. Beliau bagaikan pengingat yang setiap waktu akan bertanya, sudah sholat belum? Dan jika kita jawab belum, sedangkan waktu sholat sudah tiba, ia akan jadi sediki cerewet.

Banyak orang yang bertemu atau sudah kenal dengan nenek bilang kalau wajah nenek itu bersih dan bercahaya. MasyaAllah, setelah saya perhatikan memang seperti bercahaya. Padahal seumur hidup beliau tidak pernah pakai make up atau perawatan wajah. Inilah bukti bahwa banyak menyiram tubuh dengan air wudhu akan membuat wajah bercahaya. Ini adalah resep make up dari Allah. 

Ya Allah semoga saja keteguhan dan ketaatan nenek beribadah padaMu menular pada kami. Beliau sungguh patut diteladani. Ya Allah sayangilah nenek dan ampunilah segala dosa dan khilafnya. Lindungi dan jagalah ia dari segala hal buruk. Berilah ia kesehatan dan kebahagiaan. Berilah ganjaran mulia atas ketaqwaannya padaMu. Atas kebaikannya dan kasih sayangnya. 

Nenek suka sekali bercerita. Saat saya duduk dengannya dan berbincang, ia akan menceritakan banyak hal. Mulai dari kisah para nabi, kisah orang-orang dulu dan cerita tentang kehidupan masa mudanya. Bahkan nenek juga suka mendongeng. Apalagi saat menjelang tidur, beliau suka bercerita dulu sebelum mata ini benar-benar terpejam. 

Hmmm...pokoknya saya bangga sekali sama nenek. Rasanya akan panjaaaaaang sekali kalau mau menceritakan tentang ke-amazing-an nenek di tulisan ini. 

We love you, we take a pride in you, we are very pleased to be around you, our beloved grandma. You are wonderful. May Allah gives you His mercy all the time. Aamiin


#OneDayOnePost
#OurBelovedGrandma



Bandar Lampung, 3 Februari 2017


Posting Komentar

  1. Barakallah nek. Masya Allah umur yg fantastis bonus luar biasa

    BalasHapus
  2. Aamiin. Iya mbak dewi sy kgum sm beliau. Sehat n msh bersemangat

    BalasHapus

 
Top