0

8 Tradisi Khas Lebaran Minangkabau Yang Masih Terpelihara – Tak terasa kita telah berada di detik-detik mendekati perisahan dengan bulan suci Ramadhan. Dan tak lama lagi kita semua akan menyambut hari kemenangan, hari raya Idul Fitri. Inilah hari raya besar umat Muslim yang dipenuhi dengan nuansa menyenangkan.  Silahturahmi besar-besaran dan beragam hidangan lezat khas hari raya pun akan menjadi tontonan wajib setiap Lebaran tiba. Tak hanya itu, kebahagiaan menyambut datangnya hari raya juga di meriahkan dengan berbagai kegiatan yang telah mejadi tradisi turun temurun di masyarakat. Bahkan setiap daerah di Indonesia punya cara dan tradisinya sendiri dalam merayakan hari raya Idul Fitri. Salah satunya adalah tradisi lebaran masyarakat Minangkabau, Padang, Sumatra Barat.

Bagi setiap Muslim, Lebaran adalah sesuatu yang amat spesial. Tak heran jika momentum hari raya ini diwarnai dengan berbagai keunikan. Begitu pun dengan masyarakat di Sumatra Barat. Masyarakat di Tanah Minang biasanya akan menggelar berbagai kegiatan khas Lebaran sebagai wujud rasa syukur atas karunia Allah dan sebagai wadah mempererat persaudaraan sesama warga Minang. Nah, berikut ada 8 (delapan) tradisi orang Minang ketika merayakan hari raya Idul Fitri.

8 Tradisi Khas Lebaran Masyarakat Minangkabau


1.      Pulang Basamo



Secara umum pulang basamo hampir sama dengan tradisi mudik yang kerap dilakukan masyarakat Indonesia ketika hari raya Idul Fitri tiba. Namun tradisi pulang kampung orang Minang ini agak sedikit berbeda dengan yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia.

Pulang basomo adalah pulangnya para perantau Minang ke kampung halaman secara bersama-sama. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh ikatan keluarga Minang di tanah rantau. Nuansa kekerabatan, persaudaraan, serta kepedulian terasa sangat kental dalam momen ini. Bisa dikatakan sudah sangat mendarah daging. Bahkan orang Minang akan patungan ongkos jika ada anggota kekerabatan yang kesulitan untuk bisa pulang basamo. 

Sesampainya di tanah Minang, para masyarakat akan menyambut kedatangan para perantau dengan penuh suka cita. Terkadang mereka juga memasang spanduk ucapan selamat datang. Selain bersilahturahmi, di kampung halaman ini para masyarakat dan perantau biasanya akan menggelar acara hiburan dan bakti sosial serta mengumpulkan dana yang kemudian digunakan untuk membangun kampung. 

Ketika perantau pulang kembali ke tanah rantau, masyarakat Minang akan mengiringi melepas perantau sambil diiringi doa. Momen ini benar-benar menunjukkan kuatnya persaudaraan orang Minang. 

2.      Manambang


Source: covesia.com
 Menambang merupakan kegiatan yang biasanya dilakukan anak-anak di saat momen hari raya Idul Fitri tiba. Setelah sholat ied, anak-anak akan bergerombol bertamu ke setiap rumah. Dan pihak tuan rumah biasanya akan memberikan sejumlah uang sebagai THR. Kegiatan ini akan melatih anak untuk belajar bersosialisasi dengan orang lain. 

3.      Maanta Lamang (Manjalang)

 Manjalang merupakan tradisi yang dilakukan para istri orang Minang sepekan menjelang hari raya tiba. Para istri ini akan datang ke rumah mertua dan kekuarganya dengan membawa kuliner khas Padang, seperti lamang, tapai ketan, lapek sipuluik, ondeh-ondeh, nasi beserta sambalnya. Tradisi yang telah ada sejak lama ini merupakan wadah untuk semakin mempererat silahturahmi antara istri dengan keluarga suami. 

4.      Kabau Sirah

 Tradisi kabau sirah adalah acara memotong kerbau yang dilakukan secara berkelompok dari setiap surau suku. Hasil sembelihan kemudian diolah menjadi berbagai jenis masakan khas Padang, yang kemudian dibagikan ke masyarakat.

5.      Hidangan Lebaran



 Orang Padang terkenal dengan masakannya yang bercita rasa lezat. Nah di momen idul fitri ini biasanya akan tersaji banyak aneka kuliner khas Sumatra Barat yang menggiurkan. Bahkan masyarakat Padang rela menghabiskan dana lebih untuk bisa menyajikan hidangan terbaik bagi keluarga dan para tamu. 
6.      Bantai Adat

  Kegiatan ini hampir sama dengan kabau sirah. Masyarakat akan melakukan penyembilah hewan yang kemudian akan dibagikan ke seluruh warga kampung. Setiap orang dapat memesan sejumlah daging sesuai kebutuhan. Dan biasanya banyak dari mereka akan memesan dalam jumlah besar. Karena daging itu akan dibagi dengan yang lain.

7.      Kue VOC

   Saat Idul Fitri akan banyak hidangan khas Padang yang tersaji. Salah satu yang melegenda adalah kue VOC. Kue kuno ini telah ada sejak masa penjajahan Belanda. Dan merupakan kue yang sangat digemari orang Belanda saat itu. Itulah mengapa kue ini dinamakan kue VOC. Keunikan kue terletak pada model dan rasanya. Biasanya toko yang menjual kue akan memajang kue tersebut di dalam sebuah lemari tua yang antik. 

8.      Gema Takbir Di Surau Dan Masjid


Source: Kumpulan DP BBM
  Seperti halnya di daerah lain di Indonesia saat menyambut dan merayakan hari Idul Fitri, di Padang juga gema takbir tak henti-hentinya berkumandang dari surau-surau dan masjid-masjid. Suasana penuh bahagia menyambut hari kemenangan lewat lantunan takbir ini akan berlangsung hingga subuh menjelang. Tak hanya itu, anak-anak dan para pemuda biasanya berkeliling kampung sambil melantunkan takbir. 

 Demikianlah 8 tradisi khas Lebaran Minangkabau yang hingga saat ini masih terpelihara dengan baik. Tradisi ini adalah bagian dari khasanah kekayaan budaya bangsa yang patut kita jaga dan lestarikan. Karena dalam setiap tradisi pasti terkandung makna mendalam dan nilai-nilai luhur, yang menunjukkan ciri bangsa Indonesia yang indah. Selamat hari raya Idul Fitri 1440 Hijriyah. Taqobballahu minna wa minkum. 

Posting Komentar

 
Top