2

"Sssstttt...jangan di omongin terus. Nanti dia marah lho," Alfia kembali memperingatkan teman-temannya. 

Alfia mulai gerah dengan aktifitas harian teman-teman mengajarnya di Ganesco. Mereka sedang kecanduan membahas hal-hal mistis di gedung Ganesco yang katanya bersumber dari ruang delapan di lantai tiga. Hal ini berawal dari cerita seorang murid yang mengaku pernah melihat sosok wanita berdiri di tengah ruang delapan dan di dukung pula oleh pernyataan teman-temanya bahwa ia indigo. Maka terciptalah fenomena mistis di gedung Ganesco. 

Walaupun karyawan di Ganesco yang rata-rata wanita itu penakut, namun bercerita tentang ha-hal aneh bahkan seram tentang ruang delapan adalah hal yang menarik bagi mereka. Hanya Alfia saja yang selalu menghindar jika mereka bercerita hal mistis di sana. 

"Ihhh kalian ni mulai lagi. Kalau kalian sering diomongin pasti lama-lama datengin yang ngomongin kan . Nah mereka juga sama seperti itu. Siapa tahu ada yang lagi di sekitar sini." Alfia mengingatkan sambil berlalu pergi. 

Peringatan itu tidak mujarab. Teman-temannya malah semakin bertukar cerita tentang hal gaib. Bukan lagi di area gedung Ganesco tapi merambat ke fenomena-fenomena gaib di tempat lain yang pernah mereka dengar.

"Uppss...gua pengen ke kamar mandi dulu. Tahan dulu ya ceritanya," pinta Clara.
"Fia penakut,"ejek Clara saat lewat di depan Alfia yang memilih duduk menjauh dari teman-temanya itu.

"Tok...tok...tok." Bunyi pintu kamar mandi yang di ketuk sangat kuat.
"Siapa sih, sabar kenapa," sahut Clara dari dalam kamar mandi.
Namun yang terdengar setelah itu adalah suara tawa yang mengerikan. "Hihiiihiiii...hiiihiii."
Clara histeris sejadi-jadinya hingga mengundang para karyawan berhamburan ke arah kamar mandi. Wajahnya pucat namun ia tak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Ia tampak sangat gemetaran dan ketakutan.

Menjelang maghrib, adalah waktu istirahat karyawan sebelum kelas malam di mulai. Sambil menunggu adzan, Fenia memilih beristirahat di Mushola. Sedang teman-temannya yang lain pergi makan keluar. Baru saja ia rebahan dengan posisi telungkup, tiba-tiba saja ada yang menarik kakinya. Dan saat ia menoleh, tampak sebuah sosok berpakaian hitam sedang duduk meringkuk membenamkan wajahnya di pojok ruang mushola. Ia pun sontak berteriak sekencangnya dan berlari keluar mushola. Sesampainya di ruang guru, ia menangis sejadinya dan terlihat sangat shock. Yang lain kebingunan dengan kejadian yang menimpa Clara dan Fenia hari itu. Mereka semua bungkam seolah paham apa penyebab semua ini.

"Mba Alifa, mba Clara dan mba Fenia kenapa ya? Ko tadi teriak-teriak gitu?" Tanya seorang office boy yang bertemu Alfia di ruang pentry.
Alfia hanya tersenyum. "Ini mas makasih ya." Alfia mengembalikan kain sarung hitam yang di pinjamnya beberapa saat lalu.
"Sama-sama mba. Oh iya tadi mba Alfia jadi transfer ringtone "kuntilanak" yang di ponsel saya? Tanya office boy itu.
"Iya sudah tadi mas Ahmad. Makasih ya. Keren suaranya." Wajah Alfia tampak puas.



Posting Komentar

 
Top