Seorang guru adalah sumber ilmu bagi murid-muridnya. Ini artinya seorang guru adalah ladang ilmu yang dipercaya dan di butuhkan bagi kemajuan dan kecerdasan berpikir murid-muridnya. Seorang guru harus mampu memberikan informasi yang tepat dan akurat kepada anak didiknya. Sedikit saja salah, akan berakibat fatal kedepanya. Terlebih jika kesalahan itu tidak di koreksi. Oleh karena itu seorang guru di tuntut mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang memadai, sehingga proses belajar dan mengajar bisa mencapai hasil maksimal sesuai harapan. Seorang guru bertanggaung jawab selamanya atas segala bentuk informasi dan ilmu yang di transfernya.
Namun bagaimana jika seorang guru sebenarnya tidak mampu mrnguasai bahan ajarnya dan bahkan cenderung egois? Tidak terima kritikan dan masukan saat melakukan kesalahan. Jika sudah begini, tentu saja penderita kerugiannya adalah si peserta didik. Seperti halnya kasus nyata berikut:
Seorang murid saya, sebut saja namanya Nadia, mengatakan bahwa di sekolah tugas yang di kerjakanya di salahkan oleh sang guru. Nadia komplain karena menurutnya sang guru sudah salah mengoreksi. Sayangnya guru tersebut tidak terima dan malah marah. Miris sekali. Nadia memang seorang murid yang pandai menurut saya. Apalagi kalimat itu hanya menterjemahkan kalimat sederhana. Salah satu contohnya: "I study English everyday". Menurut sang guru yang benar adalah "I am study English everyday".
Saya lihat buku tugas Nadia. Astaghfirullah, ini benar-benar kesalahan fatal", bisik saya dalam hati. Saya tanya Nadia dimana dia bersekolah. Jawabanya membuat saya terkejut. Salah satu SMP favorit. "How come? Ko gurunya kualitasnya seperti itu?" Pikir saya. Kasus-kasus seperti ini bukan hanya sekali atau dua kali. Beberapa murid pernah mengadukan kasus serupa.
Sungguh ironi jika seorang guru selalu merasa lebih pintar dari murid-muridnya. Sampai-sampai tidak terima saat di koreksi oleh muridnya. Ingat seorang guru itu juga manusia. Bukan Tuhan yang selalu benar dan tak terbantahkan. Jika memang ada kritikan dan masukan, cobalah diterima dengan lapang dada dan berusaha memperbaikinya jika memang salah. Itu akan lebih bijak.
Semoga kita para guru semakin menjadi lebih baik dan bisa mempertanggung jawabkan ilmu yang kita berikan. Tidak menjadikan profesi guru sebagai sarana untuk mencari materi tapi lebih dari itu. Menebar manfaat dan teladan yang baik bagi generasi penerus. InsyaAllah
#ODOP
Bandar Lampung, 17 November 2016
Beneer...sharusny guru mnjdi keran yg mngalirkan ilmu kbaikan..bkan malah mnyalahkan yg baik...
BalasHapusIya mas. Suka kta2 na mas rohmat ni. Mkasih sdh singgah
BalasHapus