12
Foto: www.onedayonepost.org


Pada sekitar awal bulan Juli 2017, komunitas kepenulisan One Day One Post (ODOP) meluncurkan tiga program keren bagi anggotanya, yaitu: Kelas Non Fiksi, Kelas Fiksi, dan Kelas Reading Chalenge ODOP (RCO). Keluarga besar ODOP terlihat sangat antusias merespon kehadiran kelas-kelas ini. Hal ini terbukti dengan jumlah peserta yang mendaftarkan diri. Bahkan ada yang mendaftar di ketiga kelas sekaligus. Terutama saya. Karena saya memang termasuk yang rakus ilmu dan belajar. Terlebih kelas-kelas ini free of charge.

Yang namanya kelas, sudah pasti ada peraturan dan tata tertib yang harus dipatuhi, serta sanksi yang harus ditanggung jika melanggarnya. Di kelas fiksi dan non fiksi, setiap anggota hanya diberikan tiga poin (nyawa) selama mengikuti kelas. Poin akan berkurang satu jika tidak mengerjakan tugas yang diberikan sesuai date line. Dan khusus non fiksi, poin hanya akan berkurang setengah jika tidak menyetorkan progress naskah yang akan diterbitkan sesuai date line. Tetapi poin akan dikembalikan jika setor progress naskah telah tertunaikan. Materi diberika dua kali seminggu dan setelahnya ada tugas bagi anggotanya. Sedangkan RCO mempunyai peraturan yang sedikit berbeda. Kami tidak dibekali nyawa. Tetapi, secara otomatis peserta akan tinggal kelas jika tidak melaporkan aktivitas membaca sesuai peraturan yang telah ditetapkan.

Beruntung sekali rasanya bisa menjadi bagian keluarga ODOP. Komunitas kepenulisan ini sudah menjadi tempat ternyaman untuk berdiskusi, berbagi, curhat, menimba ilmu, serta bertanya tentang banyak hal selain dunia kepenulisan. Kami di sini sudah seperti saudara. Semua saling dukung dan menguatkan. Terlebih di ODOP itu banyak dihuni oleh orang-orang keren dan hebat yang low profile serta menginspirasi. Mereka tidak hanya ahli di bidang kepenulisan. Tetapi di bidang lainnya yang bisa dijadikan referensi untuk bertanya. Terima kasih bang Syaiha, founder ODOP, yang telah menjadikan komunitas ini ada. I am all about you ODOPers.

Ketiga kelas ditangani oleh orang-orang keren seperti: kang Fery, mbak Na, mbak Dewie Dean (kelas RCO); mabak Wiwid Nurwidayati, uncle Ik, mbak Mabruroh Qosim (kelas Fiksi); mbak Dewie Dean, teh Santi Rosmala, mbak Sakifah Ismail (kelas Non Fiksi). Materi-materi di kelas fiksi dan non fiksi telah banyak mebuka wawasan tentang dunia kepenulisan. And of course, it really helps us in increasing the quality of our writings. Dari tugas yang diberikan pun telah mengarahkan kami agar mampu menghasilkan tulisan-tulisan yang berbeda setiap waktunya. Jadi tulisan itu lebih kaya. Tidak dominan di satu tipe saja.

Namun sayang, kebersamaan di kelas fiksi dan non fiksi harus berakhir. Karena memang program ini dirancang untuk membantu, membekali dan membimbing anggotanya menelurkan karya nyata. Tiga bulan kebersamaan terasa begitu singkat. Rasanya masih kurang puas menimba ilmu di kelas fiksi dan non fiksi. Tetapi berakhirnya kelas ini tidak boleh mematikan semangat menulis dan niat menghasilkan karya pada akhirnya. Terutama naskah yang sudah dibuat selama kelas berlangsung. Tulisan-tulisan itu sedang menunggu waktunya untuk segera rilis. Jadi, jangan sia-siakan apa yang ada di otak dan mari kita buat hidup lebih berharga dengan karya bermanfaat. Dan ayo buat para PJ di kelas fiksi dan non fiksi bangga. Terima kasih para PJ atas waktu dan keikhlasannya membimbing serta berbagi ilmu dengan kami. Terima kasih juga untuk sertifikatnya. It’s really great. Kalian luar biasa. Semoga Allah mengganjarnya dengan ganjaran mulia.

Sedangkan kelas RCO, hingga detik ini masih berlangsung. Karena memang masih ada beberapa level yang harus dilalui. Di RCO, setiap naik kelas, maka peserta akan mendapatkan sertifikat tanda lulus, dan reward berupa buku pilihan bagi peserta terbaik (peserta terkonsisten dengan jumlah halaman terbanyak). Senang sekali rasanya saat dinyatakan lulus dan dapat sertifikat. Viva RCO.

Bersyukur sekali dengan adanya RCO. Karena sebelumnya, membaca adalah kegiatan yang saya lakukan suka-suka, hanya di saat tertentu dan buku-buku tertentu saja. Tetapi sekarang, membaca adalah kegiatan rutin serta bahan bacaan pun jadi lebih beragam. RCO sangat membantu kami memperkaya pengetahuan untuk bekal menulis. Terlebih seorang penulis itu sumber gizi terpentingnya adalah membaca, agar bisa menghasilkan tulisan yang baik. semoga kami tetap istiqomah dan meneguhkan hati untuk senantiasa membaca yang baik-baik dan bermanfaat. Semoga kesabaran para PJ RCO menyemangati kami yang suka telat atau lupa lapor mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT. terima kasih PJ RCO. You are amazing.

The more that you read, the more things you will know (Seuss)


Posting Komentar

  1. Alhamdulillah, jika semuanya bermanfaat...

    Semoga nanti ada kelas atau proyek yang lebih OK lagi di Komunitas ODOP tercinta kita ini...

    Semangat terus Kaka Rika.

    Oiya, sebagai Peserta Terbaik di Kelas RCO Level 3, sudah menentukan kah?
    Ditunggu

    :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah berkah luar biasa ada di ODOP

      alhamdulillah sudah saya WApri tadi :)

      Hapus
  2. Alhamdulillah. Saya juga bersyukur bisa mengikuti tiga program itu. Luar biasa.
    Terima kasih untuk para PJ atas kerja keras, kesabaran dan dedikasinya membimbing kami. Semoga Allah memberkahi kita semua.

    BalasHapus
  3. Kalian memang luar biasa. Salut :)

    BalasHapus
  4. Salut untuk yang bertahan 👏👏

    Terima kasih banyak juga untuk kakak" pijey barakallah ya odopers

    BalasHapus

 
Top