20


Komunikasi merupakan suatu proses interaksi diantara dua belah pihak, pembicara dan pendengar. Namun seringkali dalam proses komunikasi ditemukan kesalah pahaman atau ketidak sesuaian. Biasanya hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman untuk menyampaikan informasi secara efektif dan produktif. Tujuannya jelas, agar kedua belah pihak dapat saling memahami informasi dalam komunikasi tersebut. Ini sesuai dengan tujuan komunikasi produktif, yaitu berusaha membangun sebuah titik temu terkait apa yang sedang dibahas. Dalam arti lain, dalam sebuah komunikasi yang baik, informasi atau pesan yang diberikan pembicara dapat sampai kepada pendengar dengan baik, jelas, dan tepat sesuai apa yang diharapkan. 

Meskipun setiap individu memiliki kebebasan untuk berkomunikasi dengan gayanya masing-masing, namun tak ada salahnya menerapkan komunikasi produktif untuk hasil yang lebih baik tentunya. Bahkan bila perlu terapkan hal ini saat berkomunikasi dengan anak-anak. Karena hal ini sangat baik bagi perkembangannya kelak. 

Kebanyakan kita kerap mengungkapkan hal yang berlawanan dengan apa yang sebenarnya menjadi keinginan, saat menasihati atau memberi masukan. Contoh sederhana: "Aa kalau mengendarai motor jangan ngebut, ya." Kalimat ini sebenarnya mengandung pengertian bahwa kita ingin dia mengendarai motor hati-hati. Lantas mengapa tidak mengatakan, "Aa kalau mengendarai motor hati-hati, ya."

Komunikasi hari ini dengan keponakanku, Sheena Atthaya Ilmi berjalan cukup menyenangkan seperti biasanya. Kami bercakap-cakap tentang banyak hal. Nah, pada kesempatan ini aku praktikkan cara komunikasi produktif dengannya, saat ia hendak minum. 

"Sheena kalau minum harus duduk dan gunakan tangan kanan, ya sayang."

Saat mengajarinya hal ini, tak lupa kutunjukkan pula padanya adab yang baik ketika aku minum. Kalimat sederhana ini dan apa yang kulakukan di depannya akan terus tertanam dalam memori otaknya. Karena sekali lagi, anak-anak adalah peniru hebat. Inilah tujuan berkomunikasi produktif. Menanamkan pernyataan-pernyataan positif dan sesuai harapan. Salah satunya dengan menyampaikan apa yang kita inginkan dalam memberi informasi. 


#Hari12
#GameLevel1
#Tantangan10H
#KomunikasiProduktif
#KuliahBundaSayang
#InstitutIbuProfesional


Posting Komentar

  1. Kalau udah terjadi kesalahfahaman gitu, kadang ujung-ujungnya berantem 😖

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

      Hapus
    2. Nah inilah perlunyaa kita membiasakan komunikasi produktif dan efektif. Agar tujuan komunikasi itu mampu mencapai hasil terbaik.

      Hapus
  2. Cakep sekali artikelnya kak.👍👍
    Betul. Dalam komunikasi sebaiknya sebisa mungkin menghindari kata "jangan/tidak".
    "Jangan nakal" lebih baik diucapkan dengan "Ayo sikapnya yang baik ya"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hatur Nuhun Mbak.
      kata bermakna negatif itu justru akan mematikan potensi dan membuat anak rendah diri.

      Hapus
  3. Manusia kan sukanya melanggar, yg dilarang malah yg dikerjain. Krn penasaran. Hehee..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itulah perlunya kita membiasakan untuk menanamkan pernyataan-pernyataan positif pada anak. Agar kelak sang anak bisa menjadi pribadi membanggakan dan bertanggung jawab.

      Hapus
  4. Manusia kan sukanya melanggar, yg dilarang malah yg dikerjain. Krn penasaran. Hehee..

    BalasHapus
  5. Ngga dibentak2 gtu ya bund. Biar ngena pesannya ampe ntar dewasa ����

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak. Membentak anak itu akan memverikan dampak negatif bagi perkembangan mentalnya.

      Hapus
  6. Balasan
    1. insyaAllah terus semangat menebar kebaikan.Terima kasih kunjungannya, Mas

      Hapus
  7. Sepertinya aku harus sering-sering baca tulisan Mbak. Demi mengurangi miskomunikasi yg bikin geregetan :""")

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silahkan Mbak. Alhamdulillah jika tulisan ini bermanfaat. salam kenal Mbak.

      Hapus
  8. yesss, anak-anak memang peniru ulang mb

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya Mbak. Makanya kita harus berhati-hati dalam bersikap dan bertutur, agar tidak menjadi contoh yang buruk bagi anak-anak.

      Hapus

 
Top