3
Foto: www.FaisalTanjung.com


Aku mau mati saja”. Teriak Haifa dalam kamarnya malam itu.


Sang mama yang masih terjaga, langsung berhambur menuju kamar putri semata wayangnya itu. Ia begitu terkejut mendengar teriakan yang diiringi tangis pilu itu. Dibukanya pintu kayu bercat cokelat itu dengan segera. Dan dilihatnya sang putri kesayangan sedang memandangi dirinya sendiri di depan cermin persegi berukuran tigapuluh centimeter tersebut.


“Astaghfirullah, kamu kenapa nak?” Di peluknya sang putri yang tampak putus asa itu.


Haifa hanya terdiam dalam dekapan hangat mamanya. Ia tak mampu mengeluarkan sepatah katapun. Hanya suara tangis yang terdengar sesenggukan itulah yang menggambarkan kepedihan dan keputusasaannya. Sang mama terus berusaha menenangkan putrinya. Ia tahu betul apa yang dirasakan anaknya.


“Sayang, denger mama. Mama tahu semua ini berat dan membuatmu sedih. Tapi satu hal yang harus Ifa pahami adalah bahwa semua yang terjadi pada kita karena semata-mata atas kehendak Allah. Teruslah yakin dan jangan putus asa pada janji Allah. Dia tidak akan menyia-nyiakan doa dan harapan hambanya yang taat dan berserah diri padaNya”, kata mamanya.


Ditatapnya wajah wanita lembut yang paling disayanginya itu.
“Ga kuat lagi, Ma. Ifa cape. Ifa ga mau nyusahin dan buat sedih mama terus”. Jawabnya lirih.


“Sayang, bersabarlah. Allah sedang menguji kita dan melihat seberapa mampu kita menghadapinya. Mama yakin Ifa akan baik-baik aja. Kuatkan dirimu, nak. Jangan menyerah. Tidak ada gunanya berkeluh kesah seperti itu, apalagi berharap mati. Itu bukan solusi dan tentu saja Allah tidak akan pernah ridho dengan hal itu. Lebih baik kita semakin mendekat padaNya, agar apapun hasilnya nanti, kita akan mendapatkan hal yang baik juga. Jika Allah berkehendak Ifa sembuh, maka Ifa akan kembali sehat seperti semula. Jikapun tidak, setidaknya cara kembali kita dalam keadaan baik”. Panjang lebar mamanya kembali memasukan pemahaman pada putrinya agar tawakal dan ikhlas atas ketetapan Allah.


Selama ini memang hanya sang mama yang selalu bisa menguatkanya disetiap cobaan dan masalah yang menghampiri. Sang papa sudah lebih dulu menghadap sang Khalik beberapa tahun yang lalu, dikarenakan sakit Anemia Hemolitik (gangguan penyakit yang berkaitan dengan memendeknya usia sel darah merah); penyakit yang juga dideritanya saat ini. Dan tahun ini adalah tahun ketiga penyakit itu menjadi teman dalam tubuhnya. 


Sejak malam itu Haifa perlahan-lahan mulai bisa kembali menerima dengan lapang dada atas apa yang dideritanya. Ia merasa apa yang dikatakan sang mama itu benar. Semua sudah diatur oleh Allah yang maha pengasih dan penyayang. Ia pun tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan hidup yang masih dimilikinya dengan berkutat dalam kesedihan dan tidak melakukan hal bermanfaat. Mulailah sejak saat itu ia menyibukkan diri dengan memperbanyak ibadahnya. Meningkatkan kualitas ibadahnya. Selain itu ia juga sibuk menuangkan semua pikiran dan idenya dalam tulisan di blognya. Ia ingin bisa berbagi dan ingin bisa bermanfaat bagi orang banyak. Ia ingin kelak jika ia di panggil Allah, ada sesuatu yang bermanfaat yang bisa ia tingggalkan, yaitu tulisannya. Karena menurutnya tulisan itu abadi.


Foto: www.hidayatullah.com


Hari demi hari Haifa nampak semakin tegar dan tak terlihat ada beban ataupun pikiran berat. Bahkan ia tak terlihat seperti orang yang menderita sakit berat itu. Haifa rutin mengikuti kajian-kajian Islam dan dari kajian itu ia berkenalan dengan seorang akhwat yang kemudian mengenalkannya dengan komunitas KUTUB (Komunitas Tahajud Berantai). Dengan bergabungnya ia di komunitas ini semakin mengukuhkan keimanannya. Ia mulai bisa istiqomah menunaikan sholat tahajud. Walaupun di pekan awal ia kesulitan bangun dan tak bisa melaksanakan sholat lail itu. Namun tekad kuat dan niat tulus mengharap rahmat dan ridho Allah, telah mempermudahnya bermunajat di saat jiwa-jiwa manusia terlelap dalam buaian mimpi tidur mereka. 


Sejak di KUTUB, ia jadi semakin paham mengenai keutamaan sholat lail yang selama ini ia pikir dikerjakan hanya saat menjelang mau ujian atau saat ia menginginkan sesuatu segera dikabulkan Allah. Ternyata lebih dari itu. Ada beberapa keutamaan yang tak ternilai bagi mereka yang melaksanakan sholat tahajud dengan ikhlas mengharap rahmat Allah. Sebagiamana yang telah Allah firmankan dalam Alquran berikut:


“Dan pada sebagian malam hari, kerjakanlah sholat tahajud sebagai suatu tambahan ibaadah bagimu, mudah-mudahan Rabbmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji” (Q.S Al-Isro: 79)


Firman Allah itu terpajang di dinding kamar Haifa. Ayat itu menguatkan tekadnya untuk selalu bisa bertahajud. Baginya perintah Allah itu adalah sesuatu yang mengandung banyak kebaikan. Meneguhkan iman, menyehatkan jiwa, dan menjernihkan pikiran. Dan ia juga yakin keistiqomahannya lebih dekat dengan Allah ini akan berakibat baik pada keadaannya termasuk penyakit yang dideritanya. 


MasyaAllah tabaaraka wata ‘aalaa, tiga bulan sudah Haifa bergabung di komunitas mulia KUTUB. Dan tanpa ia sadari penyakit yang selama ini sempat membuatnya putus asa dan ingin mati itu sudah menyingkir perlahan dari tubuhnya. Ia baru sadar saat  merasa ada yang beda dengan tubuhnya. Ia jarang kambuh dan bahkan merasa lebih segar dan bersemangat. Hal ini membuatnya penasaran ingin mengetahuii kondisi terakhir kesehatannya. Dan ia pun meminta sang mama untuk menemaninya menemui Dokter Hanggoro yang menanganinya selama ini. 


“Ma, siang ini bisa temenin Ifa ke tempat dokter Hanggoro?” Tanyanya pada sang mama
“Ifa ngerasa sakit lagi, nak?” Jawab mamanya cemas
“Ga ma. Justru itu Ifa ingin tahu”, kata Ifa


Sesampainya di rumah sakit, mereka langsung menuju ke ruangan dokter tersebut yang kebetulan sedang tidak ada pasien lainnya. Dan betapa terkejutnya sang dokter saat memeriksa kondisi Ifa. Ia tidak menemukan tanda-tanda pergerakan penyakit yang selama ini ditanganinya itu. 


“MasyaAllah, ini keajaiban Allah”. Dokter Hanggoro tampak takjub saat mengucapkannya.
“Ada apa, Dok?” tanya mamanya penasaran.
“Haifa sehat, dan penyakit itu sudah pergi meninggalkannya”. Perkataan dokter ini langsung disambut ucapan syukur dan tangis bahagia sang mama dan putrinya. 


Haifa menyadari bahwa semua keajaiban yang terjadi padanya adalah semata-mata berkat kasih sayang dan rahmat Allah. Ia semakin menyadari dengan lebih mendekatkan diri pada Allah akan mempermudah segala urusan dan membuat hati tenang. Dan itu sudah terbukti nyata atas sakit yang telah Allah angkat dari tubuhnya. 

Ternyata sholat tahajud benar-benar membawa berjuta kebaikan. Karena sholat yang dilakukan saat bangun dari tidur ini menyimpan banyak manfaat. Saat bangun tidur pikiran kita lebih tenang dan segar. Dengan begitu akan membantu kita lebih khusyu memahami ayat-ayat Allah yang kita baca. Berkomunikasi di malam hari (di sepertiga malam) akan lebih baik. Ibaratnya komunikasi lewat ponsel atau berselancar di dunia maya di waktu malam yang cenderung lebih jelas, sinyal kuat, lancar dan cepat. Apalagi berkomunikasi dengan Allah sang pemilik seluruh alam ini. masyaAllah. 

Rasa nyaman dan tenang yang ia rasakan pun ditularkannya pada sang mama. Kini ia dan sang mama rutin mengerjakan sholat tahajud bersama. 

“Wahai sahabat-sahabat muslimku yang dirahmati Allah marilah kita teguhkan hati dan bulatkan tekad untuk bersama menghidupkan sholat tahajud. Karena banyak sekali manfaat dan keutamaan dunia dan akhirat yang akan kita dapatkan”. Salah satu tulisan di blognya yang kini lebih aktif membahas kajian Islam yang dipelajarinya dari berbagai majelis ilmu. 

Posting Komentar

  1. Pesannya dapet, di paragraf awal banyak serangan kata 'itu' kurang nyaman bacanya mba :) coba seperti ini, kata itunya dihilangkan saja.

    Sang mama yang masih terjaga, langsung berhambur menuju kamar putri semata wayangnya. Ia begitu terkejut mendengar teriakan yang diiringi tangis pilu. Dibukanya pintu kayu bercat cokelat dengan segera. Dan dilihatnya sang putri kesayangan sedang memandangi dirinya sendiri di depan cermin persegi berukuran tigapuluh centimeter.

    Semangat mba Rika, :)

    BalasHapus

 
Top