4
Ketika dua bola mata itu tengah serius menyusuri rak pajangan barang-barang, tiba-tiba saja mata itu menangkap sesuatu yang selama ini sudah berhasil dilupakannya, "Fathur?" Ucapnya pelan. Khaira terpaku menatap lurus kearah sebrang rak yang sudah tidak ada lagi seseorang yang baru saja dilihatnya. Rasa penasaran menggerakkan kakinya mencari orang yang diduganya Fathur tadi. Ia telusuri setiap sudut supermarket. Namun hasilnya sia-sia. Ditujunya kursi pengunjung. Sambil duduk ia terus memikirkan apa yang baru dilihatnya tadi. 

"You've got a message". Bunyi pesan masuk ke ponselnya itu membuyarkan lamunannya. Dikeluarkan ponsel itu dari dalam tas. Rupanya Fathan mengirimkannya sebuah pesan. 

"Engkau menyirami hatiku dengan indahnya akhlak dan perangaimu. Kau menenangkanku dikala ku tak didekatmu. Sungguh kebahagiaan kan sirna tatkala engkau pergi dan kehidupan menjadi indah jika engkau bersamaku. Terimakasih telah menjaga hatimu untukku. Ana uhibbuki fillah".

Spontan Khaira terhenyak kaget. Air matanya menetes perlahan. Ia seakan tertampar dengan isi pesan dari sang suami.

"Astaghfirullah, ampunilah khilaf ini ya Rabb". Bisiknya dalam hati

Khaira merasa Allahlah yang telah menggerakkan suaminya untuk mengirimkan pesan tersebut. Sebuah pesan yang telah menyadarkannya akan khilaf karena masih memikirkan Fathur. Sebait kata-kata yang dirangkai suaminya itu seakan mewakili sang suami menegur tingkah lakunya saat mereka tak bersama. Ia benar-benar menyesal. Sampai-sampai lupa tujuannya izin dengan Fathan tadi untuk apa. Segera ia bangkit dan membeli apa yang dibutuhkannya. 

Akhirnya Khaira berhasil menyelesaikan tugasnya sebagai seorang istri; menyiapkan hidangan lezat kesukaan suaminya. Semua telah ia tata dengan rapih diatas meja persegi berwarna hitam, terbuat dari kayu yang beralaskan kaca bening diatasnya. Disekelilingnya ada empat buah kursi bermotif garis-garis hitam dan biru.

Tak lama kemudian, terdengar bunyi ketukan di pintu rumahnya dan ucapan salam yang sangat ia kenal pemilik suaranya. "Assalamu'alaikum". "Walaikumsalam". Sahut Khaira dari dalam sambil bergegas menuju kearah pintu. Dibukanya pintu itu dengan senyum sumringah. Senyuman yang selalu bisa menghilangkan rasa lelah Fathan. Setelah sang suami selesai mengganti pakaian yang telah disiapkannya, ia mengajak lelaki itu untuk bersama mencumbui masakan yang baru saja dibuatnya. 


#OneDayOnePost
#TantanganCerbung


Bandar Lampung, 22 Desember 2016

Posting Komentar

  1. Wow
    Bikin diakhir cerita itu, bagiannya membuat orang penasaran untuk membaca selanjutnya

    BalasHapus
  2. Masakan apa tuh???
    Jadi baper eh laper...hehehe
    Next

    BalasHapus

 
Top