4


Pernahkan anda merasa takut? Bahkan ketakutan yang berlebihan? Ya, tentu saja. Karena setiap jiwa yang hidup pasti memiliki rasa takut. Ia adalah bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Ketakutan adalah bentuk kecemasan yang timbul sebagai respon dari perasaan terancam atau tidak nyaman akan suatu hal. Sumber ketakutan bisa berupa benda, lingkungan dan orang sekitar, atau hal-hal yang tercipta atas sugesti diri sendiri.



Setiap orang memiliki tingkat ketakutan yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari respon emosi yang timbul saat mengalaminya.



"Takut adalah jalan menuju kegelapan. Takut mendorong orang menjadi marah. Marah mendorong orang menjadi benci. Dan benci mendorong orang memasuki penderitaan." (Yoda: Star Wars)



Kutipan film Star Wars tersebut memberikan gambaran bahwa ketakutan adalah musuh utama yang hanya akan menggiring kita pada kesengsaraan. Karenanya banyak orang yang berusaha keras untuk menghilangkam rasa takut dari diri mereka.



Saya pribadi pernah mengalami rasa takut yang berlebih saat remaja. Orang bilang masa remaja adalah masa pencarian jati diri. Sehingga jika mereka ditanya tentang apa yang paling mereka takutkan, dominan jawabannya adalah: takut diabaikan, dilupakan, ditinggalkan, dan tidak diakui. Namun bagi saya ketakutan terbesar justru tentang berhadapan dengan orang. Saya paling takut jika harus bertemu atau tampil di hadapan orang lain. Walau hanya satu orang sekalipun. Bahkan saat ada sanak saudara yang datang ke rumah, saya akan langsung mengunci diri di kamar. Jika di sekolah, urusan maju ke depan kelas adalah momok yang sangat menakutkan. Karenya kadang saya mendapatkan nilai kecil.



Lambat laun saya mulai merasa ada yang aneh dengan sikap ini. Ada apa dengan saya? Mengapa saya harus takut? Apa yang salah? Apa yang kurang? Pertanyaan-pertanyaan semacam ini mulai sering bergentayangan di pikiran.



Saya pun bertekad untuk segera membunuh rasa takut ini. Jujur, saya merasa segala potensi diri menjadi sia-sia karena rasa takut ini. Saya termasuk siswa berprestasi dan berbakat di bidang tertentu. Jika saya terus begini, hidup tidak akan menghasilkan apapun. Terkadang beberapa kesempatan lepas begitu saja hanya karena saya takut berbicara di depan umum. Ketakutan telah banyak menghasilkan keputusan bodoh atas setiap peluang yang menghampiri.



Akhirnya saya kuatkan niat dan mental untuk mengusir rasa takut itu. Mulailah saya beranikan diri tampil dan unjuk kebolehan atas berkah pengetahuan yang saya miliki. Dengan modal itu pula, saya coba-coba mengikuti berbagai kompetisi yang mengharuskan saya tampil di depan umum dan terlibat dengan orang banyak. Saya tantang diri ini untuk berani menaklukkan rasa takut di hadapan orang. Awalnya sulit. Namun terus saya paksakan. Hingga akhirnya saya merasa nyaman dan tidak lagi gugup berlebihan.



Ternyata berbicara di depan umum tidaklah sulit dan semenakutkan yang saya pikirkan. Apalagi jika kita punya kelebihan dan kemampuan. Apa jadinya jika saya masih takut. Apa mungkin saya bisa menghadapi murid-murid, terutama yang mahasiswa? Tatapan bola-bola mata itu memang terpusat pada kita. Namun mereka tidak akan menerkam. Mereka hanya berusaha fokus pada apa yang kita sampaikan. Hal inilah yang terus saya tanamkan dalam diri, sehingga bisa menyingkirkan rasa takut itu perlahan-lahan.


 Ketakutan adalah "Teroris" dalam diri yang perlahan akan membuat kita menderita karena selalu berprasangka negatif terhadap sekitar. Ketakutan adalah penghalang untuk melangkah maju.


"Musuh paling utama di dunia adalah ketakutan dan kebimbangan. Teman paling setia hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh." (Benjamin Franklin)


#OneDayOnePost

Posting Komentar

 
Top