2



“Sehelai rambut seorang wanita yang terlihat oleh bukan mahramnya adalah satu langkah tiket ke neraka; bagi ayah kandung; paman; saudara laki-laki kandung; dan suami.” Sebait kalimat ini terus menggema di telinga dan pikiranku saat itu. Bagaimana tidak? Aku menyebabkan mereka yang kusayangi melangkahkan kakinya menuju neraka. Naudzubillah. Rasa gelisah mulai menggelayuti. Namun hati belum juga tergerak untuk mengubah cara berpakain yang sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah SWT. 


“Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.” (Q.S Al-Ahzab: 59)


Padahal sudah sering kudengar bahwa berhijab adalah perintah wajib yang tak bisa dinegosiasi. Artinya bahwa berhijab mempunyai kedudukan yang sama sebagaimana ibadah wajib lainnya seperti: Sholat, puasa ramadhan, membayar zakat, dan membaca kitab suci Alquran. Dan tentu saja dengan tidak menutup aurat, akan dianggap tidak taat pada Allah ta’ala. Konsekuensinya adalah melakukan dosa setiap harinya. Namun bisikan setan yang maha licik  telah menciptakan alasan-alasan konyol untuk menunda-nunda berpakaian taqwa.

Saat itu pikiranku hampir sama dengan kebanyakan wanita yang masih enggan menggunakan pakaian taqwa untuk menutupi tubuhnya. Takut tidak cocok, takut susah mendapatkan pekerjaan, takut repot, dan masih banyak alasan takut lainnya, yang membuatku tetap nyaman berjalan di bumi Allah tanpa pakaian seorang muslimah. Saat itu yang penting aku tetap menjalankan sholat, puasa, berbakti pada orangtua, dan tidak memakai pakaian yang seksi.

Namun suatu ketika, tanpa sengaja aku membaca sebuah artikel yang di salah satu paragrapnya terdapat kalimat, “Wanita yang rajin ibadah tapi ridak menutup auratnya, maka haram baginya meskipun hanya mencium bau surga.” Aku pun mulai penasaran dengan isi tulisan artikel itu selanjutnya. Hingga aku diarahkan pada sebuah link video yang berjudul “Mengapa Masih Enggan Berjilbab” yang dibawakan oleh Ustadz Rifky Ja’far Thalib.

Tausiyah dalam video itu telah membuat hatiku terhenyak dan rasanya napas ini menjadi sesak.  Seperti nya aku telah diperingatkan dan ditegur Allah melalui artikel serta video itu. Aku takut. Tapi bukan takut seperti yang sebelumya telah kukatakan. Namun takut jika Allah kecewa dan tidak menyayangiku lagi.

Akhirnya sejak kejadian itu aku pun memutuskan untuk menutup aurat dengan pakaian taqwa.. Aku tidak ingin menjadi penyebab Allah mengadzab orangtuaku karena tidak mau memakai hijab. Aku tidak ingin ibadah yang kulakukan sia-sia hanya karena enggan menutup aurat. “Hai anak Adam! Sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik.” (Q.S Al-A’raf: 26)

Di masa awal hijrah memang tidak mudah. Ada saja hambatan yang senantiasa muncul untuk meruntuhkan keyakinan dan kemantapan hatiku. Cobaan biasanya datang dari lingkungan sekitar (kebanyakan masyarakatnya masih kurang paham tentang arti hijab), dan hal lainnya. Mereka menganggap hijab bukanlah hal wajib. Kadang mereka mencibir atau mengolok penampilanku. Mereka beranggapan jika berhijabitu tidak bisa terlihat cantik dan bisa mempersulit jodoh. Bahkan hal ini diutarakan langsung oleh seorang kerabat dekatku. Naudzubillah. Jika saja mereka paham akan firman Allah dalam surat An-Nur: 26 tentang jodoh.

Hidayah itu adalah sentuhan istimewa Allah SWT terhadap hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Alhamdulillah saat itu aku berkesempatan merasakan hidayah yang datangnya begitu menyentuh hingga ke relung hati. Bahkan kini aku merasa sangat nyaman dengan pakaian kemuliaan yang sesuai syari’at agama (syar’i). Aku merasa lebih bahagia dan lebih dekat dengan Allah. aku ingin menjadi wanita saliha yang kaffah

Yakinlah segala niat baik yang Allah senangi, pasti membawa banyak keberkahan hidup. Segala urusan insyaAllah akan dipermudah pula oleh Allah. Jangan pernah menunda atau merasa ragu-ragu dengan segala perbuatan yang baik. Itu adalah bisikan setan yang menyesatkan. Kuatkan hati dan selalu minta perlindungan Allah. Mari jadi lebih baik dengan berhijrah. jadilah seorang muslimah inspiratif


Wallahu a’lam bishowwab

Posting Komentar

  1. Hidayah itu sentuhan istimewa dari Allah SWT pada hamba-hamba yang dikehendakiNya.

    Semoga kita senantiasa mendapat hidayahNya. Aamiin

    BalasHapus

 
Top