2


Era teknologi digital memungkinkan orang untuk saling mengenal tanpa harus bertemu, bertatap muka, serta berjabat tangan. Dengan hanya bermodalkan kuota data atau wifi gratisan, kita bisa menjalin pertemanan dengan banyak orang dari berbagai lokasi di muka bumi. Euww...keren, euy. Biasanya ajang pertemanan di dunia maya ini terjalin melalui beberapa akun sosial seperti: Whatsapp, Instagram, atau Facebook. 


Walaupun berteman di dunia maya, bukan berarti tidak ada keakraban dan ikatan persaudaraan. Karena seringnya berdiskusi dan bertegur sapa dalam suatu komunitas, memungkinkan terjalinnya kemistri yang kuat di antara anggota. Rasa kedekatan ini akhirnya menggerakkan hati masing-masing untuk saling bertemu di dunia nyata. Pertemuan ini sering disebut dengan istilah "Kopdar". Dan pada tanggal 25 Mei 2017 lalu, aku berkesempatan kopdar dengan beberapa teman dari komunitas menulis ODOP di Jakarta.






Aku memang berencana ke Jakarta saat libur awal ramadhan, untuk menemani adik tersayang menjalankan ibadah puasa pertama di perantauan. Kebetulan teman-teman ODOP mau meet up. Aku berangkat tanggal 24 malam sepulang mengajar, dan tiba di Kelapa Gading pagi harinya. Dan pukul 10:30 aku dan adikku berangkat naik Busway menuju Kota Tua untuk bertemu teman-teman ODOP. Intan Rainy, Iput Chan, dan Dita sudah berada di lokasi bawah tanah stasiun. Jadi aku langsung menuju ke sana saat tiba di Kota. Alhamdulilah tidak susah menemukan mereka, karena wajahnya sudah familiar. Terutama Iput, yang sering berkeliaran di Group...hehehe. Kamipun cipika cipiki dan take some pictures tentunya. Setelah itu aku dan Riza pamit untuk salat dulu. 






Ternyata lokasi kopdar pindah tempat. Uncle Ik, suhu kesayangan kami dan orang utama yang akan kami temui, menawarkan lokasi lain untuk berkumpul, agar bisa lebih santai dan nyaman diskusi tentang kepenulisan. Tempat yang disepakati adalah Gramedia Kompas di Ahmad Yani. Kami segera meluncur ke sana. Tetapi Tanpa Riza yang ada kerjaan di kantornya. Tak lama menunggu, Uncle sudah tiba di Gramedia. Kesan pertama: orangnya ramah, baik, supel, dan penampilannya sederhana serta mencerminkan sosok seorang seniman. 


Uncle menawarkan pindah lokasi lagi. Kali ini ke "Kandang Babi". Eitts ini hanya istilah, tempat ini adalah tempat tongkrongannya Uncle and friends. Selama ini aku penasaran kalau Uncle bilang lagi di Kandang babi saat chat di group. Akhirnya sampai juga menjejakkan kaki di sini. Akhirnya kami berempat naik bajaj menuju kandang babi dengan dipandu Uncle yang motoran di depan. 


Di tempat Uncle kami banyak berdiskusi dan menodong ilmu kepenulisannya Uncle Ik. Wow...ternyata benar yang selama ini viral di group, bahwa Uncle itu sudah keren sejak lahir. Tak terasa hari sudah sore. Setelah Grabcar orderan kami datang, kami pun pamit pulang. Sepanjang perjalanan menuju Kotu, kami saling mengungkapkan kekecewaan karena tidak sempat foto sama Uncle. 


Alhamdulillah...di Kotu si Iput yang manis, baik hati, ramah, dan selalu menebar senyum ini memaksa untuk mentraktir batagor. Thanks Iput...lumayan buat buka puasa...hehehe. Sesudahnya kamipun berpisah di stasiun kota. Iput, Intan, Dita naik kereta dan aku naik busway. Terimakasih semuanya. Kalian amazing, especially Uncle Ik. Semoga aku dan semua ODOPers menjadi penulis-penulis kebanggaan Indonesia dan bisa berkontribusi untuk kebaikan orang banyak dengan karya literasi kita. Aamiin. Semoga bisa ketemu kalian lagi dan ODOPers lainnya.


"Di ODOP kita dipertemukan, di Jannah kita dikumpulkan"


Salam, Rika Altair

Posting Komentar

 
Top