4


Heal the world,make it a better place
For you and for me and the entire human race
There are people dying, 
If you care enough for the living
Make a better place for you and for me

Sepenggal lirik lagu yang pernah dibawakan king of pop Michael Jackson ini mengingatkan kembali kenangan akan berbagai tragedi kemanusiaan yang pernah terjadi. Sebut saja konflik perang tak berkesudahan antara Palestina dan Israel, dimana pertikaian itu telah banyak menyebabkan nyawa manusia melayang sia-sia. Semua itu hanya di karenakan oleh keegoisan manusia yang membuat mereka rela mengorbankan jiwa-jiwa tak berdosa demi satu tujuan. 

Kini, tragedi kemanusiaan itu kembali terulang. Kali ini di belahan benua Asia, tepatnya di myanmar. Baru-baru ini dunia kembali dikejutkan dengan aksi brutal pembantaian manusia yang dilakukan oleh rezim militer Myanmar terhadap kaum Muslim Rohingya, Rakhine. Ratusan jiwa manusia melayang begitu mudahnya bagai daun-daun yang jatuh di musim gugur. Hak hidup warga Muslim Rohingya dirampas dengan keji dan sadis. Mereka yang tak berdaya dan tak bersenjata itu harus menjadi korban kekejian rezim militer Myanmar yang dengan membabi buta membantai kaum minoritas Rohingya. 

Sejatinya, manusia adalah makhluk yang dibekali akal dan berkedudukan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna. Namun keserakahan dan egosentrisme itu telah menghilangkan rasa kemanusiaan. Jadilah manusia seperti monster menakutkan yang tanpa belas kasih tega membantai sesamanya. Ini benar-benar sadis dan keji. Sebagaimana yang kini dialami oleh Muslim Rohingya. Demi kepentingan kaum tertentu dan mungkin juga kepentingan ekonomi dan politik, mereka di bantai dengan kejam. Tidak hanya itu, pembunuhan, pemerkosaan, penyiksaan, dan penjarahan, kerap dialami kaum minoritas yang hidup ditengah kaum mayoritas Budha ini. 

Tragedi kemanusiaan ini merupakan salah satu yang terdahsyat dan tak berkeprimanusiaan. Begitu mudahnya militer Myanmar melakukan pembantaian besar-besaran terhadap warga muslim Rohingya. Ini adalah bentuk genosida, karena mereka memang sengaja disingkirkan melalui aksi pembunuhan keji. 

Warga dunia tak bisa diam saja dengan bencana ini; menutup mata dan telinga, seolah-olah mengizinkan kejahatan kemanusiaan ini terus terjadi. Apa salah dan dosa mereka? Mengapa mereka harus mengalami kekejaman hanya karena berbeda rasnya? Mereka itu punya hak yang sama sebagai manusia. Seharusnya juga, pemerintah Myanmar bisa segera mensterilkan kondisi ini. Bukanya bersikap tidak adil dan mendiskriminasi Muslim Rohingya hanya karena mereka minoritas. 

Dari beberapa sumber berita yang saya baca, disebutkan bahwa seorang pengungsi Rohingya (Nurhasan), yang diselamatkan nelayan Aceh, menceritakan betapa tak berkeprimanusiaan kaum extrim Budha Myanmar terhadap muslim Rohingya. Ia berkisah bahwa ayahnya di penggal saat sedang sholat. Hampir setiap hari mereka membunuh umat Islam disana dengan sadis. Sangat memprihatinkan. Dimana pemimpin Myanmar (Aung San Su Kyi) yang mendapat nobel perdamaian? Dimana ia saat rakyatnya menjerit memohon pertolongan? 

Tulisan ini adalah curahan keprihatinan saya terhadap nasib Muslim Rohingya. Bukan karena mereka Muslim dan saya Muslim. Tapi ini karena rasa kemanusiaan saya yang terusik. 

Aksi brutal ini harus segera dihentikan. Saya berharap masyarakat dunia yang selama ini selalu menyuarakan dan menjunjung tinggi HAM, juga bisa bersuara dan membela Muslim Rohingya. Semoga Allah senantiasa menjaga dan melindungi umatnya yang terdzolimi. Semoga pertolongan Allah kan datang pada mereka yang tetaniaya. Karena hanya Allah lah sebaik-baik penolong. Marilah kita bersama-sama menyembuhkan luka dunia ini dengan cara saling toleransi, menghargai, dan menyayangi. 

Let's LOVE all people. Don't make the difference of race and religion as the reason to hate each other. We're all brothers. Let's stand together to create a better world and a better living. Without fear and discrimination for the entire of human race. Peace is better than war. 

#OneDayOnePost
#SaveRohingya
#HealTheWorld

Bandar Lampung, 28 November 2016

Posting Komentar

 
Top