0

Membangun Daerah 3T Menjadi Beranda Indonesia Yang Indah – Indonesia merupakan negara kepulauan paling besar di dunia dengan jumlah pulau mencapai 17.504 pulau. Dengan jumlah pulau yang sangat banyak ini, Indonesia pun menduduki peringkat keempat  sebagai negara dengan populasi penduduk terpadat di dunia. Tak hanya itu, bumi pertiwi yang kaya akan sumber daya alam ini pun telah dikenal sejak lama oleh penduduk dunia sebagai negara yang dianugerahi alam yang elok dan indah. Tak heran sejak dulu banyak negara asing yang tertarik untuk bercokol dan mengusai tanah air tercinta ini.
Sayangnya dibalik segala keindahan dan limpahan kekayaan alam yang dimilikinya, masih terdapat banyak wilayah di Indonesia yang mengalami kesulitan dalam berbagai kebutuhan dan aspek kehidupan. Terutama untuk wilayah-wilayah yang berada di kawasan Indonesia bagian timur, yang selanjutnya daerah-daerah di wilayah ini dikenal dengan sebutan daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Dan sebagian besar daerah di wilayah ini merupakan gerbang yang membatasi antara wilayah Indonesia dengan negara tetangga lainnya. Ini artinya, daerah 3T adalah ibarat halaman depan sebuah rumah, yang akan menggambarkan keadaan bagian dalam rumah (Indonesia).
Bagaimana jika halaman depan (beranda) sebuah negara terlihat banyak kekurangan? Tentunya akan menjadi stigma bagi negara lain tentang pandangannya terhadap Indonesia. Tidak hanya itu, kondisi ini pulalah yang kerap dimanfaatkan negara asing untuk mengeruk kakayaan alam wilayah Indonesia timur. Karena mereka melihat bahwa hal itu sangat mudah untuk menjajah dengan kondisi penduduknya yang terisolasi dan banyak keterbatasan.
Oleh karena itu sangat perlu untuk membangun daerah 3T agar menjadi daerah yang lebih maju dan berkembang. Dan tentunya hal ini akan menjadi menjadi sebuah langkah positif dalam menciptakan perubahan untuk Indonesia yang lebih baik. Terlebih banyak wilayah di Indonesia bagian timur yang memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa. Namun karena keterbatasan, bahkan bisa dikatakan terisolasinya akses, layanan, dan peluang ekonomi masyarakat di daerah 3T, membuat penduduknya tidak bisa maksimal dalam memanfaatkan potensi yang ada.
Sadar akan kondisi ini, pemerintah Indonesia pun semakin giat membangun daerah 3T hingga kini. Dan di era pemerintahan Presiden Jokowi, program ini pun telah menjadi prioritas dalam pemerataan pembangunan hingga pelosok negeri. Presiden menyatakan bahwa, “Bukan hanya membangun Jawa, membangun Sumatra, tapi membangun seluruh pelosok tanah air dari sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote.”


Menurut data yang dimiliki Kementerian Desa, Pembangunan daerah tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT), sampai saat ini masih ada sekitar 67 Kabupaten di Indonesia yang memiliki pulau-pulau kecil dan terluar, dengan 187 wilayah Kecamatan yang masih berstatus terluar dan 122daerah dengan status tertinggal.

Mengapa Begitu Penting Membangun Daerah 3T


Kondisi di daerah 3T sangat jauh dari kata sejahtera dan layak. Begitu banyak masalah yang yang memaksa masyarakat 3T harus hidup dengan segala keterbatasan, kekurangan, dan seolah terisolasi dari dunia luar. Tak hanya itu, bahkan penduduk di daerah 3T masih banyak yang tidak familiar dengan Indonesia sendiri, dan justru lebih mengenal negara tetangga, yang berjarak lebih dekat dengan wilayah mereka, seperti Malaysia. Hal ini karena lokasi mereka yang sangat jauh dari pusat pemerintahan ibukota, dan bahkan mereka pun terisolir serta berada cukup jauh  dari pusat pemerintahan Kecamatan dan Kabupaten.

Dok. Antarafoto.com
Segala permasalahan di daerah 3T atau daerah perbatasan merupakan masalah kita bersama. Mereka adalah bagian dari kita yang patut diperhatikan. Jangan sampai mereka merasa asing hingga merasa tidak dibutuhkan eksistensinya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Masih segar dalam ingatan kasus sengketa Pulau Ligitan dan Sipadan yang menjadi rebutan antara Indonesia dan Malaysia, yang pada akhirnya dua pulau itu dimenangkan pihak Malaysia. Ini adalah sebuah peristiwa yang amat menyakitkan bagi kita, dimana negara asing telah dengan mudahnya mengganggu kedaulatan dan keutuhan NKRI.
Keadaan di wilayah yang masuk ke dalam 3T sangatlah membutuhkan perhatian ekstra, tidak hanya dari pemerintah Indonesia saja, tetapi seluruh lapisan masyarakat yang mampu berdaya untuk membangun daerah 3T. Terlebih pembangunan dan berbagai akses yang dibutuhkan masyarakat 3T masih sangat minim. Tingkat pendidikan rendah, dengan ditambah kurangnya jumlah tenaga pengajar. Tak hanya itu, kondisi lembaga pendidikan dengan segala faktor pendukungnya pun sangatlah memprihatinkan. Selain itu masih banyak faktor lainnya yang juga perlu diatasi seperti masalah layanan publik, kesehatan, infrastruktur, pertumbuhan ekonomi, dan lainnya.
Upaya membangun daerah 3T tidak hanya untuk mewujudkan program pemerataan pembangunan sampai ke pelosok bumi pertiwi. Tetapi juga untuk mengokohkan dan memperkuat pertahanan, keamanan, keutuhan, dan kedaulatan NKRI. Karena gerbang yang kuat tidak akan mudah diruntuhkan. Terutama dari niat pihak-pihak asing demi sebuah kepentingan. Daerah perbatasan adalah laksanan wajah Indonesia. Sehingga sangat penting untuk merias wajah Indonesia ini seindah mungkin. Jadi mari kita bangun perbatasan jadi terasnya Indonesia yang menampilkan wajah Indonesia yang lebih cantik dan kokoh.

Program pemerintah Membangun daerah 3T


Pemerintah Indonesia semakin aktif dalam membangun daerah 3T. Bahkan hal ini telah menjadi prioritas pembangunan bagi kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini juga terlihat dari program dan kampanye pemerintah Indonesia melalui Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dalam upaya pembangunan daerah perbatasan. Citra wilayah di daerah perbatasan tidak boleh hanya dianggap sebagai dapur, tetapi sebagai beranda bagi suatu negara. Daerah perbatasan adalah bagian terdepan rumah kita yang berfungsi untuk menyambut tamu.
Untuk masalah pendidikan di daerah 3T, pemerintah juga telah menyelenggarakan program guna mendukung dan memfasilitasi akses, sarana, dan prasarana pendidikan, seperti dengan adanya Program Indonesia Pintar (PIP), untuk menekan angka putus sekolah dengan sasaran anak usia 6-12 tahun; Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADIK), yang memfasilitasi putra-putri Papua untuk menempuh pendidikan di 39 PTN di luar Papua; Program Sarjana Mendidik di daerah 3T (SM3T); dan Guru Garis Depan (GGD), dengan menyediakan tenaga pendidik di daerah 3T.
Selain program tersebut pemerintah juga telah menyelenggarakan program lainnya demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah 3T, seperti dengan percepatan pembangunan infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, layanan kesehatan, dan lainnya. Namun membangun daerah 3T bukanlah perkara mudah yang bisa dituntaskan dalam waktu cepat. Dibutuhkan peran serta pihak lain untuk bersinergi bersama dan membantu program kerja pemerintah. Salah satunya adalah dengan mengajak para investor untuk menanamkan investasinya di daerah perbatasan. Dengan hadirnya para pelaku usaha di daerah perbatasan, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan serta sejalan dengan program pembangunan di daerah tersebut.

Peran Aktif Pihak Swasta Dalam Membangun Indonesia


Salah satu pihak swasta yang telah berkontribusi aktif dalam pembangunan, baik secara fisik maupun sosial di daerah 3T adalah KORINDO. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1969 ini telah berperan sangat besar dalam pembangunan di daerah perbatasan. Perusahaan ini mulanya fokus pada usaha hardwood dan beralih ke usaha plywood di tahun 1979, usaha kertas Koran di tahun 1984, usaha perkebunan kayu di tahun 1993, dan usaha perkebunan kelapa sawit di tahun 1995, industri kayu di tahun 2013, dan proyek percontohan penanaman padi di Merauke pada tahun 2016.
KORINDO adalah perusahaan yang sangat peduli akan pembangunan bangsa serta memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan. Hal ini sejalan dengan visi perusahaan, yaitu membangun hubungan yang harmonis antara kegiatan bisnis perusahaan dengan masyarakat dan pemangku kepentingan terkait lainnya, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian secara terus-menerus.
KORINDO adalah salah satu wujud sukses dalam upaya membangun investasi yang kondusif di daerah perbatasan, yang telah diaplikasikan di Boven Digoel dan Merauke, Provinsi Papua. Keterbatasan infrastruktur di wilayah itu tidak menjadi hambatan bagi KORINDO untuk membangun daerah perbatasan tersebut. KORINDO bahkan sukses membangun usaha serta memberikan kontribusi yang sangat signifikan bagi pemerintah daerah serta masyarakat di sekitarnya.
Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa wilayah Papua merupakan salah satu wilayah dengan potensi yang menjadi primadona dalam pengembangan di bidang industri kehutanan. Hal ini tak lain karena bentang alam Papua  yang sangat luas, subur, serta masih banyaknya wilayah yang belum dimanfaatkan secara optimal. Ini artinya, industri kehutanan adalah penyumbang paling besar bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Papua. Selain itu, Provinsi Papua juga memiliki potensi alam yang indah serta kebudayaan yang masih sangat original, yang merupakan khasanah kekayaan budaya bangsa.
Karena hal itulah, KORINDO mengembangkan konsep usaha industri yang ramah dengan lingkungan, yaitu melalui pembangunan bidang kehutanan dan perkebunan kelapa sawit. Lewat industri ini pula, KORINDO telah berkontribusi dalam menyerap banyak tenaga kerja, khususnya di wilayah Papua sebanyak 10. 000 orang. Kontribusi KORINDO dalam pembangunan negeri tidak hanya sebatas di wilayah Papua dan sekitarnya saja. Tetapi telah menjangkau wilayah lainnya di beberapa tanah air, seperti donor darah dan penghijauan lingkungan. Inilah bukti bahwa perusahaan tidak hanya berfungsi sebagai investor, tetapi juga sebagai jembatan fasilitator pembangunan dan keseahteraan masyarakat. Simak video singkat kontribusi KORINDO bahi negeri berikut.


Program Corporate Social Responsibility (CSR) KORINDO 

Dalam menjalankan kegiatan CSR ini, KORINDO memfokuskan kegiatan pada 5 aspek strategis, yaitu di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan lingkungan.

1.      Ekonomi
KORINDO terus berupaya untuk memberikan kontribusi terbaiknya pada bangsa dan negeri ini. Salah satu dukungan tersebut adalah dengan memajukan kesejahteraan dan perekonomian bagi masyarakat Papua. Di Papua, KORINDO menyelenggarakan berbagai kegiatan guna menciptakan kemandirian ekonomi masyarakat, seperti dengan membantu para petani menanam padi, berkebun, dan memberdayakan mereka agar mampu sejahtera secara mandiri.



2.      Pendidikan
Pendidikan adalah satu satu media menciptakan generasi penerus yang gemilang. KORINDO terus berperan aktif dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan mendukung dan membantu masyarakat perbatasan, untuk mendapatkan sarana dan prasaran pendidikan yang layak, seperti pembangunan gedung sekolah, penyediaan transportasi ke sekolah, bantuan peralatan mengajar, hingga beasiswa. Dan hal ini tidak semata dilakukan di daerah Papua saja. Program beasiswa KORINDO pun telah dirasakan putra-putri bangsa di wilayah lainnya.  


3.      Kesehatan
Kepedulian KORINDO di bidang kesehatan di wilayah 3T Papua adalah dengan didirikannya fasilitas medis bernama Klinik Asiki. Klinik yang berada di lokasi pedalaman ini telah mendapat predikat sebagai klinik terbaik tingkat Papua versi BPJS Kesehatan di tahun 2017. Klinik ini hadir sebagai upaya memberikan pelayanan terbaik di bidang kesehatan bagi masyarakat Papua. Terutama dalam hal menekan angka kematian bagi ibu melahirkan.


Klinik Asiki yang diresmikan tanggal 2 September 2017 ini berada di Desa Asiki, Kabupaten Boven Digoel, Papua. Klinik yang bahkan beroperasi 24 jam setiap harinya ini awalnya berada di area dalam perusahaan. Tetapi karena karena kesulitan warga dalam mengakses langsung layanan klinik, maka klinik ini pun didirikan di luar wilayah perusahaan.

Dr. Firman yang bergabung sejak tahun 2005 menyatakan bahwa, salah satu alasan klinik dibangun di luar perusahaan karena untuk memudahkan akses bagi masyarakat sekitar.( dikutip dari laman KORINDO News). Pelayanan kesehatan pun tidak hanya sebatas melayani pasien yang datang saja, tetapi tenaga medis di sini juga kerap mengadakan penyuluhan tentang arti pentingnya kesehatan melalui radio, ke sekolah-sekolah hingga pelosok desa.

Klinik Asiki

Selain pelayanan kesehatan di klinik, kini Klinik Asiki juga telah memiliki program terbaru di bidang kesehatan, yaitu dengan pengadaan “Mobile Service”, yang beroperasi ke kampung-kampung terpencil di perbatasan yang tidak terjangkau layanan kesehatan dan peralatan medis. Para dokter dari Klinik Asiki akan mendatangi langsung para pasien.  

4.      Infrastruktur
Peran aktif KORINDO dalam pembangunan infrastruktur telah banyak dirasakan masyarakat. Terutama bagi mereka yang tinggal di perbatasan. Banyak warga kesulitan mengakses lokasi karena minimnya sarana penghubung. Tak hanya itu banyak warga di daerah 3T yang hidup dengan penerangan seadanya karena tidak tersedianya sarana penerangan listrik. Kebutuhan akan air bersih dan layak konsumsi pun sangat sulit mereka dapatkan. 

Pengadaan sarana air bersih

Inilah derita dan keprihatinan yang dialami masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan. Bukan pemerintah tidak berperan. Hanya saja upaya yang dilakukan belum mampu menjangkau seluruh wilayah. Di sinilah bukti nyata peran KORINDO. Bahwa mereka mampu menjadi jembatan bagi pemerintah untuk membangun daerah perbatasan. Wujud kontribusi yang telah dilakukan KORINDO adalah dengan bantuan perbaikan jembatan, perbaikan jalan, pembuatan sarana olahraga, tempat ibadah, pengadaaan sarana air bersih, pengadaan listrik, dan lainnya.

5.      Lingkungan
KORINDO yang memiliki visi “Green Tomorrow”, selalu berupaya untuk melestarikan lingkungan dengan mengadakan berbagai kegiatan terkait pelestarian dan penghijauan alam. Diantara kegiatan yang telah dilakukan adalah menyediakan 200 tempat sampah SD, SMP, dan SMA di wilayah Pancoran; memberikan penyuluhan tentang konservasi lingkungan bagi warga yang tinggal di pinggir sungai dan pedesaan; menanam 221.600 tanaman produktif di Bogor, Wonogiri, Papua, dan Timor Leste.


Program penghijauan
dan peduli kelestarian alam

Penghargaan Padmamitra Award Untuk KORINDO

KORINDO memang telah berkomitmen untuk terus melakukan berbagai upaya dalam membangun masyarakat secara berkelanjutan melalui program-program CSR/CSC mereka. Kegiatan yang fokus pada 5 aspek strategis (pendidikan, kesehatan, lingkungan, infrastruktur, dan ekonomi) ini sejalan dengan filosofi perusahaan, yaitu membangn hubungan yang harmonis, menguntungkan, dan berkelanjutan antara masyarakat dan para pemangku kepentingan demi mencapai kemajuan dan kesejahteraan.

 Padmamitra Award

Pada tahun 2018, KORINDO pun mendapatkan penghargaan bergengsi, melalui salah satu unit bisnisnya di Papua, PT Tunas Sawa Erma (TSE), yaitu Padmamitra Award  dalam kategori penanganan keterpencilan oleh Kementerian Sosial RI. Ini adalah penghargaan tertinggi yang diberikan negara kepda dunia usaha atas peran serta, kontribusi, dan perhatiannya kepada kondisi sosial masyarakat. Dalam penghargaan ini TSE berhasil meraih penghargaan terkait penanganan keterpencilan melalui program pelayanan kesehatan bagi masyarakat di daerah 3T.

Membangun wilayah yang masuk kawasan tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) memang tidaklah mudah. Namun hal ini bukan suatu kemustahilan untuk kita bisa menjadikan wilayah 3T atau perbatasan menjadi beranda Indonesia yang lebih baik, maju, dan berkembang.

#Beberapa informasi, video, dan foto diambil dari situs resmi web KORINDO, Korindo News, dan media sosial Instagram Korindo, yang disesuaikan penulis. 

Posting Komentar

 
Top