4
Kelahiran putra pertama Fathan dan Khaira disambut suka cita oleh keluarga besar mereka. Dua keluarga itupun segera terbang bersama Garuda Airlines tujuan Brunei Darussalam. 

"Baraakollah ya sayang, semoga putra kalian menjadi anak soleh dan membanggakan kalian dunia akhirat", kata sang mama yang sedang menimang cucunya itu.
"Aamiin Allahumma aamiin", jawab mereka yang ada di rumah sakit serentak.

*****

Sepekan kemudian, pasangan berbahagia itu menggelar aqiqah putra mereka. Semua nampak sibuk mempersiapkan acara tersebut. Acara dilangsungkan ba'da maghrib. Putra pertama yang baru sepekan menyapa dunia itu diberi nama  Muhammad Altaffariez Shakiel. 

"Mama dan yang lainnya pulang dulu ya nak. Jaga diri baik-baik. Kalau ada apa-apa segera kabari kami". Sang mama berpamitan mewakili keluarga besar mereka. 
"Fathan mama titip Khaira dan Altaff", kata mama memeluk sang menantu. 
"Kalau tidak salah tahun depan kalian sudah bisa pulang ke Indonesia, kan?" Mamanya Fathan mengingatkan.
"InsyaAllah, Ma. Doakan semua lancar agar kami bisa segera pulang dan berkumpul dengan kalian", jawab anaknya. 

Semua kembali ke tanah air kecuali adik perempuan Khaira, Khaifa Arrayya. Seorang gadis berusia 21 tahun yang baru menyandang gelar sarjana bulan lalu. Karakternya tak jauh berbeda dengan sang kakak. Bisa di bilang mereka seperti dua saudara kembar. Padahal usianya terpaut empat tahun.

"Alhamdulillah, aunty Ifa stay disini sama kita. Jadi bunda ada temennya sekarang". Ujar Khaira pada anaknya yang sedang dipangku Khaifa.

Waktu berlalu dan tak terasa pangeran kecil mereka telah berusia dua bulan. Wajahnya semakin menyerupai sang ayah; tampan, berhidung mancung dan bermata tajam namun meneduhkan. Warna kulit dan bibirnya adalah warisan Khaira. Banyak orang yang gemas saat melihat Altaff, karena bayi tampan itu sering menebar senyum yang memesona setiap orang menatapnya.

Sore itu Khaira dan Khaifa mengajak Altaff menikmati suasana alam di taman dekat rumah mereka, Damuan Park. Khaifa sibuk bermain dan bercanda ria dengan Altaff. Sedangkan sang ibu putra tersebut sedang terhanyut dan tenggelam dengan buku bacaannya. Hanya sesekali ia melirik dan memberikan senyum hangatnya pada putranya. Hingga keasikannya yang menikmati setiap bait kata di buku itu terhenti oleh sebuah suara yang membuat jantungnya seketika berdegup kaget.

"Miss Khaira?" Suara yang cukup familiar itu memanggil namanya.
"Fa...Fa...Fathhur?" Khaira terperangah menatap kearah sumber suara itu.
"How are you miss? I miss you indeed". Fathur nampaknya belum menyadari bahwa sang guru saat itu sedang bersama putra dan adiknya

"Alhamdulillah, kamu apa kabar? Jadi beneran kamu kuliah disini? Kuliah di universitas apa?" Tanya Khaira.
"Alhamdulillah miss, saya kuliah di Universitas Sultan Syarief Ali magister sejarah dan peradaban Islam". Jawab Fathur.
"Miss lagi liburan sama keluarga? Nginep dimana? Tanya Fathur

Khaira ingat kembali saat di supermarket beberapa bulan lalu. Hmmm...jadi benar yang kulihat waktu itu adalah dia. Oh ya Allah mengapa dia hadir kembali? Apa rencanaMu dibalik semua ini? Batin Khaira
"Miss? Fathur memanggil Khaira yang tak kunjung menjawab pertanyaannya.
"Waktu mau berangkat aku sempet mau ngubungin miss. Tapi ternyata nomor miss lagi sibuk. Waktu turun dari taksi bandara, rencananya mau ngubungin miss lagi. Tapi sayangnya ponsel aku hilang. Aku lupa apa ketinggalan di taksi atau di toilet umum. Supir taksi bilang ga ada". Fathan ingin Khaira tahu alasannya yang tak berkabar selama di Brunei.
"Jadi miss liburan disini? Sampai kapan?" Ia mengulangi pertanyaannya tadi.

"Miss disini bukan liburan. Sudah hampir satu tahun miss tinggal disini. Dan ternyata kampus kamu sangat dekat dengan rumah miss. Mungkin beberapa bulan yang lalu orang yang miss lihat di supermarket adalah kamu. Tapi miss kehilangan jejak. Dan Allah akhirnya pertemukan kita disini. Hmmm..." Khaira terhenti sejenak sebelum melanjutkan bagian penting yang akan di sampaikannya.

Kamu pasti bisa Khaira. Bisiknya dalam hati. "Kamu lihat gadis dan bayi di rumput sebelah sana?" Khaira menunjuk kearah Khaifa yang dibalas senyum dan anggukan sang adik sebagai isyarat menyapa Fathur.
"Siapa wanita dan bayinya itu miss? Fathan penasaran dan juga bingung mengapa Khaira melibatkan mereka dalam jawabannya itu.

(Bersambung)



#OneDayOnePost
#TantanganCerbung


Bandar Lampung, 27 Desember 2016

Posting Komentar

 
Top