5


Anak adalah amanah Allah. Sejatinya, ia adalah milikNya, yang dititipkan dan dipercayakan kepada para orangtua untuk dididik dan diasuh dengan baik. Namun, pada kenyataannya banyak orangtua yang kurang menjaga amanah itu dengan baik. Mereka kerap memperlakukan anak-anak sekehendak hati. Selalu menuntut anak untuk bisa memenuhi hasrat dan keinginan orangtua. Dan jika sang anak gagal, maka itu murni kesalahan anak. Alhasil, emosi orangtua pun meledak, diiringi pula dengan berbagai ucapan buruk yang dilabelkan pada anak. Misalnya: anak bodoh, anak nakal, anak malas, dsb. 


Ketahuilah bahwa perlakuan seperti itu akan berakibat fatal pada anak. Bahkan ucapan-ucapan buruk dan luapan emosi itu bisa menjadi senjata mematikan untuk membunuh anak. Seperti kasus bunuh diri seorang siswi baru-baru ini, yang diakibatkan oleh kemarahan orangtuanya hanya karena nilai ujiannya jelek. Astaghfirullah.


Berprofesi sebagai pendidik, membuat saya sering menemui kasus orangtua yang tidak puas dengan hasil belajar anaknya. Ada yang marah, ada yang kecewa, bahkan pernah ada yang langsung mengancam sang anak didepan saya. Naudzubillah. 


prestasi akademik tidak melulu menjadi patokan utama akan keberhasilan anak. Karena setiap anak mempunyai karunia dan potensinya masing-masing. Jika mereka tak pandai dalam belajar, mungkin saja mereka sangat berbakat dalam bidang lain, misalnya merakit komputer atau melukis. Galilah potensi itu dengan bimbingan dan arahan kita agar mereka pun bisa menjadi orang-orang yang bermanfaat. Ingatlah, hasil ujian tak pernah menjadi tolak ukur kesuksesan. 


Mari jadikan peristiwa bunuh diri beberapa anak, yang dipicu kekecewaan orangtua atas hasil ujian sebagai ibroh berharga, agar tak lagi menghakimi serta menyalahkan mereka karena bodoh dan nilainya jelek. Hargailah setiap hasil yang dicapainya. Karena terlalu memaksa mereka untuk selalu bagus disekolah hanya akan memberikan beban pada anak. Dan itu adalah bentuk eksploitasi. Biarkanlah mereka masih bisa tetap tersenyum meskipun nilainya tidak bagus. Karena jika senyum tulus itu hilang dari wajah mereka, berarti kita telah memadamkan cahaya kehidupannya. 


"Children aren't colouring books. You don't get to fill them with your favourite colours" (Khaled Hosseini)


#PKWriterpreneur
#7DPKW
#DAY1









Posting Komentar

  1. Betul kecerdasan anak bukan hanya dr materi pelajaran saja, tapi banyak kecerdasan lainnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bang Ian. Dan setiap anak itu sudah ada fitrah bakatnya masing-masing

      Hapus
  2. Sebaiknya orangtua menyadari bahwa setiap anak mempunyai potensi sendiri-sendiri. Bagus potensi secara akademik, namun akhlak tidak boleh diabaikan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah itu tu mbak yang sering diabaikan kebanyakan orangtua, akhlak yang baik. mereka terlalu fokus menjadikan anak pandai matematika, bahasa inggris, kimia, dkk. Tetapi lupa pendidikan akhlak dan agamanya

      Hapus
  3. Terima kasih sudah mengingatkan, Mbak
    Memang sering orangtua lupa bahwa tiap anak itu berbeda dan kita harus menghargainya apapun lebih dan kurangnya.

    Btw, maaf Mbak artikelnya bagus, sayangnya saya terganggu dengan latar gambar saat membacanya dari PC, tulisan jadi kurang jelas terbaca. Sekedar saran. Terima kasih:)

    BalasHapus

 
Top