2

Keesokan harinya, Fathur datang menemui Khaira. Mereka berdiskusi seperti biasanya. Ada tawa, canda, dan bahagia menyertai diskusi mereka. Mungkin orang lain akan menganggap bahwa mereka punya hubungan khusus. Disela-sela belajar, mereka sering saling menanyakan tentang kehidupan masing-masing dan rencana masa depan. Sungguh terlihat begitu akrab. Namun, keceriaan sang wanita seketika hilang tatkala sang pria memberitahunya bahwa mulai minggu depan ia tidak bisa belajar bersama lagi. Karena pemuda itu akan melanjutkan study S2 nya di Brunei Darussalam. 

Menjelang maghrib, Fathur pamit pulang sekaligus pamit pada Khaira untuk waktu yang lama. 

"Thanks for everything miss, aku pamit. Doain kuliahku lancar ya", ujar Fathur
"Oh...i..iya", jawab Khaira tergagap. 
"Jangan sedih ya miss(Fathur tersenyum), insyaAllah kita pasti ketemu lagi." Hibur sang murid yang sepertinya menyadari perubahan wajah gurunya yang mungkin sedih. 

Kini tak ada lagi Fathur dikelas. Tak ada lagi yang selalu membuat darah itu berdesir. Tak ada lagi belajar tambahan di waktu senggang. Yang ada kini hanyalah kenangan singkat yang sulit terhapus dari benak Khaira. Sekarang ia benar-benar menyadari bahwa hatinya terpikat oleh Fathur.

"Bagaimana ini ya Allah? Apakah benar aku telah jatuh hati padanya? Tapi aku tak ingin merusak hubunganku dengan Fathan. Dia sudah begitu baik dan sangat mencintaiku. Aku tidak ingin menyakitinya. Aku mencintainya. Tapi mengapa aku terjebak dengan perasaan ini? Ampunilah khilafku ini ya Rabb. Berilah aku jalan keluar dan petunjukMu. Kini kupasrahkan segalanya padaMu. Aku ikhlas menerima semua ketentuanMu. Aamiin ya robbal'alamin". Khaira terisak memanjatkan doa selepas menunaikan sholat isya.

Tak lama setelah itu, Fathan menghubunginya. Ini adalah hal rutin yang ia lakukan jika sang pujaan sudah selesai menunaikan segala aktifitas mengajarnya. 

"Assalamu'alaikum". Sapa Fathan dengan hangatnya.
"Walaikumsalam a", jawab Khaira.

Seperti biasanya, obrolan mereka adalah tentang apa yang dilakukan hari itu. Dan biasanya Fathan terlebih dahulu menanyakan segala hal tentang keadaan kekasihnya. Dan hari itu sang pangeran berfirasat bahwa sang princess sedang dalam suasana gelisah. 

"Neng kenapa? Ko kayak yang lagi ada masalah gitu? Cerita atuh sama aa", kata Fathan
"Ga apa-apa ko a. Cuma lagi cape aja", jawab Khaira menutupi rasa gundahnya.
"Ya udah, senyum atuh. Kan ada aa sekarang. Neng mau dibacain Ar-rahman?" Tanya Fathan 
"Iya a", jawabnya

Khaira mulai merasa nyaman. Kehadiran sang kekasih selalu bisa mengobati segala rasa gundah dan gelisah yang menghinggapinya. Terlebih jika Fathan mulai melantunkan bacaan Alquran untuknya. Suaranya yang merdu mampu menyentuh relung hati pendengarnya. Inilah yang sering membuat Khaira tenang dan nyaman. Dan memang hanya Lelaki itu yang mampu mendatangkan ketenangan hatinya disaat masalah menghampirinya. 

Fathan adalah tempat bertanya, tempat curthat terbaik dan tempat berkeluh kesah ternyaman bagi Khaira. Semua permasalahan yang menderanya seakan-akan terselesaikan jika sudah berbicara dan mendengar suara kekasihnya itu. Hampir empat puluh menit mereka berbicara di saluran telepon itu. Dan kini pembicaraan mulai lebih serius.

(Bersambung)

#OneDayOnePost
#TantanganCerbung


Bandar Lampung, 14 Desember 2016

Posting Komentar

 
Top